🟢Bab 25

745 40 2
                                    

Selamat hari kamis🥰

Udah kangen Erwin belum?

Yaudah, langsung aja ya

Setelah bertemu papa Candra dan memberikan berkasnya, Erwin merasa kesal karena karyawan lain di kantor yang notabenenya cowok, terus memperhatikan Thalita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah bertemu papa Candra dan memberikan berkasnya, Erwin merasa kesal karena karyawan lain di kantor yang notabenenya cowok, terus memperhatikan Thalita. Kecantikan perempuan itu benar-benar jadi konsumsi publik.

"Oh ya, nanti mampir ke supermarket dulu, ya? Gue lagi pengen marshmellow," pinta Thalita. Dia sendiri tak sadar penyebab beberapa lelaki jatuh karena tersandung kakinya sendiri, ada juga yang sampai salah masuk lift. Bahkan ada yang hendak minum kopi, tapi yang sampai ke mulut bukan cangkir berisi kopi, melainkan tatakan cangkir yang kosong.

Erwin mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, berusaha menahan emosinya.

"Win? Mau, ya?" bujuk Thalita. Dia heran kenapa Erwin tak menjawab.

Hingga Erwin menghentikan langkahnya, dia langsung mengacak-acak seluruh rambut Thalita. Rambut rapih itu kini berubah seperti rambut seseorang yang habis kesetrum.

"Erwin! Lo apa-apaan sih!" Thalita kesal.

"Tutupin mukanya!" Erwin berkata sebelum keluar kantor duluan. Meninggalkan Thalita yang berdecak sebal, sekaligus bingung dengan tingkah Erwin.

Thalita bergumam, "Emang muka gue serem?"

***

Sampai di rumah, Thalita terus ngoceh tanpa henti. Dia masih kesal karena perlakuan Erwin padanya di kantor.

"Lo gak tahu seeffort apa gue buat setting nih rambut! Enak banget lo ngerusak gitu aja di depan banyak orang, gue malu, Win!" Thalita mengikuti Erwin yang berjalan menuju dapur dengan santai. Perempuan itu akan melampiaskan semua kekesalannya saat ini juga.

Erwin menganggap Thalita seperti radio yang suaranya tidak untuk ditanggapi. Dia membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin dan sebuah yoghurt. Dia tampak menikmati ocehan Thalita bagaikan sebuah lagu.

"Win! Lo dengerin gue gak sih?" Thalita geram.

Thalita merebut yoghurt dari tangan Erwin ketika cowok itu hendak melahapnya.

"Tha, balikin." Erwin menagihnya.

"Gak!" tolaknya tegas. "Jelasin dulu kenapa lo permalukan gue tadi?"

Erwin menghela napas berat, lalu membalas, "Kenapa jadi lo yang marah? Harusnya gue."

"Emang lo marah kenapa?" tanya Thalita bingung.

ISTRI RAHASIA ERWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang