🟢Bab 14

786 42 2
                                    

Assalamualaikum, everybody!

Hmm, gimana ya?

Aku bingung mau ngomong apa🥲

Maaf ya, gak pernah muncul kasih kata sambutan dari bab pertama.

Alasannya simple sih, bukan karena aku dingin atau sok keren ya. Tapi karena jaringan aku susah buat akses WP, ini aja update pake wifi di tempat kerja. Jadi males kalo ngetik banyak-banyak 😁

Hadirin yang berbahagia ... Bahagia kan? Bahagia dong, masa enggak?

Sampai bab ini, kamu udah suka apa belum sama Erwin?

Erwin mendekati type cowok kamu gak sih?

Udah dulu ya? Langsung aja ke inti ceritanya.

Cekidotttt!

"Erwin! Sejak kapan lo suka pakai BH?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Erwin! Sejak kapan lo suka pakai BH?"

Semua mata yang masih sadar otomatis tertuju pada Wahyu yang berdiri di lantai dua. Dia menenteng sebuah benda berwarna pink, tentunya bukan barang cowok.

Mereka semua syok, terutama Erwin. Dia meneguk ludah dengan susah payah. Wajahnya pucat pasi. Dia tahu betul benda itu milik siapa. Tidak mungkin Erwin jujur. Bibirnya seolah beku.

"Wow, ternyata diam-diam ketua genk kota kolektor BH," ledek Bambang.

"Atau jangan-jangan yang dikoleksi itu yang pake BH-nya?" tambah Robby.

Berbagai tuduhan yang makin lama makin ngaco, muncul dari mulut teman-temannya. Erwin kelimpungan sendiri, semakin panik ketika teman-temannya berbondong-bondong grebek kamarnya.

"Kalian mau ngapain?"

Mereka berlarian menaiki anak tangga. Masuk ke kamar Erwin tanpa izin sang pemilik. Mereka menggeledah dengan tak tahu diri.

"Pasti ada cabe-cabean yang lo sembunyiin," kata Andhika memeriksa kamar mandi.

"Nggak ada!" tepis Erwin dari ambang pintu. Wajahnya semakin pucat, khawatir jika mereka menemukan pakaian Thalita yang lain. Bisa gawat.

Erwin melirik Wahyu yang masih memandang BH pink di tangannya seolah menerawang.

"Gue ramal, pemilik benda ini orangnya cantik," kata Wahyu ngelantur.

"Win, ini lipstik siapa?" tanya Bambang memegang benda kecil yang dia ambil dari meja pojok kamar.

Semua mata memandang Erwin yang mati kata. Dia sesekali menjilat bibirnya yang kering, agar tak terlalu nampak gugup.

"Ya ampun, Mama cari dari tadi ternyata di sini." Tari tiba-tiba datang, menghampiri Wahyu dan merebut BH di tangannya.

Semua orang memandang Tari bertanya-tanya.

"Maaf, ya, tadi waktu angkat cucian daleman Tante keselip di baju Erwin," tambah Tari tersenyum lebar. Sebelum pergi membawa dalaman itu, Tari berkata, "Jangan khawatir, Erwin gak doyan pakai ginian."

***

Pagi yang cerah. Thalita duduk di balkon ditemani teh hangat yang membuatnya merasa hangat di tengah dinginnya udara pagi.

"Baby shark dudududu, baby shark dudududu." Thalita ikut bersenandung diiringi lagu dalam video YouTube bergambar bayi hiu.

Benar-benar seperti anak kecil.

Drrthh!

Sebuah pesan dari Tari masuk, Thalita segera membukanya.

"Ta, Mama kirim vitamin kamu yang kemarin ketinggalan. Sama ada soto kesukaan kamu buat nanti sarapan, ya? Bentar lagi pak Tono sampai," kata Tari dalam pesannya. Pak Tono adalah supir keluarga Erwin.

Thalita tersenyum, bersyukur sekali memiliki mertua yang sangat menyayanginya. Walaupun dia sadar betul, Tari bersikap seperti itu atas dasar rasa bersalah dan bentuk tanggung jawab.

Apapun alasannya, Thalita senang.

Dia beranjak ke ruang tamu, menunggu mobil pak Tono terdengar. Cukup lama, Thalita bosan menunggu. Dia membuka pintu untuk memeriksa, dan dia langsung melihat sebuah kotak berbungkus kertas kado dan berhias pita, bertengger di depan pintu.

"Pak Tono mana? Kenapa sotonya dibungkus rapi banget?" Thalita bergumam, dia bertanya-tanya.

Dia mengambil kotak itu dan hendak membawanya ke dalam. Mencoba berpikir positif, mungkin tadi pak Tono buru-buru dan langsung pergi.

Baru saja Thalita hendak menutup pintu, suara pria bersamaan dengan suara mobil pun terdengar.

"Non, ini kiriman dari nyonya Tari," kata pak Tono sembari menjulurkan sebuah rantang dan paper bag kecil.

Thalita mengernyit. "Ini dari mama?"

"Iya, Non."

Thalita memandang kotak di tangannya penuh tanda tanyanya. "Lalu, ini dari siapa?"

Kalian suka baca tanpa cuap-cuap Author, atau disertai cuap-cuap gajelas dari author ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian suka baca tanpa cuap-cuap Author, atau disertai cuap-cuap gajelas dari author ini?

Komen ya.. thank you 🥰

Love you sekebonnn❤️

ISTRI RAHASIA ERWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang