🟢Bab 31

802 35 0
                                    

Video di atas udah cocok belum ya sama isi bab ini kira-kira?

Video di atas udah cocok belum ya sama isi bab ini kira-kira?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erwin menyapa readers dulu, katanya gini, "Halo, gue Erwin. Gue gak suka nyapa orang duluan, apalagi nanya hal basa-basi. Author maksa gue buat nyapa kalian. Udah ya, gue sibuk."

Waduh, Erwin emang susah buat dipaksa😭

Sudahlah, mending baca aja langsung.

Erwin dan Thalita sudah pergi dari tempat persembunyiannya, juga sudah mengambil motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erwin dan Thalita sudah pergi dari tempat persembunyiannya, juga sudah mengambil motor.

Dalam perjalanan, mereka tak bicara sama sekali. Suasana mendadak canggung, ditambah angin malam yang menusuk pori-pori mereka.

Sebelum pergi, Erwin memberikan jaketnya untuk Thalita pakai, untuk menutupi lekuk tubuhnya yang terlihat karena baju yang ketat.

"Dia tadi bilang jatuh cinta, beneran gak ya?" pikir Thalita. Dia over thinking sejak tadi, ingin bertanya tapi malu.

"Gue tadi terlalu romantis gak ya? Ntar Thalita ilfeel lagi sama gue," pikir Erwin.

Jantung mereka sama-sama berdebar kencang karena pikiran mereka sendiri. Thalita salah tingkah karena pernyataan cinta Erwin tadi, lain dengan Erwin yang ragu.

Tiba-tiba, motor Erwin berhenti mendadak.

"Apaan nih?" Erwin memekik ketika mesinnya mati. Jelas mogok itu motor.

"Mogok?" tanya Thalita.

Mereka pun membawa motor itu ke bengkel terdekat.

Singkat cerita, Erwin dan Thalita duduk di bengkel, menunggu motor Erwin yang sedang ditangani. Mereka sudah duduk sejak lima menit yang lalu, dan tak ada interaksi sama sekali.

Erwin sesekali melirik Thalita, begitu pun sebaliknya. Seolah ingin memulai topik, tapi selalu gagal karena terhalang ego masing-masing.

"Tha."

"Win."

Mereka memanggil bersamaan, membuat suasana semakin canggung.

Thalita memainkan ujung jaketnya untuk mengontrol rasa gugupnya, sedangkan Erwin terus celingukan, mencari objek lain untuk dilihat. Dia juga tak kalah gugup dari Thalita.

ISTRI RAHASIA ERWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang