Erwin tak menduga jika Thalita masuk ke tempat seperti ini. Yah, dia melihat Thalita berada di antara orang-orang ketika akan masuk club.
Di sinilah dia sekarang, berdiri di dekat pintu masuk sembari mengawasi Thalita yang sedang berada di bar untuk memesan minuman. Erwin ingin lihat, sejauh mana dia bertindak.
Dari gerak-gerik Thalita yang canggung, bahkan ketika perempuan itu bergabung ke lantai dansa, Erwin bisa memastikan bahwa ini pertama kalinya Thalita ke tempat ini. Sangat kaku.
Erwin was-was melihat Thalita hendak minum, dia bersiap untuk mencegah. Jantungnya berdebar kencang, tiba-tiba cemas melihat Thalita mual. Akhirnya, perempuan itu muntah di jaket cowok di dekatnya.
"Gawat," gumamnya.
Erwin masih berusaha tenang, dia berjalan dengan santai menghampiri lokasi yang sudah jadi pusat perhatian. Dia sampai di lantai dansa dan melihat yang dilakukan cowok itu benar-benar mencurigakan.
Cowok berusia delapan belas tahun itu segera mendekat tanpa pikir panjang ketika mendapati wajah Thalita yang ketakutan.
'Bhug!'
Erwin menarik rambut cowok itu dan melemparnya ke meja bar, membuat semua orang memekik kaget.
Dia berpandangan dengan Thalita, lalu berkata, "Gue pernah bilang, kan? Jangan dandan di depan cowok lain!"
Thalita yang masih dipenuhi amarah pun langsung membantah, "Lo yang maksa gue kayak gini!"
Cowok asing tadi bangkit, memandang Erwin berapi-api. "Bangsat!" Cowok itu hendak menyerang Erwin dengan tinjunya.
Erwin langsung menepis tinju itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Thalita. "Kalau lo kenapa-napa, gue juga yang kena!"
"Biarin! Emang itu tujuan gue!" bantah Thalita.
"Lo boleh marah sama gue, tapi gak seharusnya ngorbanin harga diri lo kayak gini!" tegas Erwin, tepat ketika cowok asing itu menyerang lagi. "Ntar dulu bisa gak?" bentaknya pada cowok itu sembari menendang tubuhnya.
"Lo bicara seolah lo tahu apa itu harga diri!" Thalita membalas tak kalah tegas.
"Woy! Sini lo kalau berani!" Cowok asing itu kembali menyerang Erwin dengan menendang perutnya, membuatnya terpental hingga jatuh.
Erwin bangkit sembari memegangi perutnya yang nyeri, dia berkata pada Thalita sembari menendang balik cowok asing itu, "Iya, lo bener. Gue gak tahu apa itu harga diri, mastiin perasaan aja gue gak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI RAHASIA ERWIN
Teen Fiction[UPDATE SESUAI TARGET!] . "Kakak gue yang bikin lo bunting, kenapa gue yang harus nikahin?" - Erwin. ***** Hidup seorang ketua genk motor yang diidolakan banyak gadis, tak semulus kelihatannya. Sifat dingin dan cuek Erwin bukan tanpa alasan, ada ban...