🟢Bab 42

550 30 4
                                    

Huaa telat lagi😭
Nulisnya mepet banget soalnya, belakangan banyak kerjaan. Pas mau nulis eh kecapean.

Apa diubah aja ya jadwal updatenya?

Seminggu sekali gitu?

Setuju gak?


Raka berdiri di depan rumah Thalita sejak pagi, dia bersembunyi di balik semak-semak. Dia sengaja bolos sekolah hanya untuk melihat Thalita yang sedang duduk santai di balkon kamarnya.

Perempuan itu sesekali tertawa karena video lucu yang dia tonton di sosial media. Tawa itu membuat Raka rasanya melayang di udara. Dia begitu terpesona dengan kecantikan Thalita yang menurutnya tercantik di dunia.

"Andai gue alasan tawa itu," gumamnya pelan. Dia tersenyum penuh harap, tanpa mengalihkan pandangannya dari Thalita.

Raka bergegas memotret Thalita dengan ponselnya, tak lupa ia memperbesar gambarnya hingga hanya menampilkan wajah Thalita.

Dia mengirim foto itu ke nomor Thalita dengan satu kalimat, "Aku bersedia menghancurkan dunia demi tawa tercantik yang pernah ada."

Raka kembali memandang Thalita di antara dedaunan yang menyembunyikan tubuhnya. Perempuan itu tampak syok usai melihat pesan dari Raka. Dia langsung celingukan ke halaman depan rumahnya, sementara Raka segera bersembunyi.

"Siapa di sana?" teriak Thalita, panik.

Thalita menelepon nomor Raka, tapi tak dijawab olehnya secara sengaja. Jika Raka bicara, Thalita pasti mengenali suaranya. Raka tidak mau itu.

"Brengsek banget nih orang!" umpat Thalita geram.

Dia membalas pesan Raka, "Lo siapa? Kalau berani tunjukkan wajah lo!"

Thalita mondar-mandir, cemas menunggu balasan Raka yang tak kunjung ia terima. Dia menoleh ke semak-semak yang sekiranya jadi arah angel dari foto itu. Dia yakin, orang itu ada di sana.

Thalita segera turun ke bawah, melewati Ratih yang bertanya, "Mau ke mana, Tha?"

Perempuan itu mengabaikannya, dia langsung keluar menuju semak itu. Tidak ada siapa-siapa, bahkan di semak sebelahnya juga kosong. Thalita berusaha mencari ke seluruh halaman rumahnya, bahkan ke rumah tetangga, tapi tidak ada siapa pun.

"Cari apa?" Suara cowok mengagetkan Thalita dari belakang.

Sontak, Thalita langsung berbalik. Raka tersenyum lebar pada Thalita yang masih mengatur napasnya.

"Raka! Lo ngagetin gue!" protes Thalita.

"Maaf," kata Raka.

"Lo ngapain di sini? Gak sekolah?" tanya Thalita heran.

"Gue baru dari apotek, beli obat buat nyokap gue yang lagi sakit," jawab Raka sembari menunjukkan kantong kresek berisi beberapa kemasan kapsul.

Thalita manggut-manggut, dia menghela napas berat sembari celingukan mencari orang yang mengirimkannya pesan.

ISTRI RAHASIA ERWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang