Haiiii... Erwin comeback setelah sekian lama😭
Kangen gak?
Yang merasa kangen komen plissss🙏
Kalau masih banyak yang nungguin, aku segera lanjut bab 47 dst.
Erwin dan Thalita langsung meluncur ke rumah sakit usai melihat isi pesan dari asisten rumah tangganya yang memberitahukan tentang kecelakaan sang papa."Erwin!" Tari berlari, langsung berhambur dalam pelukan putranya ketika ia datang. Tari terisak hebat dalam dekapan Erwin.
"Papa akan baik-baik saja, Ma," bisik Erwin, lembut. Dia mengelus punggung Tari, berusaha menenangkan sang Mama. Meskipun dia juga tak kalah terpukulnya.
Trauma akan kepergian Irwan masih belum bisa hilang, Erwin tak mau kehilangan terjadi lagi di keluarganya.
Thalita memandang Tari, dadanya ikut sakit melihat tangis itu. Apalagi Tari adalah sosok yang sangat menyayanginya. "Ma," panggilnya.
Tari melepas pelukannya, perlahan meredakan isakannya dan memandang Thalita. Dia mengulurkan tangannya, menggenggam jemari Thalita erat.
"Jangan katakan semua akan baik-baik saja, Tha," pinta Tari, seolah sudah tahu apa yang akan Thalita katakan melalui sorot matanya. "Mama takut kecewa lagi," lanjutnya.
Thalita langsung memeluk Tari, memberikan kehangatan seperti biasanya Tari berikan padanya.
Selagi dua perempuan itu berpelukan, Erwin beranjak menuju pintu UGD untuk melihat ke dalam melalui kaca buram. Rasa takut menyelimuti hatinya, dia tak akan mengampuni siapapun yang membuat keluarganya berantakan.
Saat kecelakaan Irwan, dia tak bisa menyalahkan siapa-siapa karena itu kecelakaan tunggal. Untuk kali ini, Erwin akan mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.
***
Raka baru saja sampai ke taman bermain ketika Thalita sudah pergi. Dia berkeliling taman seperti orang gila, dia juga terus memanggil nama Thalita.
"Sial!" umpatnya frustasi.
Raka segera beranjak dari sana usai memeriksa kembali lokasi Thalita melalui ponselnya. Di tengah perjalanan, Raka terpaksa menepi karena ponselnya berdering.
Nomor tak dikenal itu membuat tangan Raka gemetar, dia tahu nomor itu milik siapa. Raka ragu saat akan menerima panggilan itu, tapi dia tak ada pilihan lain.
"Halo?"
***
Dokter sudah menyatakan kondisi Candra mulai stabil usai ditangani. Kini Candra dipindahkan ke ruang rawat VVIP dalam keadaan masih tak sadarkan diri.
Tari duduk di samping ranjang tempat Candra berbaring, matanya sembap karena terlalu banyak menangis. Thalita duduk di sofa, sembari memandang Tari dengan tatapan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI RAHASIA ERWIN
Teen Fiction[UPDATE SESUAI TARGET!] . "Kakak gue yang bikin lo bunting, kenapa gue yang harus nikahin?" - Erwin. ***** Hidup seorang ketua genk motor yang diidolakan banyak gadis, tak semulus kelihatannya. Sifat dingin dan cuek Erwin bukan tanpa alasan, ada ban...