Part 32

162 34 12
                                    

Jangan beritahu Loila, itu bisa merusak rencana Paman Bisma. Pria tua itu akan sangat marah, dan akan membunuhmu jika kamu nekat memberitahu Loila. Kepribadian cerianya bisa berubah.

Aku tahu rambut Loila warna jingga, pun matanya. Aku melihat dia bersama Aciel waktu kecil. Mereka tinggal bersama.

Loila itu anak angkat.

Loila berasal dari pulau terpencil, penghuni pulau itu berciri khas sama seperti Loila. Mereka diburu, dibantai habis, menyisakan Loila seorang. Aciel yang membawa Loila pergi dari pulau itu ketika masih umur 10 tahun.

Aku kaget Loila masih hidup, dulu aku dan Paman menguntit Aciel yang datang ke pemakaman Loila. Paman senang sekali ketika menemukan Loila tersesat di wilayahnya. Mata dan rambut jingga, si calon menantu.

Aku yakin Paman ingin memanfaatkan Loila agar bisa bertatap muka dan ngobrol dengan anaknya. Dia sudah bosan hidup.

Gress terdiam di depan pintu kamar, memegang knop tapi belum masuk sejak tadi. Kata-kata Jino bersarang di otaknya, tidak ia sangka mendapat informasi sebanyak itu dari Jino. Kencan ini tidak merugikan sama sekali ternyata. Gress bersyukur meluangkan waktu untuk Jino.

Masuk ke kamar dia langsung melihat Loila yang tengah membaca novel dengan posisi telungkup di atas kasur.

Dasar Loila. Padahal dia lama juga tinggal di rumah Detektif A. Masa enggak sadar sih? Dia Aciel, Loila! Orang yang kau tunggu dan rindukan.

Ingin Gress berteriak di kuping Loila, memberitahu fakta yang akan membuat gadis itu berlari ke pelukan Detektif A, bukan menghindarinya seperti sekarang.

Srak!

Loila membalik lembar bukunya, tidak sadar Gress yang telah kembali. Sungguh Gress ingin menarik rambutnya. Geram! Mereka jadi kriminal seperti sekarang karena dua manusia yang saling tidak menyadari satu sama lain.

Oh, Tuhan, kenapa aku terlibat dalam drama konyol ini?

"Loila."

Loila menoleh ke belakang, lalu duduk. "Mana pesananku?"

"Lupa."

"His, tidak bisa diandalkan." Loila kembali pada posisi telungkupnya.

Gadis sialan. Dasar tidak tahu diri!

Tiba-tiba Gress berteriak, "Pokoknya kamu harus menyelamatkan aku nanti."

"Menyelamatkan apa?" sahut Loila tetap di posisinya.

"Jika Detektif A datang untuk menangkap kita semua."

"Aku juga tertangkap dong. Kamu ini bagaimana, sih? Sudah gila, ya?"

Gress duduk di kasurnya sendiri, memperhatikan Loila yang fokus pada setiap lembaran novel. Senyum prihatin terpahat di wajah Gress, ternyata Loila adalah gadis yang memiliki masa lalu buruk. Hebat, Loila tidak berpikir balas dendam seperti film yang pernah Gress tonton. Akhirnya setelah sekian tahun Gress mengerti, alasan Loila yang tergila-gila pada Aciel--pria itu adalah pahlawannya. Posisi yang tidak bisa tersingkir oleh cowok bermodal rayuan.

***

Malam ini seluruh anggota dalam kelompok berkumpul di satu titik, aula bawah tanah yang di atasnya ada rumah pemilik satu-satunya CCTV. Petinggi lainnya berada di atas panggung, Paman Bisma bagian salah satu dari mereka.

"Kenapa mendadak sekali kita dikumpulkan di sini? Aku ingin tidur."

"Entah, mungkin ada keadaan darurat."

Bertanya-tanya anggota satu sama lain, menciptakan bising dalam setiap barisan yang total jumlah keseluruhan adalah 297 orang. Semua diam ketika pengeras suara mengeluarkan suara nyaring bagai nyamuk tengah lewat di depan mic.

Lentera MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang