1. Titik Temu Renjana dan Bumi

6.2K 150 2
                                    

Renjana Salsa Danuwiyata adalah seorang mahasiswa semester lima program Pendidikan Anak Usia Dini di kampus Airlangga Nusantara yang merupakan kampus ternama di kota Yogyakarta. Tidak seperti namanya yang lembut dan estetik bak pemandangan indah di pegunungan, Renjana memiliki kepribadian ceria, mudah bergaul dan berisik tentunya. Hal itu yang membuat ia tidak suka di panggil Renjana karena menurutnya tidak sesuai dengan karakter dirinya, karena itu ia selalu mengenalkan diri dengan panggilan Salsa supaya terlihat lincah dan aktif seperti tarian salsa.

Salah satu alasan salsa memilih jurusan yang mungkin tidak keren menurut kebanyaan orang adalah karen kecintaannya terhadap anak-anak. Lahir dari keluarga yang hanya memiliki anak semata wayang, membuat salsa merindukan dan membayangkan memiliki seorang adik, walaupun salsa tetap bersyukur karena ia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Ayahnya adalah Fahri Danuwiyata seorang pengusaha di bidang meubel dan bundanya adalah Risma Sukmawati yang mengelola toko bunga yang bersebelahan dengan usaha sang ayah. Hidup mereka sebenarnya bisa dikategorikan kaya karena bisnis ayahnya juga sudah ekspor ke luar negeri juga untuk pemasarannya, namun mereka memilih hidup sederhana di jogja tanpa harus tinggal di ibukota.

Salsa kecil merupakan anak yang sangat ceria, walaupun tidak memiliki saudara kandung untuk diajaknya bermain, ia pandai bergaul sehingga memiliki banyak teman. Hingga sampai saat ini salsa sudah tumbuh menjadi remaja yang mudah disukai dan pintar dalam bersosialisasi, maka tak jarang banyak remaja pria yang mencoba mendekatinya. Namun sampai saat ini sudah menginjak umur 20 tahun dia belum menemukan tambatan hatinya. Hingga sahabat-sahabatnya terpaksa ikut turun tangan dalam mencarikan pacar untuk Salsa. Mereka Vianda Ramadhani (Via), Bianca Marshella (Bia), Devasa Saraswati (Asa), mereka bertiga sudah lebih dari 8 tahun bersahabat dengan Salsa sejak mereka di bangku SMP hingga saat ini, rumah mereka yang berdekatan membuat keempatnya masih awet bersahabat hingga kini walaupun dulu mereka sempat beda sekolah dan bersatu kembali di kampus dan jurusan yang sama.

"Kemarin Bayu ditolak katanya kurang ganteng, hari ini Rio ditolak juga katanya terlalu ganteng" celoteh Via kepada Salsa yang sedang duduk bersamanya di kantin sekolah.

"Ya mereka bukan selera gue Vii, masa mau di paksa sih" jawab Salsa dengan santainya.

"Kalo lo nunggu yang modelan Abimana aktor favorit lo ya sampai dunia ini terbalik ya lo nggak bakal dapat pacar Sall" omel Bia, lalu di angguki oleh Via dan Asa.

Dengan santainya sambil mengunyah bakso kesukaannya Salsa menjawab "Mereka terlalu biasa untuk jadi pacar gue yang berharga ini, gua nunggu ada yang special yang bisa buat hidup gua lebih berwarna gitu" hanya deheman yang keluat dari ketiga sahabatnya itu untuk menutup obrolah tentang calon pacar Salsa yang tiada usainya.

Bukan tanpa sebab sahabatnya ingin mencarikan pacar Salsa, pasalnya Salsa selalu mengomel tiap kali sahabatnya jalan atau main dengan pacar mereka karena dianggapnya tidak setia kawan dan meninggalkan Salsa sendirian dengan kejombloannya. Namun disisi lain Salsa juga masih betah menjomblo dikarenakan kesibukannya sebagai anggota organisasi kemahasiswaan sekaligus menjadi relawan mengajar untuk anak-anak disabilitas, makanya dia belum merasa butuh saja dengan memiliki pacar saat ini. Walaupun kadang iri juga dengan sahabatnya yang bisa diantar jemput dan di perhatikan oleh pacar mereka, sedangkan Salsa harus mandiri untuk kemana-mana.

Seperti sore ini dia harus menikmati kesendiriannya dibawah rintik hujan menggunakan motor scoopy putih yang setia menemaninya lengkap dengan jas hujan putih kesayangannya. Ia sedang berangkat menuju rumah anak disabilitas untuk memberikan les sore kepada anak-anak tersebut. Akibat hujan, Salsa terpaksa harus memelankan motornya karena jalanan yang licin sehingga Salsa sampai dengan terlambat yang harusnya pukul empat sore, ia baru sampai sekitar pukul setengah lima.

-Rumah Disabilitas Narendra

Saat sampai di rumah disabilitas Salsa terkejut karena sudah ada yang menggantikannya mengajar, seorang pria seumuran denganya walaupun perawakan tidak terlalu tinggi, mungkin hanya lebih delapan atau sepuluh senti dengan Salsa. Namun yang menjadi fokus Salsa adalah kepiawaian nya dalam mengajarkan anak-anak disabilitas yang menurut salsa tidak mudah dilakukan bahkan ia butuh  waktu lama untuk mempelajarinya. Saat sedang bermonolog dalam hati Salsa dikejutkan oleh bu Asih penjaga penguruh rumah ini yang memegang bahunya.

RENJANA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang