Waktu menujukkan pukul 08.00, cahaya pagi pun menyeruak masuk ke kamar Salsa dan Bumi, membuat kedua insan tersebut memicingkan matanya karena terkena pancaran sinarnya. Mereka berdua masih enggan untuk meninggalkan kasur mereka karena merasa sangat lelah usai acara unduh mantu tadi malam.
Namun tiba-tiba Salsa memelototkan matanya dan bangun dari tidur nyenyaknya, ia teringat jika saat ini ia sedang berada di rumah mama mertuanya, bagaimana bisa seorang menantu baru di rumah ini bangun kesiangan, apa kata mama mertua dan seluruh isi rumah nantinya. Ia lalu bergegas menggunakan sweeter yang tergantung di dekat lemari dan memakai jilbab instan yang ada di sebelahnya.
Bumi yang melihat istrinya kalang kabut dan buru-buru itu langsung menarik tangannya agar tenang. Namun karena kepanikan Salsa, ia tersandung ujung ranjang mereka.
"Awww... Sakit mas" ringis Salsa
"Aduh, maaf dek mas nggak sengaja, lagian adek kenapa sih, abis bangun langsung buru-buru pergi, emang adek mau ngapain ?" tanya Bumi yang terlihat bingung dengan istrinya itu.
"Mas liat ini jam berapa ?" tunjuk Salsa pada jam dinding yang ada di kamarnya
"Jam 8 dek, emang kenapa ?" Tanya bumi masih tak mengerti
"Mas ini udah jam 8, pasti semua orang udah di bawah untuk sarapan, lah adek malah masih tidur dan nggak bantuin mama di bawah. Gimana kalau mama nanti mikir kalau adek ini pemalas dan bukan menantu yang baik" jelas Salsa mengeluarkan semua isi kepalanya
"Hahahaha adek-adek, kamu ini ada-ada aja" tawa Bumi meledak kali ini mendengar ucapan istrinya itu
"Ihh mas kenapa si, bukannya bantuin adek gimana nanti ngadepin orang rumah, malah di ketawain" omel Salsa pada suaminya
"Sini-sini dengerin mas ya, tadi abis sholat subuh sebelum mas tidur lagi, mas ketemu mama di bawah, katanya mas sama adek kalau laper beli aja, soalnya para mbak di rumah pada libur karena abis acara kemarin. Mama sama papa juga lagi nggak di rumah, soalnya lagi ke hotel nyamperin saudara mas yang dari jauh katanya pada mau pulang. Jadi adek ga perlu buru-buru kebawah lagian kan adek masih capek, tuh liat sampe ngga fokus pake jilbabnya aja kebalik" Usap Bumi di pipi gembul istrinya itu.
"Ihhh mas kok nggak bilang, tadi adek panik sampe deg-degan jantung adek" Salsa memegang dadanya yang memang masih berdegup kencang, mungkin karena ia bangun dan buru-buru berlari tanpa mengumpulkan nyawanya dulu.
"Kasian banget adekk, sini mas peluk dulu biar nggak deg-degan lagi" modus Bumi pada Salsa
"Kalau gitu malah tambah deg-degan mas, dasar modus!!" Salsa menjulurkn lidahnya dan meninggalkan suaminya menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Setelah kejadian panik barusan Salsa memutuskan untuk mandi dan tidak melanjutkan tidurnya lagi. Begitupun dengan Bumi ia juga mengikuti kegiatan istrinya itu. Mereka turun kebawah, dan benar saja rumah kini tampak sepi seperti tidak ada kehidupan, hanya ada beberapa petugas keamanan dan beberapa supir yang berjaga di depan rumah.
Tak beberapa lama setelah Bumi dan Salsa turun, kini Senja juga ikut menyusulnya, mungkin karena mendengar suara dentingan sendok dan gelas yang digunakan Salsa untuk membuat susu dan juga sarapan ringan untuknya dan suaminya itu.
"Pagi kakak iparku yang cantik" sapa Senja pada Salsa
"Pagi sayang, sini sarapan bareng" ajak Salsa
"Buset kakak kandung nya nih, ga disapa juga" protes Bumi pada adiknya itu
"Idih males banget, nggak menarik, sorry" ejek Senja yang sudah dipastikan akan mendapat tatapan maut dari Bumi
"Udah-udah masih pagi ini masa udah ribut aja" lerai Salsa
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA BUMI
Teen FictionDunia Salsa yang sudah berisik, kian bertambah berisik saat bertemu dengan Lianta Bumi Narendra (Bumi) lelaki dingin dan tak punya hati, tidak seperti namanya Bumi yang harusnya menjadi sumber ketenangan bagi semua orang, namun hadirnya malah membua...