Hari yang ditunggu-tunggu oleh Salsa dan Bumi akhirnya tiba. Dimana hari ini akan lahir anak pertama mereka, sesuai perkiraan yang diprediksi oleh dokter. Para orang tua, Senja dan juga sahabat keduanya sudah berkumpul di rumah Salsa dan Bumi untuk mengantarkan mereka menuju ke rumah sakit.
Siloam Hospital Yogyakarta menjadi rumah sakit pilihan Salsa dan Bumi untuk persalinan kali ini. Selain karena fasilitas yang lengkap, para dokter disana juga merupakan dokter-dokter terbaik, maka Bumi mempercayakan kelahiran pertama Salsa disana.
Persiapan Salsa dan Bumi untuk persalinan ini jugas sudah lengkap, sejak kemarin mereka sudah memasukkan keperluan Salsa, Bumi, dan calon adik bayi ke dalam koper khusus. Selain itu setiap hari Salsa juga sudah rajin berolahraga ringan, agar memudahkan proses persalinannya. Semua persiapan fisik sudah matang dipersiapkan oleh Salsa, hanya saja persiapan mentalnya masih sedikit lemah untuk menghadapi hari in. Tentu saja, siapapun pasti akan merasakan hal yang sama jika akan melahirkan, terlebih ini merupakan persalinan pertamanya.
Jika ada satu kata yang menggambarkan perasaan Salsa hari ini mungkin kata itu adalah palpitasi. Palpitasi adalah istilah medis yang berarti jantung berdebar, dimana kondisi jantung Salsa berdenyut lebih kencang, bahkan terlalu cepat. Saat ini kegugupannya menjadi dua kali lipat ketika mobil yang ia tumpangi masuk ke dalam kawasan rumah sakit.
Bumi yang melihat keringat dingin mengalir di dahi istrinya itu mengusapnya lembut. Ia sangat tau bagaimana ketakutan Salsa saat ini. Bumi menggenggam tangan istrinya menyalurkan lebih banyak kekuatan untuk istrinya. Jauh di hati Bumi sebenarnya ia juga takut dan khawatir, namun Bumi menepis semua pikiran-pikiran buruknya, ia hanya akan memikirkan hal baik untuk istri dan calon anaknya.
"Sayangg are you okay ?" Bumi memastikan kondisi Salsa
"Adek deg-deg an mas, tapi adek yakin adek bisa"
"Good job sayang, mas akan selalu di samping adek, nemenin adek, dan menjaga adek. Dont worry ya sayang, everything will be fine, kamu dan adek bayi hebat, pasti bisa laluin ini semua, mas yakin" Bumi memberikan afirmasi positifnya
"Makasih mas, aku janji bakal kuat demi kamu dan adek bayi"
"Nanti kalau pas ngelahirin sakit, cubit atau jambak mas gapapa dek, biar mas berguna disamping adek" Bumi menggali kuburannya sendiri saat menawarkan hal itu kepada Salsa
"Lah masak di jambak mas, sakit ga sih?" Ringis Salsa membayangkan
"Mas rela dek, yang penting adek bagi sakit adek ke mas juga"
"Love you mas" Ucap Salsa tulus
"Love yo more sayangg"
Bumi mengelus perut Salsa yang sebentar lagi akan mengeluarkan isi di dalamnya itu
"Cantik, sebentar lagi kita ketemu ya, Baba udah ngga sabar deh nungguin adek keluar, adek kuat ya, Baba minta tolong jangan buat bunda sakit ya nanti, kita kerjasama ya sayangnya Baba, okay?" Bumi bermonolog kepada anak yang berada di dalam kandungan Salsa
Salsa tersenyum mendengar obrolan antara Bumi dan calon anaknya itu. Beberapa detik kemudian terlihat gerakan kecil di perut Salsa, mungkin Bayi itu sedang mengisyaratkan, jika ia setuju dengan permintaan Bumi.
Sampai di ruang bersalin, Salsa dipersilahkan untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan. Bumi dengan siaga membantu Salsa yang tampak kesulitan itu, matanya tak pernah lepas dari istrinya yang sebentar lagi akan menjadi ibu.
Orang tua Salsa dan Bumi juga sudah stay di ruang tunggu untuk ikut menemani kelahiran cucu pertama mereka. Bagaimana dengan pekerjaan mereka, tentu saja apapun akan mereka tinggalkan, tidak ada yang lebih penting dari menyaksikan cucu mereka lahir ke dunia untuk pertamakalinya. Justru mereka lah yang lebih antusias kali ini, sejak pagi sudah nampak sibuk ikut menyiapkan berbagai keperluan Salsa dan juga memastikan dokter serta perawatan di rumah sakit sudah siap untuk menangani persalinan Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA BUMI
Teen FictionDunia Salsa yang sudah berisik, kian bertambah berisik saat bertemu dengan Lianta Bumi Narendra (Bumi) lelaki dingin dan tak punya hati, tidak seperti namanya Bumi yang harusnya menjadi sumber ketenangan bagi semua orang, namun hadirnya malah membua...