50. Gadis Genit

481 68 1
                                    

Rumah tangga Salsa dan Bumi sejauh ini berjalan dengan sangat bahagia. Bak pasangan yang selalu dimabuk cinta setiap harinya, kehadiran Quin juga menambah bumbu kebahagiaan bagi keluarga kecil mereka.

Namun tetap saja namanya rumah tangga, tentu saja ada kerikil-kerikil kecil yang selalu datang menghampiri mereka, perdebatan-perdebatan kecil juga kerap kali muncul ketika menghadapi suatu masalah. Untungnya selama ini komunikasi keduanya sangat baik, sehingga hal itu tidak menjadi masalah besar.

Sayangnya, selalu saja ada orang ketiga atau orang luar yang ingin mencoba mengganggu kebahagiaan pasangan ini, entah itu dari masa lalu Salsa atau masa lalu Bumi. Keduanya tentu pernah bersinggungan dengan orang lain, yang sialnya diantara mereka mungkin ada menaruh harap lebih pada Salsa ataupun Bumi.

Seperti malam ini, ketika Quin sudah nyenyak dalam tidurnya, tiba-tiba Salsa keluar dari kamar dengan mimik wajah yang tampak sulit dijelaskan. Bumi yang menyadarinya merasa bingung dengan apa yang terjadi pada istrinya, apakah Salsa kelelahan setelah menjaga Quin seharian ? atau memang mood nya yang sedang tidak baik hari ini ? atau jangan-jangan Salsa sedang marah pada Bumi ? Itulah kemungkinan-kemungkinan yang saat ini terlintas di kepala Bumi.

Maka dengan langkah yang agak dipercepat, Bumi berjalan untuk menyusul Salsa yang kini sudah terduduk dengan wajah datar di atas sofa ruang keluarga. Bumi dengan hati-hati melangkah dan duduk disebelah Salsa, ia bermaksud menanyakan apa yang sedang terjadi pada wajah datar istrinya itu.

"Sayang kenapa ?" Bumi membuka suara untuk pertama kalinya setelah terduduk sempurna

Tidak ada jawaban dari wanita itu, ia hanya menatap tajam pada suaminya yang tentu saja membuat Bumi menjadi merinding melihatnya.

"Adek lagi Capek ya ? Mau mas pijitin ?" Bumi masih mencoba peruntungannya

"Nggak" Singkat Salsa tak seperti biasanya

"Adek kenapa ? Mas ada salah ya ?" Bumi masih tak mengerti dengan apa yang terjadi pada wanitanya itu

"Mas ngerasa ada salah?"

Belum sempat Bumi menjawab Salsa sudah melontarkan pertanyaan tajam lainnya, yang semakin membuat Bumi menciut dibuatnya. Salsa mode macan seperti ini adalah hal yang paling Bumi takutkan.

"Coba jelasin apa salahnya ?" Bukannya menjawab Salsa malah balik bertanya yang membuat Bumi mengernyitkan dahinya bingung

"Lohh mas ngga tau dek, makanya mas tanya, mungkin mas ada salah tapi mas ngga sadar" Bumi mencoba menjawab walaupun ia benar-benar tidak tau apa salahnya

"Yaudah kalau ngga ngerasa salah!" Salsa lalu beranjak hendak masuk ke kamarnya. Salsa sedang tidak mau berlama-lama berada di dekat Bumi, karena rasa kesalnya saat ini. Sebenarnya Salsa bisa saja menjelaskan kepada Bumi perkara apa yang membuatnya marah, namun egonya sedang mendominasi, ia ingin Bumi menyadarinya tanpa diberitahu. Sungguh wanita memang susah ditebak bukan ?

Bumi hanya melongo melihat Salsa yang meninggalkannya. Ia lalu menyusul Salsa yang berjalan di depannya, Bumi ingin menanyakan lagi apa yang sebenarnya terjadi. Namun Bumi mengurungkan niatnya ketika melihat tatapan tajam Salsa padanya. Sudahlah, mungkin Bumi akan menanyakannya lagi besok, semoga saja esok pagi Salsa sudah lebih ramah padanya.

Pelukan dan juga kecupan singkat sebelum tidur pun tidak Bumi dapatkan malam ini. karena Salsa yang sudah lebih dulu terlelap memunggunginya, bahkan tak memberikan kesempatan sedikitpun Bumi untuk melihatnya. Sejujurnya Bumi dibuat pusing tujuh keliling malam ini, ia mencoba sekuat tenaga untuk mengingat apa yang dilakukannya hari ini hingga membuat Salsa semarah ini. Tapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, menurutnya hari ini berjalan normal seperti biasanya. Merasa menyerah, Bumi lantas mengacak rambutnya frustasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENJANA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang