Assalamualaikum, hallo semuanya apa kabar ?
Semoga baik yaa..Maaf baru sempat menyapa ya. Terimakasih atas dukungannya selama ini, udah mau membaca cerita pertama aku yang masih banyak kurangnya ini. Semoga bisa lebih baik lagi ya kedepannya.
Alhamdulillah aku bisa update lagi hari ini, maaf ya nunggu nya agak lama, sebagai permintaan maaf hari ini aku langsung update 2 part ya :)
Sekilas info, sebentar lagi Couple Renjana-Bumi akan melangsungkan pernikahan, aku mau minta saran dong, panggilan untuk couple ini apa ya kira-kira ?
Kalau Mas dan adek setuju ngga ? Atau sayang aja ?Mohon sarannya ya 🫶🏻
Okee terimakasih.
Selamat membaca ...*****
H-5 menjelang pernikahan Salsa dan Bumi. Semua persiapan sudah dilakukan bahkan kini Bumi dan Salsa sedang menjalani masa pingit yaitu tradisi yang biasanya dilakukan oleh calon pengantin berdarah Jawa menjelang hari pernikahannya. Pingitan ini menjadi sebuah proses di mana calon pengantin wanita tidak diperkenankan untuk bepergian ke luar rumah, termasuk menemui calon suaminya sendiri dalam kurun waktu tertentu.
Hal itu membuat Salsa dan Bumi dilanda kerinduan. Bagaimana tidak, selama hampir tiga bulan ini mereka terus bersama mempersiapkan pernikahan, menghadapi semua ujian sebelum pernikahan bersama hingga melukis kenangan indah semasa pengenalan satu sama lain.
Mengerti keadaan sahabarnya itu, kini Aro dan Bagus berencana untuk datang ke showroom sekaligus tempat tinggal Bumi untuk menghibur sahabatnya itu. Selama kuliah Bumi memang menyewa apartemen kecil untuk ditinggalinya, namun belakangan ini karena ia sibuk di showroom, maka tak jarang ia lebih sering menghabiskan waktu menginap disana.
"Woy roman-romannya muka butek amat tuh mau nikah, kenapa sih ?" Tanya Aro ketika pertama kali datang melihat sahabatnya itu
"Tau, harusnya happy dong udah mau punya istri, cantik lagi" timpal Bagus ikut mengomentari mimik wajah Bumi yang tampak lesu itu
"Gue udah 2 hari nggak ketemu Renjana, terus katanya gue harus tahan sampai hari pernikahan, karena dia harus di pingit gitu, ntah adat orang jawa pokoknya nggak boleh ketemu gitu, satu minggu kan lama ya?" Bumi menceritakan keluhannya
"Aelahh, kirain apa, ternyata bucin akut udah nggak ketolong, sabar nape, seminggu doang, lagian ya katanya kalau mau nikah itu pamali sering ketemu ntar bosen" Aro mencoba mengingatkan sahabatnya yang bucin itu
"Emang ada orang yang bakal bosen sama calon istrinya ?" tanya Bumi polos
"Ada, nanti kalau bosen nggak jadi nikah, gimana ?" Goda Bagus mengikuti permainan Aro
"Ih amit amit, yaudah deh gapapa gue tahan seminggu demi bisa menikah sama Renjana gue, rugi dong udah berjuang tapi nggak jadi nikah" angguk Bumi yakin
"Hahahaha dasar bulol emang otaknya agak geser, percaya amat sama bagus koplak, mana mungkin si lo atau Salsa bosen orang geh dua-duanya bucin gitu" ejek Aro puas melihat ekspresi Bumi
"Lagian gue mau tanya sebagai cowo nih ya, gue tau kalau Salsa tuh cakep, baik, tapi kalau mau cari yang lebih dari Salsa mah masih banyak gitu ya, tapi kenapa si lo kayaknya cinta mati banget gitu sama dia? padahal gue masih inget tuh awal awal lo kenal dia udah kaya kucing sama anjing aja" tanya Bagus kepo, memang selama ini Bumi bukan tipe orang yang menceritakan semua isi hatinya walaupun dengan sahabatnya sekalipun
"Hmm menurut gue Renjana itu beda. Oke kalau mau cari yang lebih cantik mungkin banyak, bahkan lo berdua tau banyak yang coba deketin gue. Tapi menurut gue ngga ada yang setulus Renjana, terlebih dia itu nggak fake kaya kebanyakan cewe-cewe yang gue temuin. Dia nggak pernah mencoba buat menarik perhatian siapapun, dia menjalani hidup sesuai apa yang dia mau tanpa mikirin tanggapan orang lain, tapi justru disitulah sisi menariknya. Awalnya gue tertarik sama dia gara-gara pertemuan pertama kita di Rumah Disabilitas, gue liat ketulusan dia ngajarin anak-anak yang kekurangan. Sikap gue yang jahil ke dia itu cuma cara gue aja supaya bisa deket sama dia. Gue suka karena dia ceria, humble dan juga ramah, tapi setelah gue kenal dia lebih jauh ternyata banyak juga luka yang dia telan sendiri, gue nggak bisa bayangin betapa kesepiannya dia selama ini hidup sebagai anak tunggal, terlebih dikte keluarga besarnya yang nggak pernah suka sama kehadirannya, bahkan selalu menyepelekan usaha yang dia lakuin, ya mungkin karena mereka iri aja kali. But dia nggak pernah nunjukkin kemarahannya dan nggak pernah mau bales kalau ada yang jahatin dia, dia bunya jutaan stok maaf gue rasa. Nah dari situ gue yakin kalau Renjana itu cewek yang gue mau ada di hidup gue, terlebih dia bisa deket sama mama dan adik gue, jadi buat gue itu anugerah terbesar di hidup gue. Gue udah janji sama Renjana, orangtuanya dan juga orang tua gue, kalau gue bakal selalu bahagiain dia" jelas Bumi panjang lebar memuji setiap sisi baik calon istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA BUMI
Teen FictionDunia Salsa yang sudah berisik, kian bertambah berisik saat bertemu dengan Lianta Bumi Narendra (Bumi) lelaki dingin dan tak punya hati, tidak seperti namanya Bumi yang harusnya menjadi sumber ketenangan bagi semua orang, namun hadirnya malah membua...