Salsa masih tidak menyangka bahwa Bumi telah melamarnya. Bahkan saat ini ia juga belum menyelesaikan kuliahnya. Namun menurut Ayah Salsa jika ada orang baik melamar, maka kita tidak boleh menolak. Lagipula jika menjadi Salsa, tentu ia akan menerima dengan lapang dada jika Bumi yang akan menjadi suaminya nanti. Sebenarnya Salsa merasa belum punya cukup bekal untuk menikah, menurutnya ia harus banyak belajar agar siap menjadi seorang istri. Untuk itu Salsa memutuskan untuk menggali banyak informasi dari kedua orang tuanya.
"Yah, dulu waktu Ayah nikah sama Bunda apa aja yang perlu disiapin" Salsa membuka obrolan
"Apa ya dek, ya pokoknya mental dulu nomor satu, terus yang paling penting itu adalah komunikasi, jangan sampai udah nikah tapi nggak saling mengerti" jelas Ayah Salsa
"Kalau udah nikah itu apa-apa harus berdua dek, kalau ada masalah harus diselesaikan berdua, kalau mau ambil keputusan juga harus dilakukan berdua" Bunda menambahkan nasehat untuk putrinya itu
"Terus materi itu perlu nggak yah, bun? kan kata orang kalau belum mapan jangan nikah dulu gitu" tanya Salsa lagi.
Ayah Salsa menarik kursi dan duduk di sebelah putrinya.
"Kalau menurut ayah sebenernya materi itu perlu tapi nggak harus dek, maksudnya perlu untuk persiapan kita, tapi nggak harus banyak sampai dalam kategori mapan dulu gitu. Karena banyak orang yang jadi salah arti kalau kita layak menikah setelah mapan, tapi kenyataannya mapan itu bukan tentang seberapa banyak uang yang kita punya, tapi mapan dalam artian punya bekal untuk memulai hidup bersama. Bahkan dulu ayah sama bunda nggak punya bekal materi sama sekali soalnya waktu ayah menikah dulu, orang tua ayah lagi kesulitan ekonomi, untungnya ayah masih punya pekerjaan saat itu dan ibu juga mau bantu ayah untuk buka usaha bersama, jadi kita bisa survive sampai saat ini. Jadi intinya semuanya itu tentang kesiapan kita berdua sebagai pasangan dan bagaimana kita mau berjuang bersama" jelas Ayah Fahri memberikan petuah berharga untuk Salsa.
"Yang penting nanti adek dan Bumi harus saling terbuka tentang apapun, baik itu keuangan, perasaan bahkan tentang apapun masalah kalian di masa depan. Untuk itu dek setiap rumah tangga itu harus punya visi misi. Dan sebagai wanita adek juga harus bisa menjadi pendamping yang baik nanti, karena ade support sistem pertama untuk Bumi" terang Bunda Salsa.
Salsa mengangguk paham dan mulai mengerti sedikit demi sedikit hal-hal yang harus di lakukannya nanti. Salsa sangat beruntung dikelilingi ayah dan bunda yang sangat pengertian dan penuh kasih sayang padanya. Ia lalu memeluk ayah dan Bunda nya bergantian.
"Makasih ya ayah dan bunda selalu sayang, pengertian dan selalu ajarin adek banyak hal. Pokoknya ayah, bunda harus temenin aku terus ya, sampai aku punya anak banyak nantinya. Adek tetep mau jadi anak ayah dan bunda terus kalau nanti di masa depan ada kehidupan baru lagi" ucap Salsa penuh haru, ia sangat bersyukur memiliki orang tua seperti mereka, hidup Salsa menjadi lengkap walaupun tanpa kehadiran seorang adik sekalipun.
"Iya sayang, anak ayak udah besar ya, sampe udah ngomongin mau punya anak segala padahal baru dilamar, udah ngebet banget pingin dinikahin sama mas Bumi ya ?" Kekeh ayah Salsa bermaksud menggoda anaknya itu
"Ayah ihh nggak bisa sosweet dikit gitu kek".
Bunda Risma menggeleng mendengarkan obrolan sepasang ayah dan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA BUMI
Teen FictionDunia Salsa yang sudah berisik, kian bertambah berisik saat bertemu dengan Lianta Bumi Narendra (Bumi) lelaki dingin dan tak punya hati, tidak seperti namanya Bumi yang harusnya menjadi sumber ketenangan bagi semua orang, namun hadirnya malah membua...