Salsa tersenyum menatap buah hati kecilnya yang sedang terlelap di pangkuannya. Kehadiran Quin di dalam hidup Salsa dan Bumi adalah anugrah terindah yang tak mereka sangka sebelumnya. Seakan semua takdir baik sedang berpihak kepada Salsa, entahlah apa karena ini merupakan buah kesabarannya atas peristiwa di masa lalunya, atau memang ini adalah hadiah dari Sang Maha Pencipta atas kebaikan hatinya.
Dunia Salsa tampaknya memang sangat bahagia jika dilihat dari luar, namun siapa sangka sebelum semua hal baik ini terjadi, Salsa sudah mengalami bagaimana kejamnya dunia terhadapnya. Bahkan trauma masalalunya yang dengan susah payah ia hapus dari ingatannya. Namun Salsa tidak pernah menyerah dalam membangun kembali semua hal baik dalam hidupnya, yang mungkin kini sudah mulai ia rasakan kehadiranya.
Salsa yang dulu hanya seorang anak tunggal di keluarganya, ia tumbuh dengan penuh kasih sayang dari orang tuanya, yang membuat dirinya merasa dicintai dan menjadikannya gadis yang ceria. Namun tak dipungkiri banyak hal-hal yang membuat nya merasakan kesepian, bahkan dikeluarganya pun banyak yang tak menyukainya, entah karena alasan apa ia juga tak bisa menjawabnya. Hingga peristiwa kelam yang menimpa dirinya yang membuat semua pertahanannya mulai hilang dan menyebabkan trauma panjang dalam fase hidupnya.
Beruntung, kehidupannya mulai berubah saat ia bertemu dengan Bumi. Sosok yang kini telah menjadi suami yang sangat mencintai dan menyayanginya, bahkan rela memberikan semua yang dimiliki untuk membahagiakannya. Salsa juga mendapatkan orang tua baru yang merupakan mertuanya, hal itu juga menjadi berkah tersendiri untuk Salsa, mereka sangat menyayanginya, terlebih selalu memperlakukannya seperti anak mereka sendiri. Ditambah kini ia memiliki Ipar yang sangat pengertian seperti Senja, yang sudah menjadi adik sekaligus sahabat bagi Salsa. Dan berkah lainnya diberikan sahabat yang sangat peduli padanya dan selalu ada disampingnya. Semua itu sangat Salsa syukuri kehadirannya sampai-sampai kadang ia tak mampu untuk membalas kebaikan yang diterimanya.
Tak disangka air mata Salsa menetes mengingat semua kejadian yang terekam di memori nya, tentang bagaimana perjalanan hidupnya hingga mungkin saat ini ia menjadi salah satu wanita terbahagia di dunia.
"Sayangg kenapa ?" Bumi tampak bingung melihat istrinya yang tiba-tiba menangis ketika sedang memandangi Quin di pangkuannya
"Eehh ngga mas, adek lagi terharu aja" Benar, mungkin kata-kata itu yang sedang menggambarkan kondisi perasaan Salsa
"Terharu kenapa dek sampai nangis gitu?" Bumi mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya
"Perjalanan hidup adek mas" Salsa nampak meletakkan bayi cantik yang sudah tertidur itu di ranjang pribadi miliknya
"Oiya boleh mas denger ?" Bumi membenarkan posisi duduknya menghadap ke Salsa sepenuhnya agar dapat melihat dengan jelas wajah wanita yang sagat dicintainya itu.
"Ya sebenernya ngga ada yang spesial si, ya mungkin mas tau sebagian besar cerita hidup adek. Mulai dari adek yang memang anak tunggal dari lahir, harus ngerasain hidup sendiri tanpa saudara, terus beberapa keluarga besar banyak yang ngga suka sama adek sampai sering ngata-ngatain adek dan belum lagi perlakuan diskriminasi mereka ke adek dan juga kejadian 5 tahun lalu yang berhasil ngancurin mental adek. Tapi kalau dipikir-pikir, ngeliat adek yang sekarang diberkati suami baik, ganteng dan juga penyayang, punya mertua yang super duper baik, terus ipar yang udah kaya adik kandung sendiri, sahabat yang selalu ada buat adek. Sampai dikasih buah hati yang sangat cantik, kaya nya adek bener-bener beruntung mas. Bahkan rasa sakit adek bertahun-tahun rasanya ilang aja gitu. Emang adek pantes ya mas dapat semua kebaikan ini?"
Salsa masih mempertanyakan kebaikan yang diterimanya, bukan karena tidak bersyukur, tapi rasanya ia terlalu beruntung sampai-sampai ia takut jika mungkin ia tidak pantas untuk menerima semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA BUMI
Teen FictionDunia Salsa yang sudah berisik, kian bertambah berisik saat bertemu dengan Lianta Bumi Narendra (Bumi) lelaki dingin dan tak punya hati, tidak seperti namanya Bumi yang harusnya menjadi sumber ketenangan bagi semua orang, namun hadirnya malah membua...