Sebenarnya hari-hari itu masih sama dengan sebelumnya. Malamnya masih dingin dan hampa tanpa kehadiran sosok Umar. Sejujurnya masih ada banyak hati yang masih membiru atas kehilangannya, namun kata permintaan kembali juga tak akan menjadi jawaban untuk menjadi sembuh selain mengikhlaskan.
Kini, semua orang itu masih berkumpul diatap, masih dengan konser dadakan yang akan selalu menghiasi malam mereka. Genjrengan gitar milik Afselpun juga masih senantiasa terdengar, suara merdu Hema Danantya juga masih sedap masuk telinga, paling kalau rusak ya Bisma yang sukur njeplak ngubah liriknya.
Sayangnya, bernyanyi adalah seni musik untuk menyalurkan isi hati melalui sebuah melodi dan nada, apapun yang keluar ialah dari isi hati dari sang penyanyi. Terbukti dengan Afsel yang sampai detik ini masih merasa terpukul atas kehilangan Umar hingga lagu yang dinyanyikannya itu selalu tentang kehilangan.
Hingga Khanza yang sedang bermain batminton bersama Tirta itu nyeletuk setelah berhasil mencetak poin dengan sekali smashnya, berteriak pada Afsel dari jauh, "Lagu lain kek Mas! jangan lagu sedih mulu."
Disusul Tirta yang juga memekik disana, "Lagu Korea Mas!"
Mendengar hal itu Khanza langsung berdecih, "Dih! Kaya tau lagu Korea aja!"
"Dih tau ya!" Jawab Tirta lalu merogoh ponsel miliknya dan menunjukkan sebuah video pada Khanza, "Nih lagunya enak nih! Dengerin. Kami nggak fomo...kami nggak fomo. Tuh penyanyinya mirip Swiper dikartun Dora."
Lalu Khanza menunjuk salah satu penyanyi yang ditunjukan Tirta diponselnya, "Ini Doranya"
Lalu Afsel hanya bisa membuang napas panjang setelah mendengarkan dua bocah itu. Jujur saja dirinya ini juga tidak sadar saat menyanyikan lagu sedih itu. Semua keluar begitu saja dari mulutnya. Akhirnya Afsel berdecak sambil membuang napas kasar, "Yaudah lagu Korea aja..."
Ia lalu mendekati Bisma yang sedang melakukan pelatihan otot dengan barbelnya itu, "Lu tau lagunya SEVENTEEN gak?"
Tanpa ingin menoleh pada sang lawan bicara Bisma hanya bisa fokus dengan ototnya yang semakin besar itu dan menjawab sekenanya, "Tau, judulnya kemarin kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIM
FanfictionGangga itu tidak pernah percaya dengan namanya takdir baik. Kalaupun ia mendapatkan hal itu, akan ia anggap itu kebetulan, bukan keberuntungan. Namun apa jadinya jika memang ia ditakdirkan memiliki takdir indah namun hanya Gangganya saja yang belum...