9% 금금금금금

258 25 6
                                    

Pada sebuah kamar dengan lebar lima kali tujuh meter itu Kanda fokus pada computer didepannya. Tak hanya satu, namun tiga. Ya, laki-laki itu dikelilingi dengan computer dengan berbagai data yang akan ia kulik sampai akar-akarnya. Laki-laki itu memang bukan hanya menyukai game, tapi sejak dulu Kanda suka sekali menerobos jaringan-jaringan aneh untuk ia lihat isinya. Entah itu karena iseng saja atau memang ingin mengambil keuntungan.

Walaupun sering dikata nolep, wibu, tukang warnet, kuper dan lain-lain, perlu diketahui kalau Kanda adalah sumber informasi dari Agam dan Galen. Jadi tak usah heran kalau semisal Agam ini tau semua background dari penghuni-penghuni yang ada disini, seperti Lintang dan Gangga, karena dibalik semua itu, ada Kanda yang mengendalikannya. Dan yang membuat tercengangnya lagi, tak ada satupun penghuni sini yang mengetahui selain Agam dan Galen.

"Gimana informasinya?"

Kanda mendesis sambil menghela napas berat sambil menatap komputernya itu, "Gila sih Mas. Emasnya beneran ada dibawah sekolah Satria Mandala. Sekolahnya Khanza sama Tirta. Tepatnya dibawah perpustakaan. Harta siapa yang dikubur gitu aja dibawah tanah begini? Apa kagak punya tempat lain buat nyimpen emas sampe dikubur dibawah sekolah begitu."

Agam menyibakkan rambutnya dengan wajah frustasi lalu menoleh ke Galen yang berada dibelakangnya, "Jadi gimana Bang? Kita robohin sekolahnya? Lo gak gila kan?"

Galenpun kini ikut memasang wajah cemas, "Ya mau gimana lagi? Ada lima ton emas yang harus kita ambil dibawah sana. Mau gak mau kita haus bom tu sekolah."

"Stress! Lo pikir dong habis kita bom tu sekolah kedepannya gimana!" Semprot Agam pada Galen lalu kembali ikut memandang komputer Kanda, "Emang gak ada cara lain apa Nda?"

"Bentar."

Kanda lagi-lagi mengulik semua data informasi yang ada dikomputernya, hingga menemukan informasi dimana ada gambar tombol merah disana, "Oh ada mas! Pake sistem remot tombol. Karena itu emasnya ada dibawah gedung, otomatis ada pintu buat bukanya, kata gue ini lebih aman dari pada kita ngerusak sekolahnya si Mas. "

Kanda langsung kembali mengutak-atik komputernya itu, "Bentar gue cari dulu siapa yang megang ni tombol."

Sementara itu, Agam dan Galen tidak ingin tahu bagaimana Kanda bisa hebat dalam mencari informasi seperti ini. Mereka membiarkan laki-laki berkaca-mata itu mengutak-atik komputernya. Lagipun kalau Kanda mau menjelaskanpun, otak Agam dan Galen juga tidak sampai. Jadi untuk mencari informasi, mereka serahkan pada Kanda saja.

Perlu diketahui kalau harta yang mereka punya sekarang, hingga bisa membangun rumah sakit jiwa berkedok rumah susun, hingga memfalisitasi penghuni tanpa meminta imbalan apapun, bahkan sempat ingin membangun agensi untuk menutupi pekerjaan mereka namun gagal, semua itu mereka dapatkan dari harta-harta berjumlah besar yang sudah tidak ada pemiliknya.

Agam Sudrajat dan Pandu Galen Satria adalah pencuri kelas atas yang mengincar harta-harta tersembunyi dari luar sana. Bersembunyi lewat pakaian rapi dan berdasi dengan embel-embel pria yang baru saja membangun bisnis. Padahal kerjaan aslinya hanya mencari harta tak berpemilik lewat informasi yang mereka cari dari berbagi sumber.

Kalau ditanya kenapa mereka mencuri? Apa mereka miskin? Mari bercerita tentang mereka berdua. Singkat saja, mereka adalah dua laki-laki yang maniac akan kekayaan. Mereka tak memiliki rasa puas sedikitpun dengan apa yang mereka punya sekarang. Kalaupun bisa, mereka akan terus mencuri uang hingga mereka bisa membeli dunia dan seisinya.

Agam dan Galen pernah pergi ke Korea Selatan untuk mengambil uang dari seseorang yang pernah menikah dengan orang yang tinggal dikawasan elit Pyeongchang Dong. Uang yang mereka ambilpun tak segan-segan, sekitar USD120 juta atau sekitar 1,6 triliun rupiah. Dan mereka mendaparkan setengahnya atau sekitar 800 milyar. Jadi mustahil kalau mereka miskin! Mereka hanya tidak pernah punya rasa puas.

THE TIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang