Siang ini cuacanya cukup panas, membuat hampir seluruh siswa lebih memilih untuk duduk-duduk diluar mencari angin diwaktu istirahat yang singkat ini. Sorak orai penonton dadakan itu lantas memenuhi lapangan ketika ada pertandingan basket ala-ala yang diselenggarakan kelas dua belas itu. Pastinya ada siswi-siswi yang turut meramaikan lapangan, tak terkecuali Nora dan sahabatnya Alya.
Alya nyeletuk saat melihat kakak kelas paling famous seantero sekolah itu bermain basket tengah menunjukan skillnya di lapangan, "Ra, lo bisa bayangin gak sih, kalo misalnya gue tiba-tiba meluk Kak Noah dari belakang sambil bilang, Semangat main basketnya ganteng. Kayanya seru dah."
Sementara Nora yang sedari tadi hanya mampu terhanyut pada laki-laki yang tengah duduk disebrang lapangan, Tirta. Nora hampir lupa bagaimana dia dulu bisa jatuh cinta pada laki-laki itu. Maksudnya tidak ada yang spesial dari laki-laki itu hingga membuatnya benar-benar tidak bisa berpaling dari Tirta. Tirta tidak punya apa-apa untuk diberikan pada Nora, tapi hebatnya, Nora sama sekali tidak masalah bahkan ketika temannya selalu bilang kalau Tirta gak modal.
Laki-laki itu sempurna dimatanya, walaupun banyak berita miring yang selalu menimpa pacarnya itu di sekolah. Kadang dirinya juga kena getahnya, karena juga banyak yang tahu kalau Denora Isyana ini adalah pacarnya Tirta. Anak satu sekolah kerap kali memandang Tirta rendah dan negatif sebab mengetahui kalau kakak dari Tirta adalah mantan narapidana.
Namun itu bukan masalah baginya, orang-orang tidak pernah tahu waktu Nora lagi pengen nasi goreng tengah malam, niatnya ia ingin pergi makan berdua sama Tirta sekalian ngedate, tapi Nora lupa Tirta bukan Kak Noah si laki-laki famous dan juga berasal dari keluarga kaya-raya itu, alhasil apa? Tirta membuatkannya nasi goreng malam itu juga.
"Aku bikinin aja ya? Nasi goreng buatan aku juga enak kok."
Bukannya ngedate, Nora malah nangis sejadi-jadinya di taman melihat sekotak nasi dengan cetakan love itu. Tersedu- sedu gadis itu menyuap tiap sendok nasi goreng buatan Tirta. Apalagi ketika Tirta mengusap kepalanya sambil bilang, "Maaf ya Ra, aku belum bisa kasih yang terbaik buat kamu."
Bagi Nora, rasa sayangnya pada Tirta itu bukan tentang seberapa banyak materi yang diberikan dengan mudah, tapi seberapa keras usahanya untuk memberikan yang terbaik untuk Nora. Atau singkat aja, effort!
PLAK!!
Rupanya Nora sudah ngelamun lumayan panjang hingga Alya memukul lengannya. Gadis itu mendesis kesakitan saat Alya menyambar lengannya itu, "Apasih nyet?"
Gadis itu lantas mengerucutkan bibirnya kecewa dengan respon Nora, "Ihhh itu, kalo misalnya tiba-tiba gue peluk kak Noah dari belakang sambil bilang semangat main basketnya ganteng. Menurut lo gimana?"
Dan Nora hanya berdecak malas, "Tadi pagi sarapan apa?"
"Buah naga."
"Curiga lu makan sama naganya."
"Ih Nora mah!"
"Lagian elu pake halu pacaran sama Noah, elu masuk rumahnya aja dikira ngelamar jadi pembantu!" semprot Nora, "Lagian kek gak ada yang lain aja dah, cowo di dunia bejibun kenapa kudu Noah. Pada cowo kpop juga lebih better."
"Yeuu masih mending gue yang pengen punya pacar kaya Kak Noah, dari pada elu!"
"NGAPE?!" todong Nora dan langsung membuat Alya berkesiap sekaligus membungkam mulutnya, "Eh kita tu gak ada yang tau ya, Al kalau tiba-tiba Tirta dateng ngelamar gue sambil bilang, Ra sebenernya aku pura-pura miskin buat ngetes kamu aja. Sekarang udah waktunya aku ngaku kalau sebenrnya aku keturunan kerajaan yang punya harta melimpah. Bayangin terus dia nikahin gue dengan mas kawin seperangkat alat solat, uang tunai sebesar lima milyar, emas seberat 10kg, beserta pulau di Rusia dibayar tunai."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIM
FanfictionGangga itu tidak pernah percaya dengan namanya takdir baik. Kalaupun ia mendapatkan hal itu, akan ia anggap itu kebetulan, bukan keberuntungan. Namun apa jadinya jika memang ia ditakdirkan memiliki takdir indah namun hanya Gangganya saja yang belum...