ALGORITMA⁴⁸

4.7K 366 120
                                    

Deg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg....

Hujan deras membasahi bumi, membasahi dua insan yang sedang bertengkar dengan perasaannya masing-masing, air mata Zora semakin mengalir deras, gadis itu meremas tangannya, ia yang tadinya menunduk sontak menatap Raga dengan pupil mata yang melebar, ia menggelengkan kepalanya.

"Ga... Jangan bercanda, a—"

"Lo gak perlu jelasin apapun lagi Ra, video ini cukup buktiin kalo lo emang benar-benar cuma jadiin gue bahan balas dendam musuh gue," Laki-laki itu menunjuk Zora dengan tatapan mata yang menyiratkan kemarahan.

"Lo emang gak mukul gue Ra, tapi kenapa rasanya sakit banget Ra. Apa perasaan gue sedalam itu buat lo sampai rasanya sesak gini? Dan selamat, misi lo berhasil Ra," setelah mengatakan itu Raga kemudian berbalik melangkah pergi, bibir Zora bergetar melihat kepergian laki-laki itu hatinya ikut hancur.

Saat akan mengambil helmnya, Raga dikejutkan dengan Zora yang memeluknya dari belakang.

"P... Pliss Ga, gue bisa jelasin semua Ga, maafiin gue. Gue sayang sama lo Ga, pliss jangan tinggaling gue, gue takut hikss."

Raga hanya bisa terdiam, kepalanya kembali mendongak keatas, membiarkan butiran hujan membasahi wajahnya. Air mata laki-laki itu ikut mengalir membasahi pipinya, dan dengan kasar ia melepaskan pelukan Zora.

"Setelah ini! Jangan muncul dihadapan gue lagi."

Laki-laki itu memakai helm full facenya, ia lalu menaiki motornya dan meninggalkan Zora yang terdiam mematung.

"Ga...."

"RAGA."

Gadis itu menatap kepergian Raga dengan mata yang terus saja mengeluarkan air mata, ia duduk disamping trotoar jalan.

Dan disisi lain Raga melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, beberapa kali ia menyalip mobil-mobil besar tetapi tak membuat Raga gentar.

Raga menatap lurus jalanan yang lumayan ramai, pupil matanya begitu tajam, deru nafasnya memburu seakan Raga akan menggila sekarang. Soalnya Zora merenggut kewarasannya, Raga menambah kecepatan motornya, ia bahkan tak peduli dengan nyawanya sekarang.

Raga tidak pulang kerumahnya, tidak juga pulang ke apartemennya melainkan pulang ke markas asteroid. Beberapa menit kemudian ia sampai dimarkas, dengan langkah cepat ia masuk kedalam markas.

Bukkk...

"Astaghfirullah/alamak."

Suara pintu dibanting terdengar keras, beberapa anak asteroid yang sedang bermain game ada pula yang sedang nonton di laptop.

"Pak ketu," sahut mereka secara bersamaan, para laki-laki itu kembali dibuat terkejut karena Raga datang dalam keadaan basah kuyup serta wajah yang benar-benar tidak bisa didefinisikan.

Raga melewati mereka ia masuk kedalam ruangannya, laki-laki itu menutup pintu ruangannya dengan keras.

Blamm...

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang