ALGORITMA³⁷

9K 751 63
                                    

Setelah kejadian dimana Raga dan Zora menjalin hubungan yang nyata tanpa paksaan, kini sudah sebulan lebih kedua pasangan itu menjadi perbincangan hangat di SMA Tri Sakti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian dimana Raga dan Zora menjalin hubungan yang nyata tanpa paksaan, kini sudah sebulan lebih kedua pasangan itu menjadi perbincangan hangat di SMA Tri Sakti.

Raga yang bucin terhadap Zora, dan Zora yang mulai membuka hatinya pada Raga. Dan selama itu pula, Zora belum kembali menyelediki kasus kakaknya— dikarenakan mereka sibuk dengan urusan sekolah, bahkan tugas mereka berkali-kali lipat lebih banyak.

"Bentar lagi ujian uyy," ujar Meteor sembari mencomot pisang gorengnya - kini mereka sedang berada di kantin bersama inti asteroid, Zora, Amalthea, Rhea, dan Stella.

"Kayaknya bakalan ada pelajaran tambahan lagi deh," tutur Amalthea. Pasalnya mereka juga junior mereka sedang ulangan semester penaikan kelas.

"Lo semua mau lanjut dimana?" Tanya Stella.

Mereka terdiam sejenak, benar juga! Mereka akan melangkah ke jenjang yang tinggi setelah lulus SMA dan saat ini mereka belum memikirkan akan lanjut berkuliah, bekerja, atau duduk santai dirumah.

"Emmm, gue sih langsung nikahin Mentari aja deh," Gerhana memunculkan setengah senyumnya, ia menopang pipinya dengan tangannya yang berada di atas meja, laki-laki itu melihat dua orang siswi berjalan memasuki kantin. Mereka menatap Gerhana dengan tatapan aneh - hingga sorot mata mereka mengikuti pandangan Gerhana.

"Eleeh kecebong got," Petir meraup wajah Gerhana, menggunakan tangannya, hingga laki-laki itu merasa terganggu.

"Apaa sih, gue lagi liat ayang gue. Ganggu aja lo," dengus Gerhana.

"Naksir doang kagak nembak, di tikung sama cowok laen mampus lo," cibir Aries.

Gerhana memukul meja dengan pelan. "Siapa yang nikung gue? Sini maju, gue patahin lehernya," desis Gerhana.

"Halahhh taik, noh si Bagas," mereka menoleh pada meja Mentari dan Vella, disana ada dua orang laki-laki sedang duduk berhadapan dengan kedua gadis itu.

"Mending si Mentari sama Bagas aja, cowok jentle," sahut Stella yang sedari tadi hanya diam.

Gerhana memicingkan tatapannya ketika Bagas dengan beraninya menyentuh tangan Mentari.

"Perhatian sekalian," suara Doni teman Bagas membuat atensi mereka teralihkan.

"Bagas mau nembak Mentari," perkataan itu membuat seisi kantin menjadi riuh.

"Cieee uhuyyy, Bagas gasskeun."

"Lebay amat," gerutu Gerhana.

"Romantis tuh, kapan lagi liat orang ditembak macam tuh," kata Rhea.

Bagas memegang tangan Mentari dengan lembut, gadis itu terdiam.

"Men," panggil Bagas, Mentari terlihat tak nyaman—apalagi jika Gerhana melihat itu, bisa-bisa laki-laki itu menjauhi atau berpikiran buruk tentangnya.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang