ALGORITMA²⁷

10.9K 754 55
                                    

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 22.00–dan Zora kini sedang berada di kamar Arana. Gadis kecil itu sudah lebih dulu memasuki alam mimpi, tetapi Zora belum sama sekali bisa menutup matanya–ia memikirkan perkataan Raga siang tadi.

Ting...
Ting...

Ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk–dan benar saja, nama Future husband terpampang dilayar ponselnya. Sore tadi, Raga meminjam ponselnya–sudah pasti laki-laki itu yang menamai nomornya sendiri seperti itu.

Zora membaca pesan singkat yang dikirim oleh Raga, ia tau laki-laki itu akan kemana malam ini–setelah membaca pesan itu, ia lalu mematikan ponselnya dan berbaring disebelah Arana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zora membaca pesan singkat yang dikirim oleh Raga, ia tau laki-laki itu akan kemana malam ini–setelah membaca pesan itu, ia lalu mematikan ponselnya dan berbaring disebelah Arana.

••

Raga mematikan ponselnya, ia mengambil jaketnya lalu berjalan keluar kamar.

Ia menuruni anak tangga, suasana dirumahnya sudah sepi–bahkan lampu yang berada diruang tengah telah dimatikan. Laki-laki itu menenteng helm full facenya, perlahan ia membuka pintu rumahnya.

Di markas, teman-teman Raga sedang duduk menunggu mereka.

"Si bos lama amat," ujar Gerhana.

"Kudu sabar, orang sabar pantatnya lancip," kata Petir.

"Lo aja sih yang lancip," dengus Gerhana.

Dimarkas mereka cuma sepuluh orang, inti asteroid dan empat anggotanya.

"Eh! Tuh cewek masih di apartemen lo?" Tanya Magma.

Petir menganggukan kepalanya. "Masih, nggak gue kembaliin ke orang tuanya," balas Petir.

"Lah trus lo mau nyimpen dia di apartemen lo gitu? Bokap, nyokap lo tau, mampus," lontar Aries.

"Tuh cewek nggak mau pulang bro, gue udah mau nganterin dia sore tadi! Malah nangis dia pas gue mau ngajakin pulang kerumahnya," papar Petir. Ia memang sore tadi mengajak Melody, pulang kerumahnya–tetapo gadis itu tak mau bahkan menangis kepadanya.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang