ALGORITMA³⁴

10.1K 908 83
                                    

"Lo kenapa bisa kayak gini coba?" Tanya Petir pada Kaisar, mereka kini berada di apartemen laki-laki itu dan sekarang sudah menunjukkan pukul 16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kenapa bisa kayak gini coba?" Tanya Petir pada Kaisar, mereka kini berada di apartemen laki-laki itu dan sekarang sudah menunjukkan pukul 16.20.

"Ngpp," balas Kaisar, laki-laki itu sudah di obati oleh Amalthea, dan gadis itu telah pulang.

"Masalah bokap lo?" Tanya Magma, Kaisar menatap dalam pada Magma.

Mereka mengangguk ketika melihat keterdiaman Kaisar, sudah dipastikan jawabannya adalah iya - mereka tau apa yang terjadi pada keluarga Kaisar, bahkan laki-laki itu sering menceritakan segala keluh kesahnya pada mereka.

"Lo udah ketemu sama anaknya bokap lo?" Tanya Gerhana.

Kaisar menggelengkan kepalanya. "Gue nggak tau," jelasnya.

"Tapi, gue yakin dalam waktu dekat ini bokap gue bakalan bawa anak sialan itu ke rumah," lanjut Kaisar.

"Terus, rencana lo apa?" Tanya Meteor.

Kaisar menaikkan sudut bibirnya, laki-laki itu tersenyum smirik. "Liat aja nanti," Kaisar menatap lurus pada Raga, yang sedari tadi hanya diam mendengar obrolan mereka. Raga menatap datar pada Kaisar, laki-laki itu tak mengeluarkan suara apapun - hingga Kaisar mengalihkan pandangannya.

"Beruntung si Amalthea nelfon tadi," kata Aries, Amalthea memang menelfonnya tadi—namun, mereka memilih menjenguk Kaisar pukul 16.20, gadis itu lah yang menjaga Kaisar hingga mereka datang ke apartemennya. Dan motor laki-laki itu telah di bawa ke bengkel karena mengalami beberapa kerusakan.

"Kayaknya besok lo nggak bakalan sekolah deh," ujar Magma.

"Gue nggak mau bolos lagi," dengus Kaisar, cukup sudah dia membolos untuk beberapa kali.

"Lo lagi sakit bree," sahut Petir.

"Ck, yang nulis tangan gue, bukan kaki gue," decak Kaisar.

"Serah lo jamet," seloroh Petir, laki-laki itu melongos berjalan ke dapur.

Yang lain saling diam menatap, sebelum suara Aries memecah keheningan.

"Gimana soal Zora?" Tanya Aries, pada Raga.

Raga menoleh pada laki-laki itu. "Kenapa?" Tanya Raga.

"Lo serius ada rasa sama Zora?" Tanya Aries, Raga terdiam. Pertanyaan itu seketika membuatnya berpikir, apa ia mempunyai perasaan pada Zora? Tapi ngomong-ngomong soal Zora...

"Siapa yang bisa nyadap nomer?" Tanya Raga, ia menatap teman-temannya.

"Buat apaan?" Tanya Meteor.

"Gue mau nyadap WhatsApp Zora," jawab Raga, sejujurnya ia malah mengingat orang yang menelfon Zora pagi tadi.

"Gila lo, itu privasi orang bree! Jangan sembarangan nyadap," tutur Magma.

Raga merotasikan matanya, benar apa yang di katakan teman-temannya - itu adalah privasi Zora, namun ia juga penasaran dengan nama yang tertera di ponsel gadis itu.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang