ENDING

7.1K 325 69
                                    

Suasana ruang makan terdengar berisik oleh suara pada anak-anak remaja itu, siapa lagi jika bukan Raga dan teman-temannya─ mereka baru saja sampai beberapa menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana ruang makan terdengar berisik oleh suara pada anak-anak remaja itu, siapa lagi jika bukan Raga dan teman-temannya─ mereka baru saja sampai beberapa menit yang lalu.

"Wow, ada cumi, ikan bakar, sambel terasi, ayam kecap, k─"

"Berisik Tir," sela Thea, telinganya sudah panas mendengar temannya itu berbicara.

"Kenapa sih, sirik aja," dengus Petir.

"Makan gess ya gess, katanya laper," Stella menatap mereka dengan senyum penuh penekanan. Mereka akhirnya mengambil lauk pauk, dan meletakkannya di piring masing-masing.

"Enak banget," puji Gerhana sembari menguyah.

"Besok-besok undang kita lagi lah Ra, makan disini," perkataan Magma membuat Zora berhenti mengunyah. Ia menatap teman-temannya yang sedang sibuk memasukan makanan kedalam mulut.

Raga yang baru saja akan memasukan makanya, lantas terhenti ketika merasakan kekasihnya itu tak bergerak─ Raga menatap kearah Zora yang berada disampingnya.

"Gak bisa," tutur Zora.

"Ngwa bwisa awpa Ra?" Tanya Aries, dengan posisi mulut yang masih mengunyah.

"Telen dulu tu makanan," sahut Stella.

"Gue gak bisa undang kalian lagi," balas Zora. Rhea, Meteor, dan Kaisar, menatap gadis itu dengan tatapan bertanya-tanya, sedangkan yang lain masih tak peduli. Raga yang tangannya sedari tadi berada dipaha gadis itu, langsung mencengkramnya─ hingga Zora meringis. Dan dengan senyuman, gadis itu mengelus tangan Raga yang berada dipahanya, menyakinkan laki-laki itu bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Gak boleh pelit, orang pelit kuburannya sempit," kata Meteor.

Aduhhh...

"Sembarangan Lo," cetus Thea yang duduk di sebelah Meteor, gadis itu baru saja menginjak kaki Meteor─ hingga laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Kaki Lo tulang sama kulit apa batu, sakit banget," ringis Meteor, mata Thea seketika melesat menatap temannya itu.

"Malam ini gue pulang ke Singapura," ungkap Zora. Sesat mereka masih merasakan makanan enak yang dihidangkan oleh Zora, namun sedetik kemudian semua langsung berhenti bergerak. Tatapan mata mereka langsung tertuju pada Zora, yang juga sedang menatap mereka.

"P... Pindah?" Tanya Thea menyakinkan, Zora menganggukkan kepalanya membenarkan.

"Kok baru bilang sekarang?" Stella yang duduk disamping Aries nampak berkaca-kaca.

"Sorry, ini mendadak─ sebenarnya gue pulang dua hari lagi, karena papa tiri gue sakit. Gue harus berangkat malam ini," jelas Zora.

"Kita gak bisa ketemu lagi dong," imbuh Thea.

Zora menggelengkan kepalanya. "Gue bakalan balik lagi, setelah kuliah gue selesai disini. Kita masih bisa komunikasi tiap hari," terang Zora.

"Tapi bakalan beda vibesnya Ra," sambut Petir.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang