ALGORITMA⁴¹

7K 424 36
                                    

Pukul 13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 13.45.

Setelah dari sekolah, teman-teman Raga langsung ke markas BlackEyes, Rhea, Stella, dan Amalthea, mengikut Raga pulang kerumahnya– pasalnya mereka akan menjenguk Zora.

Beberapa menit kemudian mereka memasuki area pekarangan rumah Raga. Raga memarkirkan motornya, sementara ketiga gadis itu keluar dari dalam mobil.

Mereka mengikuti langkah Raga masuk ke dalam rumah berlantai tiga itu.

"Mah," panggil Raga, Raisa yang tengah mengganti toples kue yang telah habis– lantas menoleh pada Raga, tatapannya mengarah pada tiga gadis di belakang Raga.

"Halo Tante," sapa Stella seraya tersenyum.

"Eh!! Halo, mau jenguk Zora pasti?" Tebak Raisa, jika para gadis itu berkunjung kesini– berarti akan bertemu Zora.

"Ehehehe, Tante tau aja," kekeh Amalthea.

"Duduk dulu, Tante baru aja selesai ngisi toples kue yang kosong," ujar Raisa pada mereka.

"Zora mana mah?" Tanya Raga.

"Di kamar kamu," balas Raisa, tanpa menunggu lama– Raga bergegas menaiki tangga menuju kamarnya, Rhea dan teman-temannya saling berpandangan.

"Tan," bisik Stella, Raisa menoleh kearah mereka.

"Raga bucin ya," lanjut Stella.

Raisa menahan senyumnya, sembari berucap. "Turunan dari bapaknya," kekeh Raisa.

"Tante mau ke dapur dulu, mau buat minum. Makan aja dulu kuenya, nanti Raga panggilin Zora," setelah mengatakan itu Raisa lantas berjalan meninggalkan mereka.

"Iya Tante," sahut mereka.

Di dalam kamar, Zora sedang tertidur pulas– Raga masuk dengan perlahan, ia mendekat kearah tempat tidur. Raga mengambil posisi jongkok di sisi tempat tidur– menyamakan tingginya dengan Zora.

Perlahan tangannya mengelus wajah Zora, lebam di wajahnya terlihat jelas.

"Lo milik gue Zora," lirih Raga, rahang laki-laki itu mengeras.

Beberapa menit memandangi wajah Zora akhirnya Raga beranjak, ia berjalan menuju kamar mandi mengganti pakaiannya. Setelah Raga berlalu, Zora perlahan membuka matanya– gadis itu menatap sayu pada figura foto Raga dengan posisi Raga duduk di atas motornya.

"I'm sorry," lirih Zora, rasa bersalah menyeruak di hati Zora.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Zora dengan cepat memejamkan matanya. Raga kembali berjalan di sisi tempat tidurnya, laki-laki itu mendekatkan wajahnya– sebelum mengecup dahi Zora.

Raga berjalan keluar kamar, laki-laki itu berjalan menuruni anak tangga. Terlihat di ruang tengah masih ada teman-teman Zora yang tengah berbincang dengan mamanya.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang