EXTRA PART VI

4.9K 323 26
                                    

Sinar matahari dipagi hari, membuat seorang gadis terusik─ Zora, gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari dipagi hari, membuat seorang gadis terusik─ Zora, gadis itu. Perlahan membuka matanya, menyesuaikannya dengan cahaya yang masuk dari sela-sela gorden kamar. Hal pertama yang gadis itu lihat adalah langit-langit kamar berwarna biru dengan lampu bergelantungan diatas sana.

 Hal pertama yang gadis itu lihat adalah langit-langit kamar berwarna biru dengan lampu bergelantungan diatas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar Rana,— gadis itu membatin, ia menoleh kesamping. Gadis itu masih tertidur lelap, Zora lalu menghembuskan nafas beratnya.

Shhhh....

Ia meringis, kepalanya berdenyut sakit, ingatannya kembali dengan kejadian semalam─ ia tiba-tiba saja tertidur diperlukan Raga.

Ceklekk...

Pintu kamar Rana terbuka, disana ada Raga dengan membawa nampan berisi obat, bubur, dan segelas air putih. Zora kemudian bangun membenarkan posisinya hingga menjadi duduk.

"Kenapa aku disini?" Tanya Zora.

"Mama yang nyuruh aku," balas Raga tanpa menatap Zora, laki-laki itu sibuk meletakkan nampan itu di atas nakas.

Zora melirik obat itu. "Aku gak sakit."

Raga berdiri menjulang tinggi disebelahnya, laki-laki itu menaikkan sebelah alisnya. "Kamu pikir aku percaya?" Laki-laki menatap tajam pada kekasihnya.

Zora menghembuskan nafas kasarnya, ia kemudian beranjak. Namun, baru saja menginjakkan kakinya ke lantai─ tubuhnya sudah lebih dulu jatuh, untung saja Raga dengan sigap menahan gadis itu.

"Diem," dengus Raga.

Laki-laki itu membawa Zora keluar kamar, ia kemudian membawanya memasuki kamarnya.

"Loh kok ke kamar kamu?" Tanya Zora.

Namun tak ada respon dari laki-laki itu, ia mendudukkan Zora keatas tempat tidurnya. Lalu kembali berjalan keluar kamar, Zora sendiri memandangi punggung Raga dengan tatapan bertanya-tanya. Tak lama dari itu, Raga masuk dengan nampan yang diambilnya dari kamar Rana.

"Makan," Raga meletakkan nampan itu diatas tempat tidur.

"Gausah ngebantah," sergah Raga, ketika melihat Zora akan mengeluarkan suaranya dan mau tak mau gadis itu mulai memakan sarapannya.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang