ALGORITMA⁴²

10.5K 497 56
                                    

Sore berganti malam, kini keluarga Raga sedang berada diruang makan, menikmati masakan Raisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore berganti malam, kini keluarga Raga sedang berada diruang makan, menikmati masakan Raisa.

"Rencana kalian akan kuliah dimana nanti?" Pertanyaan dari Raisa membuat Zora berhenti mengunyah sesaat, ekor matanya melirik Raga yang tengah mengunyah makanannya.

"M... Masih belum tau Tante," jawab Zora.

"Kalo Raga sih, tante berharap dia kuliah New York," Raga yang mendengar ucapan mamanya, lantas berhenti. Ia menatap wanita itu.

"Raga gak mau," tolak laki-laki itu, sedari awal dirinya hanya ingin menempuh pendidikan dinegaranya.

"Kenapa? Bukannya bagus kalo di luar negeri, kan ada pengalaman."

"Papa setuju dengan mama kamu, sebaiknya kamu kuliah di New York," sahut Saga yang sedari tadi diam lantas bersuara, Raga menatap malas kearah palanya.

"Raga mau disini," desis Raga, seharusnya ia yang menentukan dimana dirinya akan melanjutkan pendidikan.

"Zora sendiri disini kuliahnya?" Zora yang tadinya menatap Raga lantas mengalihkan pandangannya pada Raisa.

"Emmm... Mungkin Zora akan ke Singapura," Raga yang tadinya akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya langsung berhenti, ia menatap datar kearah Zora.

"Kamu bakalan disini sama aku," tekan Raga.

"Zora juga punya keluarga Raga," peringat Raisa. Hal itu membuat Raga mendengus, ia kemudian melanjutkan makannya tanpa berkata apapun. Mereka saling berpandangan sejenak, sebelum kembali ke kegiatan masing-masing.

Trekkk...

Hingga beberapa saat, suara kursi terdorong membuat atensi mereka teralihkan pada Raga, laki-laki itu telah selesai dan langsung beranjak pergi dari ruang makan.

"Abang kenapa mah?" Tanya Rana, yang sedari tadi hanya melihat perdebatan mereka.

"Gak tau, kakak kamu lagi pms kali," balas Raisa dengan asal, dalam hati wanita itu terkekeh geli, sepertinya putranya itu tidak mood sekarang.

Raga berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, ia mendengus. Laki-laki itu ingin, Zora berkuliah di universitas yang sama dengannya nanti, agar ia lebih leluasa melihat pergerakan gadis itu. Bisa saja jika ia dan Zora beda universitas, gadis itu akan berselingkuh nantinya.

"Apapun yang terjadi Lo harus ada disamping gue," gumam Raga, laki-laki berjalan menuju balkon. Sedang asik mengkhayalkan masa depannya bersama Zora, ponsel laki-laki itu berdering.

"Aissh, ganggu aja," dengus Raga, mau tak mau ia menjawab telfon itu dari Meteor.

"Halo bossqueee."

"Apa!"

"Pelan-pelan pak sopir, galak amat."

"Bacot, apa?" Tanya Raga tak sabaran.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang