"Raga."
Laki-laki itu menatap datar kearah gadis itu, rasa muak menghampirinya. Gadis itu tersenyum hangat kearah Raga namun, laki-laki itu tak menampilkan ekspresi apapun.
"Gausah basa-basi," ucap Raga dengan nada dingin.
"Itu gak gratis Raga," kekeh gadis itu, ia memainkan ponselnya seraya tersenyum. Sudut bibirnya terangkat, ia akan memanfaatkan ini untuk bersama Raga.
"Cepat," sungguh ia tak ingin berlama-lama disana.
"Aku punya penawaran yang bagus kak," gadis yang tak lain Hilda itu, berjalan memutari laki-laki itu.
Raga mengepalkan kedua tangannya, sungguh gadis ini membuat darahnya naik dua kali lipat.
"Banyak bacot," Raga bukan orang yang sabar, ia berbalik hendak melangkah pergi. Namun, langkahnya ditahan oleh Hilda dan dengan cepat Raga menepisnya.
"Oke-oke, tenang," Hilda menatap Raga, jika laki-laki itu pergi maka kesempatan menghancurkan Zora akan gagal.
"Tapi aku punya penawaran, aku ngasih liat video ini ke kak Raga dengan syarat selama seminggu kak Raga antar-jemput aku keseko—"
"Mimpi," sela Raga ia menatap tajam pada Hilda, gadis itu sedikit goyah dengan tatapan laki-laki itu, namun usahanya harus berhasil.
"Yaudah kalo kak Raga gak mau liat video Zora, sama anak Scorpion," Hilda mengedikkan bahunya acuh.
Ia kemudian berbalik akan melangkah pergi. Namun, suara Raga menghentikannya, sialnya Raga juga penasaran pada video itu. "Oke."
Hilda menaikkan sudut bibirnya, sebisa mungkin ia harus terlihat biasa saja. Gadis itu kemudian berbalik menatap Raga.
"Deal?" Hilda mengulurkan tangannya, namun laki-laki itu hanya diam menatap dirinya karena tak mendapatkan balasan, Hilda kemudian menurunkan kembali tangannya.
Gadis itu mengeluarkan ponselnya, ia lalu mengirim video itu pada Raga.
Ting...
Ponsel Raga berbunyi, ia lalu mengambil ponselnya disaku celananya. Matanya yang tadinya fokus ke ponsel itu, beralih menatap Hilda.
"Itu video Zora, aku yakin kak Raga butuh itu sebagai bukti kalo saja kak Zora nggak ngaku."
"Ingat kak janji kak Raga, aku nanti ngirim alamat rumah aku ke kak Raga," setelah mengatakan itu Hilda kemudian pergi dari sana, menjauh dari Raga yang berdiri kaku.
Dengan tangan yang sedikit gemetar, Raga membuka video yang dikirim oleh Hilda tadi.
Misi lo udah selesai Zora
Tapi gue belum yakin Raga udah jatuh cinta sama gue
Lo salah
Raga udah cinta mati sama lo
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓
Novela JuvenilZora gadis yang sengaja pindah ke SMA Tri Sakti hanya untuk menjalankan tugas dari ketua Scorpion, musuh dari seorang Raganar Shaquille Galaksa ketua Asteroid generasi ke-2. Misi mendekati dan membuat laki-laki itu tertarik dengannya, hingga membua...