ALGORITMA¹³

17.5K 1.8K 191
                                    

Raga maupun Zora saling menatap satu sama lain, dengan tatapan terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raga maupun Zora saling menatap satu sama lain, dengan tatapan terkejut. Zora menelan salivanya dengan susah payah ketika Raga menatapnya dengan sengit.

"Kita duduk disini," putus Stella, ia langsung duduk disamping Mentari.

"Maen nyelonong aja lo," kata Magma.

"Res mending tuh meja lo geser kesini biar jadi memanjang, kan bisa muat kita," Stella menunjuk meja kosong didekap mereka, dengan malas Aries mendorong meja itu agar menyambung dengan meja yang ditempati oleh Zora, semua itu tak luput dari pandangan semua murid yang berada dikantin.

Aries lalu duduk disamping Stella, disusul oleh Raga dan yang lainnya.

"Lo Mentari kan?" Tanya Stella pada gadis itu.

"Iy... Iya, aku Mentari kak," jawab gadis itu, selama bersekolah disini ia tak pernah berdekatan dengan kakak kelas manapun, terlebih lagi para pentolan sekolah.

"Loh," Rhea datang dengan membawa nampan berisikan 2 porsi bakso serta es teh. Gadis itu menatap seluruh inti asteroid dan juga Stella, Rhea menaruh nampan itu di atas meja.

"Zo," panggil Rhea, Zora menatap Rhea meminta pertolongan ingin pergi dari sini. Namun, gadis itu tak mengerti kode yang diberikan oleh temannya itu.

"Emm, kak a.. aku ke kelas dulu," kata Mentari, tatapan mereka kemudian mengarah kepadanya, gadis itu seketika menjadi takut. Apa kakak kelasnya itu tersinggung? Tapi, ia takut melihat tatapan siswi-siswi di kantin, seperti memusuhinya.

"Disini aja kali, kapan lagi lo duduk sama kakel pentolan SMA Tri Sakti," kata Meteor. Mentari terdiam, ia tak bisa berkata apapun, apalagi kakak kelasnya bernama Gerhana menatapnya dengan intens.

Rhea menggeser mangkuk bakso itu dihadapan Zora.

"Kenalin ini sahabat gue sama temannya," ujar Stella pada Zora dan Rhea.

"Ayo kenalan," bisik Stella pada Aries.

"Gue Aries," ucap Aries.

"Gue Magma."

"Gue Gerhana."

"Gue Kaisar."

"Gue Petir."

"Dan Gue Meteor."

Setelah memperkenalkan diri masing-masing, sedetik kemudian suasana dimeja mereka menjadi hening, ketika Raga hanya diam menatap lurus kearah Zora. Zora yang merasa ditatap mengalihkan pandangannya pada bakso di depannya itu ia sama sekali tak berani menatap wajah Raga.

Rhea sendiri menatap bingung ke arah mereka, tatapannya terhenti pada Raga yang sedang menatap temannya itu.

"Oh, ini temen gue nama Raga," sahut Petir.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang