ALGORITMA⁴⁴

6.2K 357 12
                                    

Setelah dari markas, Raga tak langsung membawa gadis itu pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dari markas, Raga tak langsung membawa gadis itu pulang. Kini dua sejoli itu sedang duduk ditaman kota, sembari menikmati sebuah gulali, ralat! Hanya Zora yang menikmati gulali itu, Raga hanya menatap wajah gadis itu. Sengaja ia membawa Zora untuk berjalan-jalan demi mengurangi rasa kesal gadis itu.

"Jangan kebanyakan yangg, nanti gigi kamu sakit," peringat Raga.

"Nanti sikat gigi," balas Zora tanpa menatap Raga, gadis itu lalu berbalik menatap laki-laki itu.

Raga yang ditatap sedemikian rupa lantas menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya ada apa. Zora menyodorkan gulali yang berada di tangannya untuk Raga cicipi.

"Makan," ujar Zora.

Raga menatap gulali yang perlahan mengecil sedikit demi sedikit itu, makanan jenis itu jika masuk ke dalam mulut seperti tak memakan apapun.

Raga menggelengkan kepalanya tanda tak mau. "Makan yangg, cepetan."

Mata Raga yang tadinya fokus pada tangan gadisnya, lantas perlahan menatap mata Zora yang seperti tak mau dibantah, dan mau tak mau laki-laki itu membuka mulutnya.

"Enak kan?" Tanya Zora seraya tersenyum, senyuman itu terasa tulus di mata Raga, bukan senyum yang biasa iya tampilkan diraut wajah.

"Kayak lagi makan angin yangg," terang Raga.

Sudut mata Zora berkedut, ia memanyunkan bibirnya. "Enak aja, ini makanan enak yaa, emang kamu pernah makan angin?" Tanya Zora.

"Yaa gak gitu yangg, itu tuh kalo masuk mulut kayak gak makan apa-apa," jelas laki-laki itu.

Zora mengedikkan bahunya, ia lalu kembali mengarahkan pandangannya kedepan, jujur saja gadis itu baru merasakan hal ini. Sewaktu dengan teman-temannya dulu, mereka lebih sering berkumpul di kafe.

Raga sendiri masih setia memandangi wajah cantik gadis itu, helaian rambut yang diterpa angin malam membuat kasar kecantikan Zora bertambah.

"Gue belum p-"

"Aku," sela Raga membenarkan, Zora merotasikan matanya ia mendengus sebal.

"Tadi mau ngomong apa?" Tanya Raga, Zora menggelengkan kepalanya tanda tak jadi.

"Lah tadi kamu ngomong," Zora menggigit bibir bawahnya, ia menoleh menatap manik mata Raga yang masih menatap dirinya.

Raga yang di tatap sedemikian rupa mengerutkan keningnya, Zora perlahan mendekatkan wajah pada Raga, laki-laki itu malah memundurkan kepalanya.

"Apa sih yangg," ucap Raga, namun tak ada jawaban dari Zora, gadis itu masih mendekatkan wajahnya.

"Yangg aku jadi takut sama kamu," delik Raga.

"Yangg!" Pekik Raga ketika tiba-tiba menangkap wajahnya dengan kedua tangannya.

Zora menahan untuk tidak tersenyum melihat Raga yang wajahnya terkejut, laki-laki itu melototkan matanya menatap dirinya.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang