ALGORITMA⁴⁰

13.4K 822 111
                                    

Setelah kepulangan Zora, Raga kini berada di dalam kelasnya—sekarang sudah menunjukkan pukul 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kepulangan Zora, Raga kini berada di dalam kelasnya—sekarang sudah menunjukkan pukul 12.50, setelah sholat Jum'at berjamaah di masjid sekolah, mereka kembali ke dalam kelas.

"Jenguk si Zora entar," tutur Rhea, kronologi tadi sudah di ceritakan oleh mereka tadi– jujur saja mereka sendiri geram terhadap Ridho dan Hendra.

"Kurang ajar banget tuh cecenguk, bisa-bisanya gituin Zora," kata Stella dengan wajah kesalnya.

"Minta di kubur hidup-hidup emang," sambung Amalthea.

"Perhatian-perhatian," suara itu membuat mereka menoleh.

Ketua kelas bernama Ariel Hidayat itu membuat atensi para murid XII IPA 1 beralih padanya. Ariel berdiri di depan mereka.

"Jangan ada yang pulang buat kelas XII– ada penyampaian dari kepala sekolah," jelas Ariel.

"Apaan Ril?" Tanya Obet, salah satu siswa kelas XII IPA 1.

Ariel menatap obet dengan mengedikkan bahunya. "Nggak tau, mungkin masalah les, atau enggak masalah praktek buat anak-anak kelas XII—kan bentar lagi ujian," jelas Ariel.

"Gue denger-denger bakalan pentas di sekolah, sama kegiatan lainnya," sahut Anya wakil ketua kelas.

"Drama? Apa konser anak-anak band sekolah?" Tanya Sandi, mereka menoleh kearah laki-laki itu.

"Anggota lo lengkap nggak?" Tanya Ariel pada Sandi, pasalnya dia adalah drummer dari TrisaBand– anak band yang sering tampil jika ada lomba musik antar sekolah.

"Rofiq keluar sih, soalnya habis kecelakaan jadi nggak bisa pegang gitar," balas Rofiq.

"Pasti class meeting juga ada, gue mau dong nyalonin semisal ada lomba busana dari barang bekas," sahut Lita.

"Bisa di atur, gue harap jangan pulang dulu," peringat Ariel, ia kemudian melangkah keluar kelas.

Raga sendiri terdiam sejak tadi, ia tak mengeluarkan suara sepatah katapun. Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu, namun dari raut wajahnya terlihat tegang. Magma dan yang lainnya memandang Raga dengan tatapan bertanya-tanya.

"Shutt, Raga noh," bisik Aries.

"Lagi mikirin sesuatu mungkin," bisik Meteor.

"Si Gerhana belum balik ya?" Tanya Stella, mereka lantas menoleh. Benar juga, laki-laki itu belum kelihatan sedari tadi, apa mungkin belum pulang dari rumah sakit.

"Assalamualaikum," mereka menoleh pada pintu kelas, Gerhana masuk dengan keadaan lelah.

"Waalaikumsalam/Shalom," sahut mereka secara serentak. Gerhana berjalan menuju salah satu bangku kosong, ia mendudukkan dirinya disana.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang