ALGORITMA⁴⁵

5.3K 329 10
                                    

Malam berganti pagi, hari Sabtu ini Zora berniat kembali kerumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam berganti pagi, hari Sabtu ini Zora berniat kembali kerumahnya. Dan hari ini ia akan ke markas Scorpion, ada yang harus dirinya cek dimarkas itu.

"Gue harus nyelesaiin misi ini dalam tiga hari kedepan, gue gak bisa lama-lama. Apalagi si sialan itu ada di indo," gumam Zora, matanya menoleh pada Rana yang masih terlelap tidur. Sekarang sudah menunjukkan pukul 06.35, dan hari ini adalah hari minggu itulah mengapa adik perempuan Raga masih berada di alam mimpinya.

Hanyut dalam pikirannya, Zora lantas tersadar. Gadis itu kemudian berjalan keluar kamar, seraya memapah tas ranselnya. Suasana rumah itu masih sepi, namun dari arah dapur suara seseorang sedang memasak terdengar begitu jelas ketika Zora menginjak anak tangga terkahir.

"Loh, bangunnya kenapa cepat?" Zora yang baru saja akan melangkah ke dapur lantas berhenti, ketika suara bariton itu terdengar. Ia menatap papa Raga yang sepertinya baru kembali setelah olahraga pagi.

"Om," cicit Zora.

Saga mengernyitkan dahinya ketika melihat penampilan kekasih putranya itu, gadis itu terlihat rapih dengan tas ransel di bahunya.

"Mau pulang?" tanya papa Raga, raut wajah pria itu yang tadinya bersahabat kini berubah tanpa ekspresi.

Zora menelan salivanya, sekarang ia tau darimana sifat Raga yang cepat berubah itu turunan dari siapa, ternyata bapak dan anak sama saja.

"I... Iya om, saya mau pulang. Saya mau pa—"

"Sudah ngasih tau Raga?" sela pria itu, dengan cepat Zora menggeleng.

"Bangunin Raga, pamit sama putra saya," tutur Saya. Zora mengatupkan bibirnya, jika ia membangunkan Raga maka, laki-laki itu akan menahannya lebih lama.

"Tapi om, R—"

"Kamu sepertinya belum tau anak saya sepenuhnya," lagi dan lagi, Saga memotong perkataan Zora.

"Loh ada apa ini?" suara itu mengalihkan pandangan mereka, Raisa yang baru saja berjalan dari arah dapur mendekati mereka.

Raisa menatap Saga dan Zora secara bergantian, hingga tatapan matanya fokus pada Zora.

"Kok bangunnya cepet?" tanya Raisa, seharusnya Zora masih tidur seperti Rana.

Zora menatap ragu pada mama Raga. "A... Aku pamit tante," ujar Zora.

Raisa menaikkan sebelah alisnya, ia lantas mengangguk paham.

"Kenapa pulangnya gak siang aja, nanti Raga nganterin kamu," tutur Raisa.

Zora menggelengkan kepalanya, bukan maksud menolak tetapi Raga pasti akan menempel padanya.

"Emm... Maaf bukannya Zora nggak mau tante tapi Zora masih ada urusan," tolak Zora dengan nada halus.

"Udah ngasih tau Raga?"

Gadis itu terdiam, pertanyaan yang sama itu terlontar. Untuk kesekian kalinya ia merasa kedua orang tua Raga sangat mengetahui sifat anaknya.

ALGORITMA 2 : DANGEROUS BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang