10

1.1K 35 0
                                    

Tari lebih dahulu terbangun setelah mereka tertidur cukup pulas akibat kelelahan karena aktivitas yang mereka lakukan. Melihat seseorang yang berada di dekapannya membuat hatinya kembali menghangat. Dan menciumi seluruh wajah Dea.

"Hoaaaammmm"

Dea yang merasa tidurnya terganggu kini perlahan membuka matanya kemudian menatap ke arah adik angkatnya itu.

"Kamu udah bangun" tanya Dea

"Belum kak, kita masih di dunia mimpi" ucap Tari sembari mencubit pipi Dea dengan gemas

"Masa sih dek" tanya Dea

"Capek banget ya, tidurnya aja Sampe ngiler kayak gitu" tanya Tari yang mengerjai Dea

"Ehhh.. Sembarangan, mana ada kakak ngiler. Nggak ada tau" Ucap Dea sembari mengusap - usap mulutnya

Tari yang melihat itu langsung tertawa terbahak - bahak. Kemudian langsung melumat bibir sexy Dea singkat.

"Udah kakak mandi dulu, biar adek masakin makan malam untuk kita ya" Ucap Tari

"Adek mau masak ?" Tanya Dea

"Iya. Kakak mau aku masakin apa ? Rendang, Kari ayam, Soto lamongan, Ayam Bawang, Iga penyet, Cabe Ijo, Empal gentong, atau SOP buntut ?" Tanya Tari kepada Dea

"Beneran kamu bisa masak semua itu dek. Kakak aja cuma bisa masak mie, atau nggak nasi goreng atau telur deh" Ucap Dea yang merasa Insecure dengan kemampuan memasak adiknya

"Ya cepetan kakak mau makan apa?" tanya Tari kembali sembari memakai kembali pakaiannya yang berserakan di lantai

"Sop Buntut sepertinya enak deh dek malam - malam gini" Ucap Dea sembari membayangkan Sop buntut

"Yaudah, Adek keluar dulu mau beli bahan - bahannya. Kakak mandi aja ya jangan lupa pake baju yang sexi nanti ya kak" Ucap Tari sembari mengedipkan sebelah matanya dan kudian mengecup kening Dea singkat kemudian beranjak pergi.

Dea yang melihat Tari yang sudah beranjak pergi keluar, kini mencoba untuk bangkit. Walaupun bagian bawahnya masih terasa nyerih dan perih dia perlahan turun dari ranjangnya kemudian mengambil pakaian nya dan memasukan ke keranjang pakaian kotor. Dan langsung berendam di dalam bathtub.

***

Sementara Tari kini tengah berkutat di dapur, dia tengah memaksakan SOP buntut sepesial untuk kakak angkatnya. SOP buntut yang berbeda di antara yang lain.

Setelah selesai Tari menyajikannya di meja makan, dan menunggu Dea yang tengah mandi.

"Wahhhhhh.. Aromanya harum banget, jadi makin laper deh" Ucap Dea yang baru saja keluar kamar.

"Ehhh sayang. Sini deh cobain sop buntut sepesial buatan adek" Ucap Tari yang menunggu Dea berjalan ke arah meja makan. Jangan di tanya lagi, Dea berjalan sungguh amat pelan, sehingga Tari menghampirinya dan langsung menggendongnya.

Setibanya di meja makan Dea tak langsung menyantap makanannya melainkan menatap heran kearah adik angkatnya itu.

"Katanya tadi mau masakin sop buntut ?" Tanya Dea menatap ke arah adiknya yang sudah mulai menikmati makanannya

"Iya bener kok itu Sop buntut" Kawab Tari dengan mulut yang penuh

"Ini bukan sop buntut" Ucap Dea protes

Bukannya menjawab pertanyaan Dea, Tari malah beranjak ke dapur dan kembali dengan membawa sesuatu di tangannya kemudian di tunjukan kepada Dea

"Ini bacaannya apa sayang ?" tanya Tari menunjuk ke arah sesuatu yang kini telah di hadapan Dea

"Sop Buntut" Ucap Dea yang membaca tulisan yang di tunjuk oleh adik angkatnya itu

"Bearti bener dong adek masakin kakak sop buntut?" Ucap Tari yang kini melanjutkan makannya kembali

"Tau ah nyebelin" jawab Dea menyilangkan kedua tangannya di depan dada

"Ehhh.. Kenapa kakak marah? Susah payah tau adek masaknya" Ucap Tari

"Kakak itu maunya SOP BUNTUT beneran Tari. Bukan Mie Rasa SOP BUNTUT" Jawab Dea yang kini mulai emosi dengan adiknya itu

"Kalo sop buntut beneran adek nggak bisa masaknya kakak, ribet banget tau. Adek itu bisa masak berbagai macam jenis makanan tapi dalam bentuk Mie nya aja kak" Ucap Tari sembari menyengir seakan tak bersalah

"Tau ahhh kakak gak mood makan" Kesal Dea

"Ya udah kalau kakak nggak mau sop buntutnya biar adek nanti yang makan. Sekarang kakak mau makan apa Iga penyet, Rendang, Soto lamongan biar adek masakin " Tanya Tari yang tengah menghentikan makannya

"Itu kamu mau masakin kakak mie lagi?" Tanya Dea dan Tari langsung menganggukan kepalanya dengan cepat

"Nggak usah kakak nggak mau"Ucap Dea

Tari mengambil tangan Dea dan kemudian mengecup tangan Dea.

"Kenapa nggak mau makan, nggak suka ya sama masakan adek ?" Tanya Tari

"Lagi males aja" jawab Dea ketus

"Katanya tadi udah laper, sekarang nggak mau makan. Gimana nanti kalau kakak sakit karena nggak makan. Nanti siapa dong yang akan nyakitin adek" ucap Tari dengan wajah melasnya

Plakkkkkkkk

Dea langsung menggeplak tangan Tari

"Kapan emang kakak nyakitin kamu?" tanya Dea yang tak terima dengan perkataan adiknya itu

"Kemarin, kakak nyakitin adek Sampe nggak bisa jalan. Terus juga suka gigit - gigit nenen nya adek. Emangnya nggak sakit" Ucap Dea

"Sakit - sakit juga kan kamu juga nikmatin" Ucap Dea yang kini sudah mulai mencair

"Yaudah sekarang kita makan ya, sini biar adek suapin makannya" Ucap Tari yang kemudian mengambil mangkok yang berisi Mie rasa sop buntut itu.

Dea yang sudah merasa lapar sejak tadi langsung membuka mulutnya dan menerima suapan dari Tari.

"Gimana, enak kan sop buntut buatan adek?" tanya Tari sembari menatap kakaknya yang sedang mengunyah makanannya

"Ya enak lah, Kan udah ada bumbunya jadi udah pasti enak" ucap Dea sinis

"Kakak jangan salah meskipun Sop buntut adek ini hanya dalam bentuk Mie. Tapi kalau cara masaknya salah hasilnya juga nggak akan nikmat. Misalnya adek masaknya kebanyakan air, kan rasanya jadi hambar. Sedangkan kalau adek masaknya dengan sedikit air pasti rasanya akan asin. Jadi adek harus benar - benar berkonsentrasi agar takaran airnya sesuai dengan selera kakak" Ucap Tari panjang Lebar

Dea hanya memutar bola matanya dengan malas, mendengar ocehan adiknya kemudian mengambil mangkuk yang ada di tangan Tari.

"Sini kakak aja makan sendiri" ucap Dea yang kemudian langsung memakan Mie nya

Setelah selesai makan Tari langsung ke dapur untuk mencuci bekas mangkuk tadi. Sementara Dea sendiri hanya memantau adiknya dari meja makan sebab tak di perbolehkan oleh Tari untuk membantunya. Bahkan adiknya itu tampak begitu senang sekali ketika mencuci piring Sambil bernyanyi dan juga menggoyangkan pantatnya.

"Kak, kita mau nonton tv dulu atau langsung kembali ke kamar ?" Tanya Tari yang baru saja kembali dari dapur kemudian duduk berjongkok di depan kakaknya

"Terserah kamu aja mau nonton Tv dulu ya ayok, kembali ke kamar juga ayok" ucap Dea

"Beneran ni terserah aku?" tanya Tari kembali memastikan

Dea hanya menganggukkan kepalanya

"Yaudah, karena tadi kita udah makan yang gurih - gurih. Biar adek makin sehat sekarang minum susu dulu kak" Ucap Tari yang kemudian meremas payudara milik Dea

"Shhhhhhhhhhhhhh"

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang