Kak Dea kini tengah merajuk kepada Tari, dia sungguh sangat - sangat kesal. Bagaimana tidak, Dea di tinggal oleh Tari pada saat posisi tengah sange - sangenya. Karena pacar Tari menelpon Tari dan menjemput Tari pulang. Padahal Dea sudah sangat ingin segera di unboxing oleh Tari.
"Kak, jangan marah dong" Ucap Tari yang mencoba mengejar Dea yang kini berada di koridor sekolah. Nampaknya Dea baru saja tiba di sekolah.
Setelah pulang dari rumah Dea bersama pacarnya, sikap Dea menjadi berubah begitu cuek. Bahkan chat dan panggilan telpon dari tadi tak ada satupun yang di balasnya. Hingga Tari benar - benar merasa bersalah dengan kakaknya itu dan mencoba untuk membujuk Dea agar tak marah lagi.
Namun tak ada jawaban apapun Dari Dea. Dea hanya menatap lurus dan tak menggubris ucapan adik angkatnya itu.
"Tariiiiii" panggil Indah yang jaraknya tidak jauh dari mereka.
"Ehhh kak Indah, ada apa ya kak?" tanya Tari kepada Indah.
"Ayo kekantin, kakak lapar tadi di rumah kakak nggak sempat sarapan. Kata kamu kemarin mau traktir kakak. Yaudah ayo" Ucap Indah yang kemudian menarik tangan Tari menuju kearah Kantin tanpa menunggu jawaban dari Tari.
Melihat Tari yang pergi bersama Indah dan meninggalkannya sendiri sungguh hati Dea justru bertambah semakin kesal.
"Bukannya membujuk gue, tuh bocah malah asik sarapan sama perempuan lain. Awas aja gue juga bisa" batin Dea
****
Sekarang semua calon siswa - siswi SMA 1 Airlangga tengah berkumpul di lapangan bersama para anggota OSIS. Mereka sengaja di kumpulkan karena hari ini, akan ada beberapa di antara mereka yang akan membacakan surat cintanya kepada kakak - kakak OSIS itu masing. Satu persatu dari anggota OSIS sudah mendapatkan surat cintanya. Termasuk Doni dan Indah juga sudah mendapatkan surat cinta dari fans mereka.
Tari yang duduk di pojokan tak menghiraukan teman - teman yang begitu antusias dengan surat cinta mereka. Karena yang ada di pikirannya sekarang bagaimana cara membuat agar Dea tak marah lagi dengannya. Namun lamunannya buyar, ketika Namanya di panggil untuk maju kedepan dan di suruh membacakan surat cintanya.
"Dek surat cintanya buat siapa" tanya kakak - kakak OSIS ketika Tari sudah berdiri di depan
"Buat seseorang yang spesial kak" jawab Tari dengan pasti
"Yaudah, silahkan kamu bacakan" ucapnya
Tari menghembuskan nafas panjang sebelum membacakan surat cinta miliknya. Karena jujur Tari sendiri tengah gugup sebelumnya dia menatap ke arah Dea. Seolah mengisyaratkan bahwa surat cinta yang akan di bacanya ini untuk Dea.
Aku tak tau kapan rasa itu hadir
Sehingga di hati ini namamu begitu jelas terukir
Membuat aku harus kembali berpikir
Apakah pertemuan kita adalah khendak takdir?
Sebelum rasa ini semakin dalam
Pernah ku coba untuk ku pendam
Agar aku tak mati tenggelam
Karena mengharapkan mu yang tak kan pernah dapat aku genggam
Di saat aku tak lagi berharap
Kau hadir bagai penerang di kala gelap
Membawaku untuk kau dekap
Seolah memintaku untuk terus menetap
Aku tau cinta ku ini terlarang
Akan banyak cobaan yang menjadi penghalang
Namun aku akan tetap menjadi rumah untukmu pulang
Karena yang ku inginkan hanya dirimu sayang
Jangan pernah tanya kadar cintaku
Kalau Namamu menjadi penguasa tahta di hatiku
Kan ku sebut namamu dalam Do'aku
Semoga kita tetap selalu bersatu
Jangan pergi saat kau mulai jenuh
Ketika bosan jangan mencoba untuk menjauh
Karena jauh darimu aku begitu rapuh
Dan hidup tanpamu akupun tak akan mampu
Semua orang yang berada di sana memberikan tepuk tangan mereka untuk Tari. Bahkan Tari sendiri tengah menghapus jejak air mata yang sempat menetes.
"Sumpah keren banget surat cinta Lo dek" ujar Indah yang kini mulai mendekat kearah Tari.
"Heheh, kakak bisa aja" ucap Tari yang sekilas menatap kearah Dea yang nampak kini sedang berkaca - kaca.
"Aku udah boleh duduk kak?"tanya Tari
"Oh iya, silakan dek" ucap mereka
**
Setelah sesi pembacaan surat cinta selesai. Kini para anggota OSIS mulai menghitung siapa yang paling banyak dari adik - adiknya itu yang berhasil mengumpulkan tanda tangan. Karena seperti yang Dea katakan kemarin kalau yang paling mendapatkan tanda tangan akan mendapatkan hadiah, dan yang paling dikit akan mendapatkan hukuman.
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk mereka mengumumkan hasilnya. Dan seperti yang kita ketahui, kalau Tari lah yang mendapatkan tanda tangan yang paling banyak. Sedangkan yang mendapatkan tanda tangan paling sedikit adalah Roby. Tari mendapatkan Hadiah 3 buah coklat. Sedangkan Roby kini di hukum harus bernyanyi 2 buah lagu dangdut di tengah lapangan.
Taripun kemudian menghampiri Indah dan memberikan sebatang coklatnya kepada Indah. Karena bagaimanapun Indah telah banyak membantunya kemarin.
"Kak, ini buat Kakak" ucap Tari sambil mengulurkan coklat ke Indah
"Baik bener Lo dek, padahal tadi Lo udah traktir gue. Sekarang Lo malah bagi hadiah Lo sama gue". Ucap Indah sambil mengambil coklat yang di kasih Tari.
"Belum tentu aku menang, kalau nggak di bantu kakak. Makasih ya kak" ujar Tari
"Iya dek, sama - sama" jawab Indah
Dea yang melihat itu hanya mampu tersenyum getir, meskipun memang benar kalau Indah lah yang banyak membantu Tari kemarin. Sedangkan dia tak mampu berbuat banyak, namun haruskah Tari menghampiri Indah sekarang. Di saat Dea berharap kalau Tari akan mencarinya namun justru lebih memilih menghampiri Indah. Dari pada suasana hatinya kembali rusak, lebih baik Dea pergi untuk menenangkan pikirannya.
Sedangkan Tari sendiri setelah memberikan coklat ke Indah kini Tari mulai mencari kakak kesayangannya itu yang sudah tidak nampak lagi batang hidungnya di lapangan. Tari ingin meminta maaf kepada Dea karena telah membuat Dea begitu kesal dengannya. Bahkan tadi pagi disaat Tari ingin meminta maaf kepada Dea, justru rencananya gagal karena Indah dan terpaksa meninggalkan Dea sendiri. Tari sangat yakin, pasti kakak angkatnya itu bertambah emosi ketika Dia meninggalkannya sendiri dan pergi bersama Indah kekantin tadi pagi.
"Kemana sih kak Dea" batin Tari sembari melihat kanan - kiri kalau saja menemukan keberadaan Dea
Tari sudah mencoba mencari Dea di berbagai tempat, mulai dari dalam kelas, kekantin, perpustakaan, ruang OSIS, bahkan Toilet namun tak kunjung menemukan keberadaan kakaknya itu.
Namun langkahnya terhenti saat melihat kakaknya tengah duduk di taman sendirian dan tengah fokus dengan ponselnya. Sambil menscroll aplikasi tikt*k di hpnya. Dan di hadapannya sudah ada beberapa cemilan dan botol air minum. Taripun mendekat kearah Dea.
'Mungkin dia bosan, jarang di goyang. Ajakin goyang say, jangan di tahan'
"Hmmmmm, jadi kakak tersayang aku lagi pengen di goyang ni"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Kakak Angkatku
RomanceSiapa yang menyangka bermula dari sekedar Adik dan kakak angkat namun akhirnya muncul benih - benih cinta di hati mereka.