Melepaskan

488 29 0
                                    

"Wowww, Tari gue nggak nyangka. Lo Pro banget mainnya anjir, badan gue sampai lemes banget. Apalagi jari Lo panjang banget, nikmat banget sumpah. Apalagi lidah panjang Lo itu sampai bikin gue merem - melek. Sayang banget Lo datang nya kurang cepat De, seharusnya Lo lihat bagaimana lihainya adik angkat Lo itu dalam urusan menservis." Sahut Indah dari dalam toilet

Dea yang mendengar itu sungguh sesak sekali dadanya. Apakah Tari selama ini kurang puas dengannya, sehingga dia mencari orang lain untuk memuaskan nafsunya. Ataukah Tari sudah mulai bosan dengannya. Berbagai macam pikiran negatif terus saja muncul di pikiran Dea.

"Ehhhh sialan, diem ya Lo. Kita nggak ngapa - ngapain ya, jadi jangan buat kak Dea jadi salah paham gila" Maki Tari kini menatap Indah

"Hahaha, kenapa Lo marah sayang. Bukannya kita baru saja habis mendesah, Lo nggak mau bantu gue pakai baju kah. Gue lemes banget kayak gini karena ulah Lo bukan" Ucap Indah

Indah tersenyum manis melihat akan ada tanda - tanda pertengkaran antara kakak dan adik itu. Indah sangat tahu bagaimana sifat pencemburunya Dea, sehingga dengan mudah Indah bisa memanasinya.

"Tuh, gebetan Lo minta pakaikan baju, nggak mau Lo bantu. Jangan udah puas main Lo tinggal gitu aja" Ucap Dea sinis mentap Tari

"Eh jalang, pakai baju Lo. Gue nggak mau ya mata kakak gue ternodai karena melihat tubuh Lo itu" Ucap Tari menggebu

"Hahaha, kalau Lo nggak mau tubuh gue di lihat orang lain bilang aja Tari. De, Lo bisa pergi kan. Adek Lo nggak mau tu Lo ikut menikmati tubuh seksi gue ini" ucap Indah dengan sinis.

Dea tak lagi mampu berkata - kata. Hatinya terlalu sakit untuk menyaksikan semua ini.

"Nggak perlu Lo usir, gue bakalan pergi. Sorry udah ganggu waktu kalian" Ucap Dea yang kemudian berlalu namun dengan cepat di kejar oleh Tari dan di peluknya.

"Lepasin tubuh gue sialan" bentak Dea dengan airmata yang mengalir deras

"Nggak mau, aku nggak mau lepasin kakak. Kak, tolong dengerin penjelasan adek dulu kak. Jangan kayak gini kak, kakak salah paham". Ucap Tari yang mengeratkan pelukannya.

"Kalau gue bilang lepas, ya lepas. Lo itu nggak tuli Tari. Gue nggak mau di peluk sama orang yang sasimo" Ucap Dea yang terus memberontak sehingga berhasil melepaskan diri dari pelukan Tari.

"Kurang gue apa Tari, gue udah berusaha untuk sabar melihat Lo deket dengan guru kesayangan Lo itu, gue udah sabar saat Lo terus gandengan sama temen Lo, bahkan pakai sandaran segala. Gue udah berusaha supaya nggak cemburu Tari, gue sudah berusaha untuk sabar dan nggak marah. Tapi kenapa sekarang Lo malah dengan Indah Tari, kenapa Lo semakin menguji kesabaran gue Tari. Apa selama ini Lo nggak puas dengan tubuh gue, gue cuma manusia biasa Tari. Yang kesabaran gue juga ada batasnya dan  hati gue juga bisa sakit, kalau ada yang salah dari gue Lo bilang. Bukannya Lo sendiri yang bilang, kalau ada cara kita yang salah perbaiki caranya bukan malah ganti orangnya. Tapi kenapa Tari, Lo jahat banget sama gue, kenapa Lo kecewain gue Tari. Lo yang selalu ngelindungin gue Tari, tapi kenapa Lo malah sekarang nyakitin gue Tari. Kenapa? . Kenapa Lo seakan jadi pelindung buat gue, tapi kenapa justru Lo yang nusuk gue Tari" Tangisan Dea terdengar begitu lirih sehingga membuat hati Tari terasa sangat sakit.

"Kalau Lo mau bebas, gue bakal lepasin Lo Tari, karena memang benar kata orang - orang, jangan pernah berharap apapun dari siapapun. Dan mulai sekarang gue nggak mau berhubungan sama Lo lagi Tari. Makasih buat kebaikan dan lukanya" Ucap Dea kemudian berlalu pergi sembari menangis

Bughhhhhhh

Tari terjatuh kelantai, sungguh dia sudah tak punya tenaga lagi untuk mengejar kakaknya. Dea pasti sangat kecewa dengannya, bahkan rasanya Tari tak sanggup jika Dea benar - benar melepaskan Tari. Bahkan kini Dea tak mau lagi berhubungan dengannya.

"Hikssss... Hikssss.. Hikssssss.. Kak, aku bodoh banget ya kak, aku manusia paling bodoh kak. Hari ini aku sudah berkali - kali nyakitin hati kakak, aku memang manusia yang egois kak, aku nggak ngertiin bagaimana rasanya jadi kakak. Maaf kak, maafin aku. Aku udah bikin kakak kecewa dengan sikap aku. Selama ini aku selalu berusaha agar orang lain nggak ada yang bikin kakak sakit hati, bahkan aku nggak ngebiarin orang buat kakak menangis. Tapi aku sendiri malah yang nyakitin kakak bahkan kakak harus nangis karena kebodohan aku. Aku nggak mau kehilangan kakak, sumpah aku nggak bisa kak dan aku nggak akan sanggup. Ahhhhhhhh, sialan.. Berengsek Lo Tari kenapa Lo nyakitin kak Dea hahhhhhh.. Bodohhhhh, Lo manusia paling bodoh Tari" Ucap Tari yang sembari menangis  dan terus menampar pipinya sendiri sembari menatap kepergian Dea. Bahkan rasanya tamparan di pipinya kini tak sebanding dengan Rasa sakit Dea.

"T-tar" panggil Rina yang kini menatap ke arah Tari. Rina mendengar apa yang barusan di ucapkan Tari. Rina sekarang paham kenapa Tari tadi memarahinya, hal itu karena dia sudah menyinggung orang yang di sayangi oleh temannya ini.

"Kenapa lagi sialan, ngapain Lo di sini hah. Belum puas Lo lihat gue kayak gini" Bentak Tari

"Gue kesini mau minta maaf, karena tingkah gue dan ucapan gue udah nyinggung perasaan Lo" Ujar Rina namun tak dapat jawaban dari Tari

"Tar, Lo jangan nangis terus. Masalah nggak akan selesai kalau hanya di tangisi" ucap Rina memberi saran kepada temannya itu

"Jadi gue harus gimana Rin" tanya Tari lemas dia benar - benar kacau sekarang

"Ya sekarang Lo selesain Mading Lo dulu Tar, baru nanti Lo pikirin bagaimana cara baikan sama kak Dea" Saran Rina

"Otak gue nggak bisa mikir gila, gue lagi setres - setres gini malah di suruh bikin Mading. Situ sehat?" kesal Tari

"Tar, Mading itu ketuanya Lo. Jadi Mading nggak akan jalan tanpa Lo Tar, lagian Lo tunjukin sama kak Dea kalau Lo bisa banggain kak Dea dengan prestasi Lo Tar. Kalau Lo ninggalin tugas Lo kayak gitu aja, itu sama aja Lo orang nya nggak bertanggung jawab" Ucap Rina menasihati Tari

"Tar ngapain sih capek - capek Lo tangisin Dea. Mendingan Lo sama gue" Ucap Indah yang baru saja keluar dari Toilet

Melihat Indah yang kini di depannya Tari langsung bangkit dan menghadap ke arah Indah.

"Apa peringatan dari gue tadi belum buat Lo jerah sialan" Maki Tari

"Hahaha, gue nggak akan berhenti ganggu kalian sebelum hubungan kalian benar - benar hancur" jawab Indah dengan tatapan remehnya

Plakkkkkkkk

Tari menampar pipi Indah dengan sangat kuat, bahkan pipi Indah terlihat memerah.

"Kenapa Lo jahat banget jadi manusia. Manusia atau bukan sih Lo ini hah, kak Dea boleh marah sama gue, tapi gue bakal pastikan kalau hubungan gue sama kak Dea nggak bakalan hancur karena segelintir orang picik kayak Lo. Dan gue nggak bakal tinggal diam kalau Lo sampai berniat jahat ke kak Dea. Ingat, aib Lo ada di gue" Ucap Tari kemudian mengajak Rina untuk pergi meninggalkan Indah

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang