Persiapan Lomba

478 20 0
                                    

"Mana makanannya sayang?" tanya Dea menatap kearah adiknya yang terlihat kesal.

"Nggak jadi kak, udah nggak mood" Jawab Tari

"Kamu kenapa? Ada masalah kah? sini cerita sama kakak" Ucap Dea

"Nanti aja ceritanya, sekarang makan dulu" Ucap Tari kemudian mulai menyuapkan makanan ke arah Dea

"Buka mulutnya sayang" Ucap Tari

Deapun makan dengan lahap, karena adiknya itu menyuapinya dengan tangannya sendiri.

"Sayang, nanti ada rapat OSIS untuk persiapan lomba untuk 17 Agustus nanti" Ucap Dea kepada adiknya

"Kapan rapatnya kak, apa kakak ikut lomba juga?" Tanya Tari

Mendapat pertanyaan seperti itu, rasanya Dea sangat sekali menelan makanannya. Dea takut kalau adiknya ini marah karena dia ikut Lomba Karnaval dan menggunakan pakaian adat Palembang bersama Doni. Dea sebenernya sudah menolak, tapi Doni memaksanya. Karena Doni tak mau berpasangan dengan orang lain selain Dea yang menjadi perwakilan kelas mereka.

"Rapatnya nanti siang sayang, jam pulang sekolah. Sayang, kamu marah nggak kalau kakak ikut lomba Karnaval dengan pakaian adat Palembang tapi pasangannya Doni" Tanya Dea ragu

Cukup berat sebenarnya jika berada di posisi Tari, dia ingin marah namun tidak bisa.

"Kalau kamu nggak suka, kakak bisa ikut lomba yang lain kok. Asal kamu nggak marah sama kakak, dan nggak mendiamkan kakak" Ucap Dea lagi

Tari kembali menyuapkan makanannya ke arah Dea, sungguh Dea sangat takut kalau adiknya ini marah.

"D-dek" panggil Dea

"Apa sayang?" Jawab Tari kemudian meminum jus buah naga nya.

"Kamu marah ?" Tanya Dea

"Emang adek bilang kalau adek marah ?" Tanya Tari

"Kalau nggak marah kenapa diam aja" jawab Dea

"Kan kata orang, kalau lagi makan nggak boleh sambil ngomong kakak" Ucap Tari

"Hmpppppp" Dea menarik nafasnya

"Kakak, kalau kakak mau ikut lomba Karnaval ya silahkan adek nggak masalah. Adek kan sudah pernah bilang, kalau adek akan selalu dukung kakak" jawab Tari

"Tapi nanti kamu cemburu, kakak nggak mau kita berantem" Ujar Dea

"Biar aja, di dunia halu pasangannya sama Kak Doni. Nanti nikah benerannya sama adek" Ucap Tari kemudian mencuci tangannya.

"Kamu beneran mau nikah sama kakak?" Tanya Dea

"Apakah selama ini caraku melindungi kakak masih terlihat kalau aku main - main sama kakak?" Tanya Tari dan Dea menggeleng lemah

"Seiring berjalannya waktu, adek akan berusaha agar bisa memantaskan diri untuk kakak, bisa menjadi lebih kuat supaya bisa melindungi kakak. Di dunia ini rambut boleh sama hitam, tapi pikiran orang berbeda - beda"  Ucap Tari

Benar, selama ini Tari di sampingnya Tari selalu melindungi Dea dan selalu ada untuk Dea. Bahkan rasanya Doni sekalipun tidak begitu kepada Dea, tapi dengan Tari Dea selalu jadi prioritasnya.

"Mau kenalan nggak sama Papa dan Mama adek, sekalian kita tanya kapan mereka pulang" Ucap Tari

"Boleh, tapi bagaimana kalau orang tua kamu nggak suka sama kakak" Tanya Dea

"Biarpun orang tua adek nggak suka sama kakak, yang penting anaknya suka tu sama kakak" jawab Tari kemudian mengambil ponselnya dan melakukan panggilan video call dengan mamanya.

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang