3

1.8K 77 0
                                    

"Apaan si Lo Dea, Tari itu minta tanda tangan gue tau gak" ucap Indah dengan kesal

Dea yang seakan tak peduli dengan protes temannya itu masih tetap menggoreskan tanda tangannya di buku adik angkatnya itu. Setelah selesai barulah Dea memberikannya kepada Indah.

"Nah, silahkan Lo tanda tangan" jawab Dea dengan senyum yang mengembang dan menjulurkan lidahnya ke arah Indah

"Dasar nyebelin" ucap Indah sembari mengambil buku milik Tari.

Tari sendiri hanya diam tak mengeluarkan suara apapun. Ntah kenapa Tari sendiri kesal melihat kakak angkatnya yang dirangkul oleh Doni yang notabenenya pacar Dea bahkan melihat Dea yang di goda oleh teman - teman membuat hatinya merasa terasa begitu panas. Dia sendiri tak tau perasaan apa itu. Tapi apakah hal yang wajar kalau Tari cemburu? Tentu tidak bukan.

"Makasih kak Indah cantik" ucap Tari tersenyum kemudian mengambil bukunya.

Sementara Dea sendiri melongo dengan kelakuan adik angkatnya itu. Apakah adiknya itu tidak melihat keberadaannya atau keberadaannya yang memang tak terlihat.

"Indah doang ni yang cantik ?" tanya Dea kesal

"Udah Dea Lo akuin aja kalau memang gue lebih cantik dari Lo, benerkan dek"tanya kak Indah menatap Tari

Taripun Buru - buru menanggukan kepalanya membenarkan perkataan Indah. Namun dia tak menyadari tatapan tajam dari Dea seakan ingin memakannya hidup - hidup.

"Udah dek, ayok kita keluar. Berhubung aku hari ini lagi baik hati, jadi Lo hari ini gue bantuin buat ngedapetin banyak tanda tangan. Serahin semuanya sama kak Indah yang cantik ini. Oke" ucap kak Indah dengan semangat dan tanpa menunggu jawaban dari Tari, kak Indah langsung menarik tangannya keluar kelas menuju ruang OSIS di mana para - para anak OSIS berada di sana.

Benar saja, belum sampai 1 jam kini buku tari udah mendapatkan 100 tanda tangan anggota OSIS, benar - benar the power of kak Indah. Ternyata tidak ada salahnya memuji Indah tadi kalau dia bisa tanpa bersusah payah mengantri sana - sini dan berebut dengan yang lain.

"Makasih ya kak, berkat kakak aku jadi dapat tanda tangan tanpa harus berdesak - desakan dengan yang lain" ucap Tari tulus

"Sama - sama dek, Lo tenang aja ini adalah hal kecil buat gue. Gue juga senang bisa bantu Lo" Jawab kak Indah sembari memeriksa buku ku kembali

"Kayaknya masih ada yang kurang deh, kita belum dapet tanda tangannya di Wiro sableng" ucap Indah

"Wiro sableng itu siapa kak ?" tanya Tari heran

"Wiro sableng itu si Wira, Ketos kita. Tapi biasanya di panggil Wiro sableng karena sedikit agak gendeng" ucap Indah ketawa

"Masa sih kak ?" tanya Tari yang tak percaya ucapan Indah

"Wira itu dek, kalau di depan kalian aja tampangnya sok cool dan agak songong tapi kalau dengan kita - kita mah gak ada kalem - kalemnya" jelas Indah panjang lebar

"Bisa ya kak yang kayak gitu kepilih jadi ketua OSIS" ucap Dira dengan heran

"Ya bisa dong, karena kami itu mencari OSIS selain bisa membuat nama baik sekolah semakin bagus, tapi kita juga harus mensejahterakan siswa - siswinya. Nggak banyak peraturan yang aneh - aneh. Dan beruntungnya karena si Wira yang menjadi ketua OSIS jadi semuanya bisa terealisasikan dengan baik. Coba aja kalau si Doni yang jadi ketua OSIS, nggak bis berkata - kata lagi deh. Baru jadi ketua kelas aja peraturannya ribet bukan main, bukannya kita pada senang kesal yang ada" Ucap Indah seakan mengeluarkan isi hatinya

"Waduh.. keluar semua isi hati ya kak" Goda tari

Indah sendiri seketika tersadar, bahwa secara tak langsung dia telah bercerita panjang lebar dengan Tari.

"Hehehe, kelepasan dek. Lagian Lo juga orangnya asik jadi nyambung aja cerita sama Lo" jawab Indah sembari tersenyum kikuk

Tanpa mereka sadari dari tadi ada sepasang mata kini tengah menatap kearah mereka.

"Sayang kamu lagi ngapain, kok dari tadi berdiri di dekat jendela terus"tanya Doni kepada sang kekasih

"Nggak kok mas, cuma melihat mereka yang  lagi nyari tanda tangan aja" jawab Dea

"Kita kemarin MOS gak kayak gini ya, karena kita kan angkatan pertama" ujar Dea kembali

"Apa kamu gak mau minta tangan aku sayang"tanya Doni menggoda Dea

"Jangankan hanya tanda tangan, bahkan Hati kamu kan udah menjadi milik aku. Milik Dea Apriyanti" Ujar Dea bangga

Obrolan ringan Dea dan Doni sedikit mengurangi rasa kesal di hatinya kepada sang adik angkat.

Kini Doni mengambil gitar dan mengajak Dea untuk bernyanyi, Suara Dea sendiri begitu merdu. Membuat Doni menjadi merasa beruntung bisa memiliki kekasih seperti Dea.

***

"Akhirnya dapat banyak juga ya kak" Ucap Tari yang tersenyum menatap bukunya

"Kakak mau aku traktir beli minum nggak di kantin" tanya Tari berniat mentraktir Indah

"Ini masih jam belajar dek, mana boleh kita kekantin" ucap Indah menolak ajakan Tari

"Yaudah, besok pas jam istirahat aku bakal teraktir kakak gimana ?" tanya Tari kembali

"Oke. Bebas ni yah mau minta traktir apa aja" tanya Indah yang sudah membayangkan apa saja yang akan di pesannya besok

"Iya kak. Asal jangan lebih dari dua puluh ribu ya kak" senyum yang semula nampak begitu mekar kini telah menjadi Layu ketika mendengar jawaban Tari

"Yaudah dehhh, yang penting di traktir. Awas aja Lo bohong gue pites nanti" ucap Indah sembari mengaja Tari kembali ke kelas.

***

Setibanya mereka di dalam kelas, Tari melihat Dea yang kini tengah bernyanyi dengan Doni. Dan mereka nampak terlihat begitu serasi dan lagi - lagi rasa cemburu itu hadir di dalam hati Tari

"Bucin terussss.. sampai mampusssss" ucap Indah.

Kedua pasangan yang tengah berbahagia itu menghentikan nyanyian mereka dan menoleh ke arah Tari dan Indah.

"Mangkanya cari pacar dong jangan jomblo terus" jawab Doni

"Kalau dengan teman bisa bahagia kenapa harus dengan pacar" Ucap Indah sembari menggandeng tangan Tari

Tari yang tangannya di gandeng oleh Indah menjadi terkejut. Apalagi dia menyadari tatapan Dea yang seperti induk singa kehilangan anaknya. Namun melepaskan tangan Indahpun Tari tak sampai hati karena bagaimanapun Indah telah banyak membantunya hari ini.

"Sayang, kamu mau nyanyi lagu apalagi" tanya Doni kepada Dea sembari memetik gitarnya

"Hmpp.. lagu apa ya Mas. Aku juga bingung" jawab Dea

Doni pun memetik gitar nya dan menyanyikan lagu milik Komang - Raim Laode . Dengan suara Doni yang cukup merdu kini membuat teman- teman yang di kelas mereka pun ikut bernyanyi bersama-sama. Bahkan Dea sempat terharu dengan lagu yang di nyanyikan oleh Doni.

Kemudian Doni mengeluarkan setangkai bunga dari dalam tasnya dan di berikan kepada Dea.

"Bunga yang cantik untuk perempuan yang paling cantik" ucapnya kepada Dea

"Makasih sayang" Ucap Dea kemudian memeluk Doni

Sedangkan Tari sendiri, matanya juga berkaca - kaca. Bukan karena dia terharu, melainkan dia merasakan sesak di dadanya melihat momen romantis sang kakak angkat bersama pacarnya. Dengan langkah yang gontai Tari keluar kelas dan menumpahkan air matanya yang sudah tak tertahankan lagi.

"Sakit banget sumpah" ucapnya lirih sembari memegangi dadanya yang terasa sesak

"Hapus air mata Lo" ucap seseorang sambil memberinya selembar tisu

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang