6

1.8K 51 0
                                    

"Kakak serius ingin merasakan jari - jariku? Bagaimana nanti kalau nanti aku merenggut keperawanan kakak? Apakah kakak tidak akan menyesal nantinya ?" tanya Tari dengan pertanyaan yang bertubi-tubi dan mulai menatap manik mata Dea

"Kakak serius dek, Kakak ingin kamu jadi milik kakak. Dan kakak jadi milik kamu" Ucap Dea yakin dan kini tengah berada di atas tubuh Tari.

Dea kini mencium bibir Tari dengan lembut dan sesekali menggigit bibir bawah milik Tari sehingga desahan Tari sesekali terdengar di telinga Dea. Dea pun sesekali menjilati dan mengecup telinga Tangi sehingga membuat Tari meremang sambil memejamkan matanya.

Belum puas bermain-main dengan bibir sexy milik Tari kini Dea kembali melumat bibir Tari dengan cukup kasar dan Dea mulai memasukkan lidahnya kedalam mulut Tari dan menyapu setiap bagian mulut dari adik angkat kesayangannya itu dan menghisap lidah Tari bahkan membelitnya.

Ciuman Dea kini perlahan turun keleher jenjang milik Tari, kurang lengkap rasanya kalau Dea tidak meninggalkan jejak kepemilikannya di leher mulus adik angkatnya itu, bahkan beberapa kali suara desahan dari bibir Tari kembali terdengar saat Dea dengan sengaja menggigit leher Tari.

"Ssshhhhhhhhh.. Kaaaakkkkkaaakkkkk, Ohhhhhhh, terrruuuuuuusss kaaaakkkkkkk.. Ahhhhhhhh" Racau Tari

Kini Dea kembali memandangi tubuh polos milik Tari. Bahkan dengan sengaja dia mencolek - colek puting milik Tari yang tampak begitu menggemaskan dimatanya.

"Di colek - colek terus, di hisap juga enggak" protes Tari yang kesal melihat kelakuan Dea.

"Hehehe, sabar sayang. Kakak ambil ancang-ancang dulu persiapan untuk membuat punya kamu biar nanti jadi jumbo" ucap Dea yang kemudian langsung melahap payudara milik Tari dan tangan yang sebelahnya ikut meremas dengan cukup kasar dan secara bergantian menghisap susu gantung itu. Hingga membuat Tari kembali meracau bahkan Tari kini terus memejamkan matanya dan menggit bibir bawahnya mencoba menahan agar tidak mendesah. Bahkan kini rasanya puting Tari terasa sedikit nyeri karena Dea benar - benar seperti orang yang tengah kehausan.

"Ahhhhhhh.. peeeeelannnnnnn kakakkkkkkkk.. Nannnntiii susuuuuuuu adeeeeeekkkk benggkakkkkk.. Ahhhhhhhhhh" Dea tak habis pikir, Di tengah desahan kenikmatan Tari justru masih sempat - sempatnya melayangkan protes terhadap dirinya.

Dea pun tak lupa meninggalkan banyak tanda kepemilikan di seluruh permukaan dada Tari, sehingga sudah begitu mirip dengan macan tutul. Gerakan lidah Dea kini perlahan turun menuju ke area perut milik Tari dengan sesekali mejilat dan mengecupnya. Sehingga membuat Tari sendiri kembali meracau tak karuan.

Tangan Dea sendiri sudah berada di Vagina milik Tari dan menggesekkan telunjuknya di sana sehingga Dea merasakan ada yang becek disana membuatnya penasaran dan menatap kearah vagina milik Tari.

"Wahhhh, udah ada yang becek ni" Ucap Dea kemudian mengecup sekilas vagina milik Tari

Dea kemudian melebarkan kaki Tari agar memudahkannya untuk menjalankan aksinya untuk mengeksekusi sang adik angkat. Dea kembali menggesekkan jari tengahnya kevagina Tari dan menusuknya lebih dalam.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" Desah Tari

Dea menatap kearah wajah Tari yang kini tampak memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya sendiri. Meskipun tidak terlalu sulit untuk memasukan jarinya karena vagina Tari yang sudah sangat basah namun tetap saja Tari masih merasakan nyeri di bagian Vaginanya karena ada sedikit darah segar yang keluar dari dalam sana.

Setelah di rasa Tari tampak mulai tenang Dea membahkan satu jari lagi kedalam sana dan mulai memaju mundurkan jarinya dengan tempo yang perlahan namun pasti.

"Ahhhhhhh.. Kakakkkkkkkkkkk.. Pelannnnnnnn kakkkkkk.. Shhhhhhhhh" ucap Tari

Dea kembali mengecup bibir Tari sekilas dan tangannya kini kembali menusukan jarinya lebih dalam ke vagina milik Tari dan mulai mempercepat gerakan jarinya. Tari yang merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa tak berhenti meracau tak karuan.

"Ahhhhhhhhh, kakkakakkkkkkk.. lebihhhhhh dalammmm kakkkkk. Ohhhhhhhhhhh, ahhhhhhhhh" ucap Tari

Dea yang mendengarnya menjadi bertambah bersemangat mengocokan jarinya di dalam lubang vagina milik Tari. Dan tubuh Tari terasa begitu menegang menandakan akan ada yang meledak dari bagian bawahnya. Semetara Dea juga merasakan kalau vagina Tari juga mulai berkedut.

"Ahhhhh.. kakkkkkk, lebihhhhh cepaaatttt kakk.. Iniiii sangggggatttt luarrrrrr biasaaaaa, shhhhhh"

"Ayoooooo kakkkkkkk lebihhhhhhh ceeeepatttt.. akuuuuu maauuu meeleeeedak kakkkkkk.. Ahhhhhhhh... sayaaaanngggggg"

"Sayyyyyanggggg akuuuu keluaaaarrrr, ahhhhhhhhhhhhh"

Akhirnya Tari mendapatkan pelepasan pertamanya, tubuhnya terasa begitu lemas tak berdaya. Sedangkan tenggorokannya terasa begitu kering, bagaimana tidakkk ? Tari sendiri terus berteriak mendesahkan kenikmatan yang di berikan oleh kakak angkatnya itu. Bahkan area kemaluannya masih terasa berkedut. Membuatnya terbaring lemah dengan nafas yang terengah - engah.

Dea yang melihat adiknya nampak begitu kelelahan kini mengambilkan adiknya air dan mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan vagina adiknya yang masih tertinggal bercak darah dan sisa - sisa cairan kenikmatan.

"Kamu lelah sayang?" tanya Dea pada adik angkatnya itu

"Iya kak, aku rasanya sudah seperti tak memiliki tulang lagi. Tapi rasanya masih tak sebanding dengan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan" jawab Tari

"Makasih ya kak" ucap Tari kemudian dia memeluk tubuh Dea yang kini ikut berbaring di samping tubuhnya.

"Kakak yang berterima kasih, karena kamu telah memberikan kesucian kamu untuk kakak" Ucap Dea kemudian mengecup kening Tari dengan begitu tulus

"Aku juga akan mengambil kesucian kakak, karena aku ingin kakak juga menjadi milikku. Milik Tari Saraswati" Ucap Tari

"Tapi sebelum melanjutkan itu, aku mau istirahat sebentar untuk mengembalikan tenagaku, sebelum nanti akan membuat kakak ku tersayang ini mendesahkan namaku" jawab Tari sambil memeluk tubuh Dea.

Dea kembali teringat saat ia memasukkan jarinya tadi Tari tampak begitu kesakitan dan kini Dea jadi mengkhawatirkannya.

"Apa itu tadi sakit dek, kamu tadi terlihat begitu kesakitan" tanya Dea khawatir

"Sakitnya sebentar kok kak, mungkin karena baru pertama kali di coblos jadi dia agak sedikit terkejut" Jawab Tari sembari terkekeh

"Kakak nanya serius Loh Dek" ucap Dea

"Aku juga serius kak, Jari - jari kakak ini bikin aku mabuk kepayang" ucap Tari sambil mengambil Tangan Dea kemudian menjilat jari - jarinya

"Padahal kakak yang penasaran sama jari kamu, tapi malah kamu yang lebih dulu di unboxing" ucap Dea

"Yaudah sini ayo gantian adek unboxing" Ucap Tari yang kini mengungkung tubuh Dea.

Kemudian kembali melumat dan menghisap bibir Dea. Dan Kembali fokus ke gunung kembar milik Dea yang kini sudah mengencang. Tanpa basa - basi Tari langsung menghisap susu gantung milik kakaknya.

"Ahhhhhh, hisaaaapp leeeeebihhhh kuaaaaatt dekkkk.. ahhhhhh" Desahan Dea kini mulai terdengar dan tangannya terus menekan kepala Tari agar terus menghisap puting miliknya.

Tangan Tari sendiri sudah mulai menggesek vagina Dea, dan gak itu tentu saja membuat Dea seperti cacing kepanasan.

"Shhhhhh, Ceeeepatttt sayyyyyanggggg masuuuukinnnn.. ahhhhh" Desah Dea yang sudah tak sabar

Namun, saat Tari ingin memasukkan jarinya tiba - tiba saja Ponselnya berbunyi. Sehingga membuat Tari harus menghentikan aktivitasnya bersama Dea sejenak kemudian berlalu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang kini tengah meneleponnya

"Halo sayang, kamu lagi di mana" ucap seseorang di sebrang sana

Deghh

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang