Pelajaran untuk Indah

395 31 2
                                    

Indah menyadari kalau sindiran Dea tadi di tujukan kepada Tari, kini dengan sengaja Indah beranjak mendekati Tari dan menggandeng lengan Tari.

"Kak, Lo bisa lepasin tangan gue nggak" Ucap Tari dengan nada tak suka. Baru saja lepas dari cewek dempul kini justru malah Mak lampir yang nempel dengannya. Sudah bisa di pastikan, kalau sepulang sekolah nanti Dea bakalan benar - benar murka ini.

"Kalau gue nggak mau Lo mau apa" bisik Indah

Dea menatap tajam ke arah adik angkatnya, hari ini emosinya benar - benar terkuras habis karena rasa cemburunya. Tidak cukupkah dengan guru BK dan perempuan gatel itu saja. Kenapa harus di tambah dengan Indah juga sekarang. Rasanya dadanya benar - benar panas.

"Guys mohon perhatiannya sebentar ya" Ucap Doni kini mengambil alih

"Indah, ngapain Lo gangguin adek kelas Lo. Balik ke barisan Lo" ucap Doni kembali.

"Ishhhh, nggak cowoknya, nggak ceweknya sama aja. Sama - sama nggak bisa melihat kebahagiaan orang lain" kesal Indah dan kembali ke barisannya.

"Kebahagiaan buat Lo itu, malapetaka buat gue" batin Tari menatap Indah dan kembali menoleh ke arah kakaknya.

Tatapan Dea benar - benar tanpa ekspresi sekarang, yang ada hanya tatapan datarnya.Namun fokus tujuannya ke arah Tari.

"Ahhh, sialan ini memang. Kak Dea pasti ngamuk ini, sedangkan pulang sekolah nanti gue nggak bisa langsung balik. Bodoh Tari, Lo memang bodoh. Bisa - bisanya Lo hari ini nyakitin hati kakak Lo berturut - turut" Kesal Tari pada dirinya sendiri.

"Guys, untuk kalian yang ikut lomba Mading, waktu kalian hanya tersisa tiga hari lagi. Jadi yang belum punya persiapan buat lah persiapan kalian. Di sini kita mau info, buat anak - anak yang Lomba Mading boleh nggak ikut jam pelajaran untuk menyelesaikan Madingnya segera" Ucap kak Doni kembali.

"Apa ada pertanyaan atau yang masih kurang paham boleh silahkan bertanya" Ujar kak Wira menambahkan

"Kak, kalau kita buat Mading pas jam pelajaran itu buatnya di luar sekolah atau di lingkungan sekolah kak" tanya David anak kelas sebelah

"Buatnya di perpustakaan sekolah, agar tidak menggangu kegiatan belajar teman - teman lainya" Jawab kak Wira kembali

"Ada lagi yang ingin di tanyakan?" Tanya Wira kembali.

"Kayaknya yang ikut lomba Mading langsung buat Mading aja deh Ra saran gue. Biar mereka benar - benar fokus dan nggak dapat bantuan dari yang lain" Ucap Indah yang juga ikut lomba Mading.

"Gimana ?" Tanya Indah.

"Gue pikir, benar juga tu ucapan Indah" Jawab Doni.

"Yaudah, kalau bagusnya menurut kalian gitu. Aku mah nurut aja" Jawab Wira.

"Asik dong, bisa deketan terus sama Tari" ucap Indah sengaja meledek Dea

Dea yang mendengar itu seketika moodnya hilang, namun dia berusaha agar amarahnya tidak meledak sekarang. Dari pada hatinya panas terus mending dia keluar sekarang.

"Sayang, usah selesai kan. Kita balik ke kelas yok" ajak Dea

"Oke sayang" jawab Doni

"Guys, kita duluan. Oh ya buat team Mading kelas sebelas Ipa semangat ya. Bikin yang bagus, jangan malu - maluin kelas sebelas Ipa. Kalau kalian menang nanti gue traktir deh" Ucap Doni kemudian meninggalkan perpustakaan

***

Setelah anak - anak OSIS bubar, kini Tari masih duduk di perpustakaan sembari menunggu teman - teman yang lainnya mengambil peralatan untuk buat Mading di kantor. Tari bertekad harus segera menyelesaikan Madingnya agar bisa pulang lebih cepat dan berdamai dengan Dea.

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang