5

1.9K 63 0
                                    

Dea begitu kesal mendengar perkataan adiknya itu. Sehingga Dea menggeplaknya. Bagaimana payudaranya bisa mengeluarkan air, kalau orang pertama yang menghisapnya saja adalah adiknya itu sendiri.

"Kamu pikir kakak udah punya anak, jadi Asinya bisa keluar" kesal Dea

"Hehehe, jangan marah kakak ku sayang" Ucap Tari kemudian kembali melumat bibir Dea. Bisa bahaya kalau tiba - tiba Dea merajuk di saat Tari lagi sange - sangenya.

"Dek, kita pindah ke kamar aja yuk" Ucap Dea pada Tari.

Taripun langsung menyetujui permintaan Dea dan langsung menggendong tubuh Dea langsung ke kamar dan meletakan Dea di atas kasur.

"Kamu curang, masa cuma kakak doang yang telanjang, sini sekarang biar kakak yang menelanjangi adik kakak yang nakal ini" ucap Dea kemudian berdiri melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh adik angkatnya itu.

Setelah melihat tubuh polos adiknya itu Dea langsung berbalik menghisap payudara milik Tari. Yang tampak begitu menggemaskan di matanya.

Slurrrrrrpppppp

Tari memejamkan matanya saat Dea menghisap putingnya. Dan seakan tangan sebelahnya meremas payudara Tari.

Shhhhhhh

Tari menekan kepala Dea agar menghisap lebih kuat. Sungguh ini benar - benar nikmat mana lagi yang ingin engkau dustakan.

"Ahhhhh, kakakkkk ...gelii.. shhhhhhh iniii nikmat bangeeeeet kakkk.. ahhhhhh" ucap Tari yang terus mengeluarkan suara desahannya

"Punya kamu mungil ya dek imut - imut gimana gitu" ucap Dea gemas kemudian menarik Puting  Tari.

"Awwww"  Tari kaget ketika Dea tiba - tiba menarik kencang puting mungil milik adiknya

"Iya punya aku mungil, mangkanya aku lebih suka menghisap punya kakak" Ucap Tari kini menindih tubuh Dea.

Tari mengecupi seluruh wajah Dea dan perlahan mulai turun menciumi leher Dea, menjilat dan menghisap pelan leher putih kakak tersayangnya itu. Sehingga meninggalkan beberapa bekas tanda kemerahan di sana.

"Mpppppphhhhhh, dekkkk" Suara Desahan Dea kini kembali terdengar

Setelah puas dengan membuat tanda kepemilikan di leher kakaknya. Tari kini kembali meremas payudara Dea dan menghisapnya. Sungguh payudara Dea sudah seperti permen yang kenyalnya bikin happy dan bikin nagih.

Dea semakin meracau tak karuan, di saat putingnya di hisap oleh Tari dan tangan Tari kini mulai mengusap area sensitifnya semakin membuatnya seperti cacing kepanasan.

"Apakah aku boleh melakukannya kak" tanya Tari pada Dea

Dea sendiri sebenarnya masih sedikit ragu karena ini adalah kali pertama dia melakukan hal yang paling jauh dalam hidupnya dan Dea lakukan bersama adik angkat tersayangnya. Namun rasa penasaran terhadap seks  sangat menggebu di tambah rasa nikmat yang Tari berikan kini membuatnya ingin merasakan nikmatnya surga dunia. Hingga akhirnya Dea mengizinkannya.

"Lakukanlah sayang, kakak juga ingin merasakan nikmatnya surga dunia bersamamu. Kakak milikmu sayang" Ucap Dea dengan gaya yang begitu menggoda.

Tari yang lagi - lagi berhasil mendapatkan izin dari Dea langsung mengecup vagina Dea yang kini sungguh menggoda. Perlahan namun pasti Tari melebarkan kaki milik Dea kemudian membenamkan kepalanya dan mulai menciumi vagina milik Dea dengan perlahan menjulurkan lidahnya untuk menyapu isi vagina milik Dea.

"Ahhhhhhhhhh, Tarr..riiii.. Lebihhhh daalaam lagiii sa... yannnggggg.. ahhhhhhhhh"

Dea terus meracau bahkan tanpa sadar tangannya kini meremas kepala Dea bahkan kini menekan kepala Tari dengan kedua kakinya.

Sementara Tari sendiri masih terus memainkan lidahnya di dalam inti vagina milik Dea. Sesekali Tari menjilati, menghisap daging kecil yang berada di vagina milik Dea bahkan tubuh Dea terus menggeliat menjadi tak Karuan. Seolah itu menjadi titik paling sensitif yang berada di tubuh Dea dan Tari suka itu. Melihat Dea yang mendesahkan namanya membuat semangatnya untuk membuat kakak angkatnya untuk mencapai pelepasannya.

Dea sudah sangat tegang dan diarea vaginanya seakan mulai berkedut menandakan bahwa akan ada sesuatu yang meledak di bawah sana.

"Saaa-yannnnnnggg.. ahhhhh shhhhhhhh.. kakkkak udahhhh nggakkk tahan dekkkk.. ada yanggg maauuu meledakkkkk... ohhhhh Tarrriiiiii .. leeeeebihhhh cepppatttt deeeekkkkkk.. kakkkkakk mauuu keluaaaarrrr" Ucap tari yang terus meracau

Mendengar racauan dari kakak angkat tercinta tentu saja dengan senang hati mengabulkannya. Dan semakin mempercepat gerakan lidahnya hingga membuat Dea semakin menggila dan pertama kali mencapai pelepasannya.

"Ahhhhhhhhh sayyyyyanggggg... Kakkkak keluuaarrrrrrrr.. Ohhhhhhhh aaadeeeeeeeeeekkk" Desahan Dea dengan nafas tersengal- sengal

Tari yang melihat ada banyak cairan kental yang keluar dari vagina Dea langsung menjilatinya tanpa rasa jijik sedikitpun hingga menjadi benar - benar bersih. Kemudian Tari langsung membaringkan tubuhnya di sebelah Dea dan membenamkan wajahnya di leher Dea sambil mengatur nafasnya.

Dea sendiri sudah terasa sangat lemas, bahkan rasanya tubuhnya sudah benar - benar tak memiliki tulang sekarang. Dea menoleh ke samping menatap kearah Tari dan memeluk Tari dengan sangat erat.

"Makasih sayang" Ucap Dea kemudian mengecup singkat kening Tari

"Apa kakak menikmatinya ?" tanya Tari pada Dea

"Iya, kakak sangat menikmatinya dek, rasanya sungguh begitu sangat luar biasa bahkan rasanya tidak bisa di ungkapkan dengan kata - kata sangking nikmatnya. Kakak tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya dan ini kali pertama dalam hidup kakak. Kamu sungguh pandai membuat kakak terbang melayang" Ucap Dea panjang lebar

"Syukurlah kalau kakak menikmatinya, karena sebenarnya ini juga pertama kalinya melakukannya. Bahkan aku sangat takut kalau nanti kakak merasa tidak puas denganku" ucap Tari mengungkapkan kekhawatirannya

"Benarkah, tapi kamu terlihat seperti sudah ada sangat ahli melakukannya" tanya Dea

"Bagaimana bisa di bilang ahli kak, kalau aku selama ini saja hanya sering membaca dari novel dan baru mempraktekkan di kakak" ucap Tari nampak tak percaya

"Namun kamu harus bangga, karena kamu adalah orang pertama yang mampu membuat kakak terbang melayang seperti cacing kepanasan" Ujar Dea

"Bolehkah aku jujur kak" Ucap Tari

Dea menatap heran kepada adiknya itu. Seakan menebak apa yang akan di katakan oleh adiknya.

"Kamu mau jujur tentang apa" Tanya Dea kemudian mengambil selimut untuk menutupi tubuh polosnya dan Tari. Kemudian kembali memeluk Tari

Tari tampak menghela nafas panjang sebelum bicara.

"Aku bingung kak, nggak tau kenapa hati aku rasanya sakit banget kalau ngelihat kakak tersenyum untuk orang lain. Ketika melihat kakak berciuman dengan orang lain, ketika kakak dapat bunga dari orang lain, bahkan ketika kakak terlihat bahagia dengan orang lain sungguh rasanya membuat aku menjadi begitu sesak. Meskipun sebenarnya dia bukan orang lain untuk kakak, dia adalah pacar kakak yang berhak membuat kakak tertawa dan tentunya sebagai pacar kakak dia harus membuat kakak bahagia bukan. Sedangkan aku ? Siapa aku ? Aku hanya adik angkat kakak. Harusnya aku bahagia kan kalau melihat kakak bahagia tapi kenapa aku begitu egois. Seakan tak ingin melihat kebahagiaan kakak" ucap Tari dengan mata yang berkaca - kaca kemudian membenamkan wajahnya ke dada Dea

Dea begitu terkejut mendengar penuturan Tari, karena sebenarnya Deapun merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Tari.

"Kakak juga sama seperti kamu dek, kakak nggak tau kenapa tapi ketika melihat kamu dengan orang lain rasanya kakak ingin marah. Apalagi di saat orang lain yang membantu kamu membuat kakak menjadi cemburu. Kalau kamu tanya siapa kamu buat kakak ? Jawabannya kamu adik kakak. Tapi meskipun cuma adik kakak, tapi kamu orang pertama yang kakak percaya buat melihat tubuh kakak dan menjamah tubuh kakak. Bohong sebenernya kakak bilang kalau kakak pengennya kita cuma kakak adik. Karena buktinya kakak justru menginginkan hal yang lebih dari kamu" ucap Dea

"Kakak ingin apa dari aku?"tanya Tari tanpa menatap Dea

"Kakak ingin merasakan bagaimana rasanya jari kamu" bisik Dea kemudian menjilat jari - jari Tari yang panjang

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang