Doni vs Tari

389 25 3
                                    

Tari merasa gerah sendiri melihat perlakuan abangnya kepada Dea, dia senang kalau Abangnya baik terhadap Dea, namun tetap saja dia harus tetap waspada meskipun Varel adalah Abang kandungnya. Apalagi Mamanya kemarin berniat ingin menjodohkan Dea dengan Abangnya.

"Hmpppp, Ma Dea kapan boleh pulang, Dea bosen di sini terus" ucap Dea memecahkan kecanggungannya.

"Nanti kita tanya sama Dokter ya sayang, bagaimana kalau Dea tinggal di rumah mama aja" tawar Mama Dea

"Betul itu De, kamu tinggal di rumah aja biar ada yang jagain kamu" ucap bang Varel

Dengan cepat Dea menolak karena Dea tidak terbiasa tinggal dengan orang lain terkecuali adik tercintanya.

"Dea tinggal di kosan aja Ma, lagian Dea udah sehat kok. Jadi kalian nggak perlu mencemaskan Dea" tolak Dea

"Iya Ma, kak Dea biar tinggal di kosan aja, ada adek nanti yang akan temani kak Dea. Jadi kalau ada apa - apa ada adek yang bantu." Ucap Tari menawarkan diri

"Nanti yang ada kamu merepotkan kakak kamu lagi sayang" ucap papa Tari

"Nggak dong pa. Adek janji akan menjaga kak Dea dan nggak akan merepotkan" ucap Tari

"Dea tak enak hati kalau harus menolak, jadi dia hanya mengangguk setuju"

***

Setelah pulang dari rumah sakit, kini Dea dan Tari berada di kosan Dea. Namun kali ini Dea meminta agar mereka tidur terpisah, Dea masih belum mau untuk tidur satu ranjang dengan adiknya, bahkan sikap Dea terkesan begitu cuek.

"Kak mau makan ?" Tawar Tari

"Nggak" jawab Dea singkat kemudian masuk kedalam kamarnya.

Sedangkan Tari yang kini masih duduk di meja makan memikirkan bagaimana cara minta maaf kepada kakaknya itu dan setelah mendapatkan ide yang cukup berlian Tari segera bersiap - siap dan keluar untuk menyiapkan kejutan untuk Tari.

***

Tokkkkkkk.. Tokkkkkkk...Tokkkkk

Suara ketukan pintu dari kosan Dea terdengar, awalnya Dea begitu acuh dan mengabaikan ketukan pintu itu. Namun tak lama Doni menelpon Dea dan mengabari kalau Dea sedang berada di depan pintu kosan Dea dan tidak ada yang membukakan pintu. Mendengar itu Dea pun bergegas membukakan pintu untuk pacarnya.

Ceklekkk

"Mas, kok nggak ngabarin kalau mau kesini?' Tanya Dea

"Mas rindu banget sama kamu sayang, Mas kemarin coba untuk ngabarin kamu mau tanya kamu di rawat di rumah sakit mana, tapi chat Mas nggak ada satupun yang kamu bales" Ucap Doni terlihat memanyunkan mukanya.

"Ehhh, aku kan koma mas seminggu jadi mana bisa aku bales chat Mas. Oh iya ayo masuk" ajak Dea

Donipun memberikan seikat mawar merah kepada Tari, dan kini mereka tengah bercanda gurau.

"Sayang, Mas khawatir banget sama kamu. Apa orang yang menabrak kamu udah berhasil di tangkap sayang" Ucap Doni kini menatap kearah Dea

"Udah kok mas, Maaf ya aku udah bikin mas jadi khawatir. Mas sehat kan selama aku nggak ada kemarin?" Tanya Dea

Donipun seketika seakan susah menelan ludahnya, karena dia juga hampir melupakan Dea akhir - akhir ini.

"Ehhh, sehat kok sayang. Kamu sendiri bagaimana keadaannya udah mendingan kah? Kapan kamu kembali ke sekolah sayang sepi tau kalau nggak ada kamu" ucap Doni memandangi wajah Dea

"Lusa mudah - mudahan aku udah mulai sekolah mas" Jawab Dea

"Oh iya sayang, waktu itu mas pernah lihat Lo adik angkat kamu berantem sama guru BK baru itu di parkiran. Terus kayaknya adik kamu itu marah banget deh sama guru BK itu sampai dia berani menampar segala, gila berani banget dia nggak takut apa dia kalau sampai di keluarkan dari sekolah karena bersikap kurang ajar sama gurunya sendiri" ucap Doni yang mengadukan kelakuan adiknya Dea

"Kalau menurut aku si Mas, Tari sama Bu Desi itu nggak mungkin berantem kalau bukan masalahnya serius, karena setau aku Bu Desi itu gurunya Tari dari sejak SMP bahkan mereka juga Deket banget. Nah, kalau Tari sampai berani menampar Bu Desi itu tandanya Bu Desi udah bersikap keterlaluan, karena bagaimanapun aku paham dengan sikap Tari dia tidak akan melukai orang lain jika tidak di pancing duluan. Karena bagaimanapun Tari itu masih muda, jadi emosinya suka meledak - ledak" ucap Dea menjelaskan.

Sebenernya Dea tahu, Tari melakukan itu pasti ada sangkut pautnya dengan dirinya. Karena Dea sudah paham bagaimana sikap Tari jika sedang membelanya, dia tak memandang orang tua, guru, ataupun perawat sekalipun pasti akan mendapatkan kata - kata tajam darinya.

"Udah ah bahas Tarinya, Sekarang aku mau kangen - kangenan sama kamu" ucap Doni kemudian memeluk Dea

Dea sebenarnya ingin menolak, namun dia tak sampai hati. Jadi dia tak membalas pelukan Doni sama sekali.

Ceklekkk

Doni yang melihat kehadiran Tari merasa sangat terganggu, apalagi Doni baru saja hendak melumat bibir sexy Dea jadi gagal karena kehadiran Tari. Sedangkan Dea sendiri seperti orang sedang ketahuan selingkuh sekarang. Dea berusaha mengatur nafasnya agar tidak grogi.

"Ehhh.. Maaf udah ganggu kalian berdua" ucap Tari yang tak enak hati

"Lo ganggu aja, baru aja gue mau cipok bibir pacar gue eh Lo udah Dateng kesini segala. Mau ngapain si Lo nempelin pacar gue terus' kesal Doni

"Aku kesini mau kasih bunga buat kak Dea, semoga kak Dea cepat sembuh" ucap Tari kemudian langsung duduk tanpa diminta lagi. Karena dia tidak bisa meninggalkan mereka berdua, yang ada nanti kakaknya jadi korban Doni lagi

"Seharusnya Lo nggak usah repot - repot buat ngasih pacar gue bunga. Karena gue udah kasih dia bunga duluan" ucap Doni bangga

"Palingan kakak kasih kak Dea bunga bangkai" sindir Tari

"Sembarangan, gue bawa bunga mawar merah dong sebagai tanda cinta untuk gadis yang cantik nan mempesona" ucap Doni sembari melirik ke arah Dea

"Kak, kakak belum minum obatkan. Sekarang kita minum obat dulu ya, setelah itu kita istirahat biar luka kakak cepat kering" ajak Tari

"Tari bener sayang, kamu harus rajin minum obat dan banyak - banyak istirahat biar kamu bisa cepat beraktivitas kembali seperti biasa" ucap Doni antusias.

"Nah, kalau udah nyuruh istirahat minimal sadar diri deh Lo kak, kak Dea butuh tidur. Jadi mendingan Lo pulang aja" usir Tari

"Nggak mau dong, Lo aja yang pulang. Biar gue jagain pacar gue" ucap Doni

"Enak aja, jelas - jelas aku yang di tugaskan untuk menemani kak Dea di sini. Jadi mending kakak pulang" usir Tari

"Lo aja, gue mau temani pacar gue" tolak Doni

"Aku mau temani kakak ku" ucap Tari yang tak mau kalah

"Aku yang temani kak Dea titik" sambung Tari

"Aku yang temani pacar aku titik satu pake karetnya dua" ucap Doni

"DIAMMMMMMM" teriak Dea

"Kalian bisa diam atau tidak?" Tanya Dea

"Nggak, adek nggak mau" kesal Tari

"Awas aja Lo" kesal Doni dengan tatapan tajamnya

"Sini kak, biar adek awasin" ucap Tari sinis

"Yaudah deh sayang. Aku pulang dulu ya" ucap Doni lemah

"Kamu hati - hati ya, dan Maaf" ucap Dea

Setelah kepergian Doni, Tari langsung menghampiri kakaknya.

"Apakah kakak sudah puas, membalas perbuatan ku kemarin ?"

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang