Kekacauan di Restoran

724 26 0
                                    

Tari benar - benar di buat lemas tak bertenaga oleh Dea, benar saja Dea kembali memakannya di dalam Toilet. Sungguh pagi ini benar - benar memberi extra kehangatan untuk Tari.

"Sayang, nanti istirahat kayaknya kakak sama Doni deh soalnya kakak udah berapa hari ini mengabaikan dia" Ucap Dea yang mencoba memberi pengertian ke adiknya sembari membantu Tari mengepel lantai.

"Iya kak, silahkan. Kayaknya adek istirahat nanti akan ke ruang BK juga" Ucap Tari yang menyikati pintu toilet

"Kenapa kamu ke Ruang BK lagi? Kamu ada masalah?" Tanya Dea mengkhawatirkan adiknya dan menaruh kain pel nya.

"Nggak dong kak. Kebetulan guru BK baru di sini itu adalah guru BK adek di SMP kemarin kak, kita juga udah cukup dekat. Bahkan adek masuk SMA ini karena rekomendasi darinya. Jadi karena itu adek mau menemuinya" Ucap Tari yang ternyata sudah menyelesaikan tugasnya.

"Gurunya masih muda atau sudah tua? Cewek atau cowok?" Tanya Dea bertubi - tubi

"Gurunya cewek kak, masih cukup muda. Bu Desi namanya" Jawab Tari

"Kamu suka sama dia?" Tanya Dea

"Nggak mungkin dong aku suka sama Bu Desi, udah jelas - jelas aku sukanya sama kakak. Sama Bu Desi itu udah seperti teman kak, aku itu anaknya sedikit susah bergaul itulah sebabnya waktu SMP aku lebih sering di Ruang BK bantuin buk Desi apalagi kalau adek lagi malas belajar tinggal bilang aja sama Bu Desi, nanti dia yang minta izin buat adek nggak ikut jam pelajaran" Ucap Tari sembari tertawa

"Yakin beneran nggak suka" Tanya Dea

"Beneran kakak ku. Kapan adek bohong sama kakak, lagian Bu Desi itu udah punya suami juga. Bahkan tadi adek di ajakin ngerujak" Jelas Tari yang tak ingin kakaknya salah paham

"Kakak nggak perlu khawatir sama adek, adek nggak bakalan kegoda sama mereka. Lagian adek kan udah punya Kakak angkat adek ini" Sambung Tari kemudian memeluk Dea

"Ihhhh, kenapa peluk - peluk. Kamu itu bau keringat" Ucap Dea

"Sekarang aja bilangnya kenapa peluk - peluk bau keringat, dari tadi siapa tu yang maksa buat jilat - jilat" Sinis Tari

"Hehehe, jangan tinggalin kakak ya sayang" Ucap Dea menatap kearah adeknya

"Nggak bakalan di tinggal, orang hatinya aja udah kecantol" Jawab Tari

"Kakak balik ke kelas gih, adek mau laporan dulu sama Mak lampir kalau udah selesai" Sambung Tari kembali

"Mak lampir siapa?" Tanya Dea

"Itu si kak Indah, kakak harus hati - hati sama dia. Sepertinya dia nggak suka deh sama kakak" Ucap Tari menatap kakaknya serius

"Iya jelas dia nggak suka sama kakak, orang dia sukanya sama kamu dan nggak heran kalau dari dulu dia itu selalu iri dengan kakak" Ucap Dea

"Kenapa jadi adek yang di bawa - bawa?" Tanya Tari

"Kan memang benar, awas aja ya kalau kamu sama dia ada main di belakang kakak. Kakak nggak mau ketemu kamu lagi" Ucap Dea

"Main apa sih sayang ? Peta umpet kah ?" Tanya Tari

"Udah nggak usah pura - pura nggak ngerti deh" Dea memutar bola matanya dengan malas

"Kak, justru adek yang harusnya khawatir sama kakak. Kakak itu kan cantik, sexy, bodynya montok. Pasti banyak yang menginginkan jadi pacar kakak bukan" Ucap Tari menunduk

"Apalah status pacar, kalau adik angkat yang jadi pemenangnya. Dan kamu tenang aja dek, kakak bakalan jaga hati buat kamu kok" Ucap Dea.

"Makasih sayang, I love you" Ucap Tari

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang