"Dek, kita naik bianglala yuk?" Ajak Dea sembari menatap kearah bianglala yang kini tengah berputar.
"Ayo kak, tapi kakak pesen tiketnya ya. Adek ada urusan bentar" Ucap Tari
"Mau kemana kamu, mau cari sugar mommy?" Tanya Dea menatap tajam kearah Tari
"Ngapain nyari sugar Mommy, orang di depan aku udah ada yang lebih segalanya" ucap Tari
"Adek pergi bentar kak, nggak akan lama kok"sambung Tari kembali dan langsung pergi meninggalkan Dea
"Mulai kan tu bocah ngeselin" ucap Dea yang kini di tinggal oleh Tari
***
Tari kini sedang berada di depan salah satu booth yang menjual accesories yang berada di Pasar malam. Saat berkeliling mencari Doni dan Saputra tadi, Tari tak sengaja melihat kalung yang cukup mencuri perhatiannya dan dia berencana membelikan Dea kalung itu. Meskipun bukan Intan permata, semoga saja Dea suka.
"Permisi pak, kalung yang di pajang itu berapa ya pak harganya?"tanya Tari
"Murah kok neng, dua ratus ribu aja neng" ucap bapak penjualnya
"Oke deh pak, saya ambil yang itu ya pak" Ucap Tari
"Nengnya nggak mau nawar dulu neng ?"tanya bapak pembelinya kembali
"Emangnya boleh di tawar pak?" Tari malah balik bertanya
"Ya nggak boleh si Neng" ucap Bapaknya sembari tersenyum
"Kalau nggak boleh di tawar, kenapa nanya saya nggak nawar pak" ucap Tari yang nampaknya sedikit mulai kesal
"Kan biasnya emak - emak zaman sekarang serba di tawar neng. Terasi goceng aja masih di tawar" ucap nya sembari membungkus Kalung pesanan Tari
"Jadi secara nggak langsung bapak ngatain saya emak - emak gitu pak" tanya Tari menatap tajam kearah bapaknya
"Hehe, kan nanti juga bakalan jadi emak - emak neng" ucap bapak itu sembari memberikan bungkus pesanan Tari
"Yaudah deh, ini uangnya pak. Biasa darah tinggi nanti kalau saya meladeni bapak" Ucap Tari semabari berlalu
"Yehhh.. dasar dianya aja yang emosian. Benar - benar anak muda zaman sekarang ya" Ucap bapak itu sambil menggelengkan kepalanya
***
Dea sendiri akhirnya bisa kebagian tiket bianglalanya setelah mengantri cukup panjang, namun sampai sekarang adik angkatnya belum menampakkan batang hidungnya.
"Kemana si tu anak, lama banget. Apa nyamperin si Saputra ya" batin Dea
Dorrrrrrrrr
Tari yang baru saja datang nampak langsung menggetkan Dea dan Dea langsung menarik telinga adiknya itu.
"Kamu itu ya, udah bikin kakaknya lama nunggu, sekarang datang - datang malah ngagetin. Gimana kalau kakak punya sakit jantung. Bisa jantungan kakak" omel Dea panjang lebar.
"Aduhhhh.. ampun sayang, bisa jadi Pinokio nanti adek kak kalau telinga adek di jewer kayak gini" ucap Tari
"Kayaknya kamu itu udah mulai ketularan sama Doni deh, mana ada Pinokio telinganya panjang" kesal Dea yang kemudian melepaskan jewerannya dan mengerucutkan bibirnya kesal
"Jangan mancing - mancing deh sayang" Ucap Tari sembari mengusap telinganya
"Mana ada aku mancing, kamu itu yang dari tadi mancing emosi dan mancing keributan" ucap Dea kemudian langsung masuk ke dalam bianglala
"Sa- ehhh.. kakak tunggu" Tari hampir saja keceplosan memanggil kakak nya, kemudian menghampiri kakaknya itu.
"Kok adek di tinggal si kak" Tanya Tari yang tampak cemberut
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Kakak Angkatku
RomanceSiapa yang menyangka bermula dari sekedar Adik dan kakak angkat namun akhirnya muncul benih - benih cinta di hati mereka.