Kamu Siapa ?

299 27 4
                                    

"Bu Desi" Ucap Tari

"Hahaha, iya sayang. Kamu benar - benar melupakan ibu rupanya setelah ada kakak angkat kamu itu" Ucap Bu Desi menatap Tari

"Ibu tau dari mana kalau kak Dea sedang kecelakaan, jangan bilang ibu adalah orang yang menabrak kak Dea kemarin" Ucap Tari sembari menatap tajam bu Desi

"Hahaha, kalau itu bisa membuat dia jauh dari kamu. Kenapa tidak" ucap Bu Desi kepada Tari

"Sialan, salah kak Dea sama anda apa setan. Kenapa anda tega nyelakain dia sampai membuat dia koma di rumah sakit. Anda itu manusia atau bukan hah, dia itu murid Anda bego. Dimana otak anda hah? di mana hati nurani anda saat menyelakai dia ? Anda itu seorang guru yang seharusnya di jadikan panutan oleh semua muridnya, tapi kalau gurunya aja seperti anda ini apakah anda masih pantas untuk di hormati. Saya selama ini sangat menghargai anda dalam hidup saya dan anda sudah menjadi panutan buat saya, tapi sekarang semua itu susah musnah. Bu Desi Guru kebanggaan saya bagi saya sudah tiada sekarang" Maki Tari dengan penuh emosi

"Itu adalah hal yang pantas untuk dia karena dia telah merebut kamu dari saya. Selama ini saya orang terdekat kamu Tari, kamu selalu berbagi apapun dengan saya, tapi dia merebut kamu dari saya. Semenjak kehadiran Dea dalam hidup kamu, kamu jadi cuek sama saya, kamu selalu memprioritaskan Dea, saya tidak menjadi orang terpenting lagi dalam hidup kamu. Bahkan kamu membela Dea di depan saya, kamu menolak saya karena wanita sialan itu. Jadi kalau dengan Dea mati kamu bisa kembali lagi ke saya, maka akan saya lakukan itu agar kamu bisa kembali lagi kepelukan saya. Jangan salahkan saya Tari, saya begini karena saya sangat mencintai kamu Tari, saya yang menemani kamu selama ini. Saya yang selalu ada untuk kamu. Saya yang lebih dulu mengenal kamu Tari, saya bukan Dea wanita jalang itu" ucap Bu Desi menggebu

Plakkkkkkkk

Tari tak tahan dengan ocehan gurunya ini, bahkan rasanya Tari tak mengenal sosok gurunya sekarang ini

"Selama ini saya menghormati anda sebagai guru saya, Tapi hari ini rasa hormat itu akan hilang. Cinta yang anda lontarkan itu tak lebih dari obsesi bukan cinta. Bukankah sudah berulang kali kalau saya katakan bahwa saya tidak akan dapat membalas cinta anda. Jangan anda pikir dengan anda mencelakai kak Dea saya akan diam saja, saya akan membalas semua perlakuan orang yang menyakiti kakak saya. Dengarkan saya baik - baik ibu Desi yang terhormat, saya tidak tau kak Dea akan berhasil atau tidak melalui masa komanya, tapi satu hal yang perlu anda tahu bahkan jika suatu saat nanti kak Dea tidak berhasil selamat, saya lebih rela ikut mati bersama kak Dea dari pada harus berada di dunia ini tanpa orang yang saya cintai" Jawab Tari dengan mata memerah

"Kamu jangan bodoh Tari, Dea itu tidak pantas untuk kamu" ucap Bu Desi

"Siapa anda yang mengatur berhak atau tidaknya kak Dea bersama saya, anda bukan siapa - siapa saya. Ingat itu" jawab Tari

"Tari apa kamu lupa, kalau sebelumnya kamu selalu menanyakan bagaimana pendapat saya" Ucap Bu Desi

"Itu dulu, tapi mulai sekarang saya tidak membutuhkan itu semua dan perlu anda ingat jika anda terlibat dengan kecelakaan kak Dea saya tidak akan segan lagi terhadap anda" Ucap Tari kemudian berlalu.

***

Satu Minggu kini telah berlalu bahkan kini Bu Desi telah di tetapkan sebagai tersangka atas peristiwa kecelakaan yang tengah di alami Dea. Sedangkan setiap hari Tari tak pernah absen untuk mengunjungi kakaknya meskipun di tengah - tengah kesibukannya dengan banyaknya tugas sekolahnya sekarang. Tari selalu mengunjungi Dea setelah pulang sekolah, bahkan sudah setiap malam dia selalu menginap di rumah sakit untuk menjaga kakaknya. Mama dan Papanya sempat melarang Tari, dan meminta Tari untuk beristirahat di rumah karena kondisi Tari saat ini sudah cukup khawatir, namun Tari selalu beralasan kalau dia selalu ingin jadi orang pertama yang di lihat Kakaknya ketika nanti kakaknya membuka matanya. Meskipun Dea tak menunjukan tanda - tanda bahwa dia akan segera bangun dari tidur panjangnya.

Selama satu Minggu Dea berada di ruang ICU, Dea belum boleh sama sekali untuk di kunjungi, bahkan Tari hanya di perbolehkan melihat kakaknya yang kini tengah terbaring lemah hanya dari balik kaca Transparan.

"Dokter, bolehkah saya melihat kakak saya, saya sangat merindukannya dokter. Saya janji saya tidak akan lama" Ucap Tari saat melihat dokter yang baru saja keluar dari ruangan Dea setelah melakukan pemeriksaan.

"Silahkan nona, tapi sebelumnya anda harus menggunakan pakaian steril terlebih dahulu sebelum anda masuk ke ruang ICU" jawab sang Dokter

"Benarkah dokter, Terima kasih banyak dokter" Ucap Tari sembari melebarkan senyumnya.

"Baiklah nona saya permisi terlebih dahulu" Ucap Dokter kemudian pergi

Sedangkan Tari kini sudah mengenakan pakaian sterilnya, sesampainya di dalam ruangan Tari perlahan beranjak ke arah Dea. Tari menatap nanar tubuh Dea yang terbaring lemah bahkan kini beberapa alat medis masih melekat di tubuh Dea. Tari merasakan sangat sesak di dadanya saat melihat wanita yang begitu di cintainya terbaring lemah tak berdaya.Dadanya sangat sesak, matanya terasa begitu panas bahkan air matanya mengalir dengan sendiri, bahkan kakinya terasa lemas sekarang. Tari duduk di samping ranjang Dea dan menggenggam tangan Dea.

"Hy sayang, tidurnya lelap banget ya kakak bahkan sudah seminggu ini kakak nggak bangun - bangun ya. Apa kakak nggak rindu sama adik kakak yang cantik ini, di sana indah banget ya kak sampai bikin kakak lupa sama adiknya yang di sini bahkan ngebiarin adek sampai nggak . Sayang, maafin adek ya berkali - kali adek udah mengecewakan kakak, nyakitin kakak, buat kakak sedih dengan semua kebodohan adek. Kak, adek tau adek salah, tapi kenapa kakak hukum adek dengan cara seperti ini kak, adek rela kakak pukul adek, adek rela kakak maki adek, adek rela kakak hukum adek, tapi jangan hukuman seperti ini kak, adek nggak sanggup melihatnya, hati adek sakit kak melihat kakak terbaring lemah kayak gini tapi adek gak bisa bantu kakak apa - apa. Adek merasa jadi orang yang nggak berguna banget kak, adek cuma bisa nyakitin kakak doang tanpa bisa menyembuhkan kakak. Apa adek masih pantas buat kakak, setelah semua perbuatan yang adek lakuin ke kakak adek merasa kakak terlalu baik untuk adek. Kakak tau, ternyata orang yang menabrak kakak adalah Bu Desi kak, dia sengaja banget mau nyelakain kakak supaya bisa sama adek, kenapa dia jahat banget kak sampai bikin kakak kayak gini. Harusnya adek yang ada di posisi kakak, tapi tenang aja kak dia udah dapat balasan yang setimpal kok kak, kasih adek kesempatan sekali lagi kak supaya adek bisa membuktikan kalau adek sayang banget kak, dan setelah kakak sadar adek janji akan memperjelas hubungan kita kak. Adek janji akan membahagiakan kakak, dan nggak ngecewain kakak lagi. Adek mohon kak, satu kesempatan lagi kak" Ucap Tari panjang lebar bahkan tangisan Tari terdengar begitu lirih.

Tari mengecup tangan Dea begitu lembut, dan Tari seperti merasakan kalau jari Dea bergerak meskipun tak banyak. Air mata Dea perlahan mengalir meskipun dengan mata yang masih tertutup.

"Kak, adek mohon kak satu kesempatan lagi Kak, Adek mohon" Ucap Tari dengan sangat pelan. Tari sangat berharap ada keajaiban terhadap kakaknya itu .

Dan dengan ajaibnya seolah tuhan mendengarkan Doa Tari, Dea perlahan membuka matanya dan menatap ke sekeliling nya.

"Kakak" ucap Tari dengan air mata yang begitu deras,

"Terimakasih Tuhan, terima kasih karena sudah mengabulkan doa - doaku" Ucap Tari yang sangat senang melihat Dea yang sudah sadar

"Kamu Siapa ?"

Deghhh

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang