Tari Jadi Rebutan

507 35 2
                                    

Hari demi hari sudah ku lalui tanpamu

Tapi kenapa rasanya tak sebahagia saat bersamamu

Warna pelangi pun kini tampak kembali menjadi kelabu

Seakan semua kembali seperti semula sebelum aku mengenalmu

Aku pernah menjadikanmu orang paling spesial dalam hidupku

Ku jadikan tempat ku mengadu dan mengeluh

Bagaikan rumah yang slalu menunggu kepulanganku

Tapi nyatanya itu hanyalah sebuah anganku

Kenapa kau hadirkan harapan

Jika akhirnya harus mengecewakan

Yang meninggalkan begitu banyak kenangan 

Namun akhirnya harus berujung perpisahan

Kau yang mampu membuat ku hilang kendali

Bahkan membuatku sampai cinta mati

Tapi kau justru tancapkan ribuan duri

Namun salahkah jika aku mengharapkan mu kembali

* Dea Apriyanti *

***

Dua hari tanpa komunikasi dengan Kak Dea bukanlah hal yang mudah. Bahkan kak Dea tak pernah lagi kembali ke rumah Tari sejak hari itu, dan Tari juga tak menemukan keberadaan kak Dea. Sementara di sekolah, Tari di tuntut harus segera menyelesaikan tugas Madingnya. Dan hari ini adalah hari pengumuman dari seluruh kegiatan yang ada di SMA 1 Airlangga.

Tari yang kini baru saja tiba di sekolah langsung di suguhkan dengan pemandangan yang benar - benar membuat hatinya remuk seketika. Penampilan yang kacau karena sudah beberapa hari kurang tidur namun tak sekacau perasaannya sekarang.

"Kenapa melihat kamu bersama orang lain hati aku sangat sakit kak" Ucap Tari pelan sembari menatap ke arah Dea dan Doni yang baru saja tiba dan mereka mengenakan baju adat Palembang. Tampak sangat serasi sekali.

"Terluka tapi tak berdarah" Ledek Rina yang kini berada di samping Tari.

"Lo bisa diem nggak" Bentak Tari

Dea yang melihat Tari yang baru saja tiba di sekolah juga seakan tak memperhatikannya. Bahkan kini Dea merangkul lengan sang pacarnya.

"Sayang, kita udah cocok banget kalau jadi pengantin. Nanti kalau kita nikah kamu mau pakai adat apa sayang ?" Tanya Doni kearah Dea

"Pakai adat istiadat aja boleh nggak?" Tanya Dea kini justru balik bertanya

"Aku serius sayang?" Tanya Doni

"Mau dong di seriusin" Ucap Dea sembari terkekeh

Dea sengaja membuat adiknya itu terbakar cemburu pagi - pagi begini.

"Guys, kalian duluan aja. Gue ada urusan bentar" Ucap Tari yang meninggalkan parkiran sekolah menuju Taman.

Dea melihat kepergian Tari, sebenarnya sangat rindu dengan adiknya, namun tak segampang itu Dea mau memaafkan Tari begitu saja.

***

Di taman, Tari sendiri tengah duduk seorang diri dengan di temani sekaleng minuman dingin. Namun belum bisa mendinginkan suasana hatinya.

"Hufffffftttttttttt.. Sampai kapan kita berantem kayak gini kak. Gue gak bisa tanpa Lo, mata gue nggak bisa terpejam karena Lo nggak di samping gue. Kenapa si Lo itu jadi candu banget" Batin Tari yang kembali membayangkan momen - momen kebersamaannya dengan Dea"

Namun langitpun ikut mendung, seolah mewakili perasaan Tari, dan tetesan demi tetesan hujan mulai turun. Tapi Tari sama sekali tak beranjak dari tempatnya, bahkan untuk mengumpulkan madingpun sudah Tari serahkan kepada anggota teamnya. Handphone Tari berdering, saat Rina menelepon menanyakan keberadaannya.

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang