Tari Jadi Rebutan 2

529 36 1
                                    

"Lo itu siapa. Jangan terlalu halu deh jadi manusia" Ucap Indah menatap ke arah Rina. Sungguh Indah akui pesona Tari begitu luar biasa sehingga membuat orang - orang memperebutkannya.

"Eh sialan, Lo jangan bikin gue tambah pusing ya gila. Gue berurusan dengan dua perempuan gila ini aja udah setres, jadi Lo jangan nambahin beban gue setan" Ucap Tari dengan nada yang penuh emosi. Sungguh dia Tak habis pikir, apa yang ada di pikiran perempuan - perempuan setres ini yang memperebutkannya di tengah hujan sekarang ini.

"Tari, di antara mereka semua yang sudah pada tua - tua lebih baik Lo sama gue Tari. Gue masih muda, masih cantik, masih seksi, dan yang jelas gue masih perawan. Gue siap menyerahkan seluruh tubuh gue buat Lo Tari, dan gue juga mau jadi sugar baby Lo Tari" Ucap Rina sembari menatap Indah dengan Desi dengan tatapan mengejek.

"Murid kurang ajar kamu ya. Apa maksud kamu ngatain kami sudah tua, jelas yang tua seperti ini yang lebih berpengalaman dan lebih memuaskan dari pada kamu bocil ingusan" Ucap Bu Desi yang tak terima dengan ucapan Rina

"Yang tua tu si guru gila itu, udah tua tapi malah nggak inget di umur. Kalau gue masih muda, gue mah ogah Tari punya sugar baby dari tampang aja udah kelihatan banget nyusahin. Bukannya hidup Lo bahagia yang ada malah makin sengsara" Ucap Indah sinis

Mendengar perkataan Indah, kini Bu Desi berjalan menuju Indah dan menjambak rambut Indah, karena dia sudah sangat geram dengan kelakuan muridnya ini. Sementara Rina kini menampar pipi Indah, karena dia tak terima di bilang tampang nyusahin.

"Wahhh.. Apakah saya melewatkan sesuatu yang penting di sini?" Tanya Dea yang tiba - tiba muncul di tengah keributan yang terjadi.

Degghhhhh

"K-kakak" Ucap Tari yang melihat kehadiran Dea. Sungguh Tari tak menduga kalau Dea akan menemuinya di sini apalagi di saat para perempuan - perempuan gila ini saling memperebutkannya.

Bughhhhhhh

Kini Tari langsung bersimpuh dan memeluk erat kaki Dea, seakan tak membiarkan Dea untuk pergi meninggalkannya kembali. Sungguh dia sangat rindu dengan kakaknya ini.

"Kak, maafin adek kak, yang sudah berkali - kali menyakiti kakak. Maafin adek yang bodoh ini karena terus - terusan mengecewakan kakak, kakak boleh marah sama adek, kakak boleh pukul adek sesuka hati kakak, kakak boleh hukum adek sepuas kakak. Tapi tolong kak, jangan pernah kakak melepaskan adek kak dan meminta adek agar menjauhi kakak. Adek nggak bisa tanpa kakak, maaf kalau adek sudah bikin kakak kecewa, maaf kalau cara adek melindungi kakak itu salah. Tapi sumpah adek nggak bermaksud untuk buat kakak nangis, adek memang payah kak. Selama ini adek selalu berusaha agar tidak ada orang lain yang nyakitin kakak ataupun bikin kakak sedih. Tapi apa, justru adek sendiri yang bikin kakak nangis dan sedih. Hiksss... Hikkkssss.. Hikssss" Tangisan Tari pecah di iringi dengan derasnya air hujan bahkan kini Tari sudah tak perduli lagi dengan harga dirinya. Yang penting baginya hanyalah kakaknya mau memaafkannya.

"Dek, bangun jangan bersimpuh sama kakak kayak gini. Kamu nggak malu di lihat fansmu nangis - nangis kayak gini, nanti kalau mereka ilfil sama kamu gimana?" Ucap Dea dengan sinis.

Rina, Indah dan Bu Desi hanya bisa menatap heran dengan Tari karena bisa - bisanya Tari bahkan bersimpuh di hadapan Dea, tapi dengan mereka Tari seperti sangat jijik dengan kehadiran mereka.

"Kak, aku nggak perduli dengan perkataan orang lain. Orang lain mau menghina aku, mau membenci aku, mau meninggalkan aku, aku nggak peduli selagi orang itu bukan kakak. Orang lain boleh menghinaku tapi aku nggak akan membiarkan orang lain untuk menghina kakak dan menyakiti kakak" ucap Tari yang masih betah memeluk kaki Dea.

"Dek, kakak cuma nggak mau jadi orang yang egois kalau tetap menahan kamu dengan kakak. Kakak ingin kamu bahagia dek, meskipun melepaskan kamu sendiri adalah hal paling menyakitkan buat kakak" Ucap Dea

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang