13

1K 23 0
                                    

Tari langsung mencium bibir Dea bahkan melumat bibir sexy Dea dengan penuh nafsu. Menghisap lidah kakaknya dengan rakus bahkan sampai membuat Dea kewalahan dan kehabisan nafas.

"Ahhhhhh, mmmmppppppphhhh" Desahan Dea terdengar dengan nafas yang kembang - kempis.

Tari yang seolah tak memberi kesempatan sama sekali kepada kakaknya itu untuk mengatur nafasnya, kini malah justru membelit lidah Dea dan terus menghisapnya. Sehingga suara decakan ciuman mereka terasa begitu menggema memenuhi ruang kamar mereka.

Di saat lidah mereka saling berperang, tangan Tari kini sudah meremas kedua susu gantung milik Dea yang kini masih tertutup oleh bathrobe.

"Shhhhhhhh, Dekkkkkkk" Suara Desahan Dea berhasil lolos dari bibir sexynya.

Taripun bangkin dan dengan cepat membuang bathrobe yang di kenakan kakaknya itu ke lantai.

"Nah kan kalau begini enak, mari kita mendaki gunung dan menyusuri lembah kak" ucap Tari dengan tatapan penuh nafsu ketika melihat tubuh telanjang Dea.

Saat mau memulai mendaki gunung kembarnya, Dea langsung menahan Tari.

"Kenapa cuma kakak aja yang telanjang. Kamu juga dong" ucap Dea yang tak terima kalau telanjang sendirian.

Mendengar permintaan kakaknya dengan cepat Tari membuka bathrobe yang melekat di tubuhnya ke sembarang tempat. Karena dia sudah benar - benar tak sabar ingin mendaki gunung kembar yang kini sudah nampak mengeras dan sudah siap untuk di hisap tentunya.

Namun ketika saat ingin mendaki, Tari tiba - tiba ingat kalau dia belum membuat peta - peta kecil di leher jenjang kakak tersayangnya itu. Tentu saja hal yang tidak boleh Tari lupakan adalah membuat tanda kepemilikannya agar di sekolah nanti tak akan ada yang merebut kakak tersayangnya ini.

"Shhhh.. Ahhhh, dekkkkkkkkkk" Racau Dea kenikmatan.

Dea memejamkan matanya di saat adiknya kini menjilat dan menghisap leher jenjangnya. Dea sendiri tak melarang adiknya agar tidak meninggalkan jejak di lehernya. Biarlah adiknya itu senang toh nanti juga Dea akan menutupi tato macan tutul itu meskipun nanti dia pasti akan kesulitan sendiri.

"Dekkk.. Nenennn kakkkkakkk gaaatttelll darriii taaadiii diii angguurriiinn" Ucap Dea yang mengkode Tari agar menghisap puting kakaknya.

Sluuurrrpppp

"Hiiiissssappp leeeeebiiiihh keenncaanngg dekkk" Desah Dea yang kenikmatan ketika Tari mulai memanjakan kedua Gunung kembar miliknya ituuu. Sebenernya Tari sendiri sedikit heran, bukankah tadi pagi kakaknya kesal karena ulahnya yang semalaman menghisap putingnya. Tapi apa sekarang puting kakaknya  justru terasa gatal minta ingin di manjakan.

"Shhhhhhhhh, ahhhhhh dekkkkkk nikkkmaaatt bangggggeeett" Ucap Dea sembari meracau meskipun putingnya masih terasa nyeri namun Dea sangat menyukai kalau putingnya di hisap oleh Tari.

Sebelah tangan Tari perlahan turun kebawah membelai Lembah milik Dea yang kini sudah sangat becek di sana dan seolah ingin segera minta di puaskan.

"Ssshhhhhhhh"

Tari langsung memposisikan paha mereka menjadi posisi menyilang seperti gaya menggunting, kemudian Tari menggerakkan vaginanya agar bisa menyatu dengan vagina milik kakak angkatnya. Begitu kedua vagina itu telah menyatu begitu jelas terdengar suara becek dari cairan yang begitu terdengar seolah menjadi irama yang begitu menggema di telinga.

Tari menggerakkan pinggulnya maju mundur begipula dengan Dea yang juga ikut menggerakkan pinggulnya, sehingga membuat vagina mereka benar - benar menyatu dengan sempurna. Bahkan kedua daging kecil di tengah gumpalan daging kini tampak seperti sedang saling menyapa untuk pertama kalinya.

Pesona Kakak AngkatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang