63

4.2K 148 22
                                    

TYPO BERTEBARAN

HAPPY READING

Malam hari
Saat ini Mara tengah termenung di sebuah taman yang berada di Markas Black Wolf.

Ia menyendiri di sana seraya menatap hamparan bintang yang menghiasi langit malam.

Tiba-tiba seseorang datang menghampiri Mara dan langsung duduk di sampingnya.

"Lo kenapa? Ada masalah? " Tanya Arka seraya menatap Mara.

Mara lantas menoleh "gapapa" Jawab Mara kemudian mengalihkan pandangannya.

"Lo nggak biasanya kayak gini, Ra" Ucap Arka.

"Jujur sama gw atau gw cari tahu sendiri dan siapapun yang bikin lo kayak gini jangan harap mereka akan selamat" Lanjut Arka dengan tatapan mengintimidasi.

"Gw gak akan membiarkan itu semua karena yang buat gw kayak gini itu orang tua gw" Balas Mara seraya mendongak untuk menahan air matanya supaya tidak jatuh.

Arka lantas terkejut "apa yang sebenarnya terjadi? " Tanya Arka.

Mara menarik napasnya kemudian menatap Arka.

"Jadi gini...... " Dan mengalirlah cerita dari mulut Mara.

Arka mendengar cerita Mara secara seksama.

*******
"Gw akan cari tahu ini semua, dan gadis sialan itu tidak akan bisa lepas" Desis Arka dengan tangan yang sudah mengepal.

"Lo jangan sedih, lo masih punya Black Wolf, lo masih punya Angel Devil. Mereka semua adalah keluarga lo" Ucap Arka seraya memeluk Mara.

"Gw tau Ka, mereka semua keluarga bagi gw, tapi Mommy dan Daddy gw beda, mereka orang yang paling gw sayang. Sekarang mereka udah gak menganggap gw anaknya hanya karena satu orang gadis asing yang datang"ucap Mara dengan suara serak. Runtuh sudah  pertahanan Mara. Sekarang ia tumbang, ia tak sekuat itu jika menyangkut orang tua.

Gadis tangguh bahkan di hujam ribuan peluru tidak akan tumbang, tapi sekarang ia tak setangguh itu, bagian dari hidupnya sekarang telah pergi.

"Sttt sekarang lo boleh nangis, lo boleh keluarin semua kesedihan lo sampe lo puas. Setelah ini lo harus bangkit, lo harus balas dendam ke gadis sialan itu. Tanamin dendam di diri lo hingga dendam itu membara" Ujar Arka.

"Jika lo jatuh karena rasa sakit yang ia berikan, maka lo harus bangkit karena dendam untuk dia" Lanjut Arka seraya mengelus kepala Mara.

Mara lantas menatap Arka seraya menghapus air matanya.

"Ya lo benar, sakit harus di balas sakit jika hanya dibalas maaf itu tidak adil" Ucap Mara seraya tersenyum bukan senyum manis melainkan senyum penuh dendam.

******
Sedangkan di tempat lain, tepatnya dirumah sakit, Altezza masih setia menunggu Mama nya siuman.

Tak berselang lama, Mamanya secara perlahan membuka mata menyesuaikan pencahayaan di sekitar.

Altezza yang melihatnya lantas berdiri dari duduknya.

"Ma, gimana keadaan Mama? mama butuh sesuatu?Ada yang sakit? Apa perlu Al panggilin dokter? " Cerca Altezza.

"Minum" Balas Mama.

Dengan sigap Altezza mengambilkan gelas yang berada di nakas dan langsung memberikannya kepada Mama.

Setelah selesai ia pun meletakkan kembali gelas tersebut ke nakas.

"Ada yang sakit, Ma?. "

Mama tersenyum "enggak ada sayang" Balas Mama.

LEADER MAFIA GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang