Typo Bertebaran
.
.
.
.
.________________________
Ceklek!
Zayn membuka pintu UKS dengan pelan, mengintip keadaan di dalam lewat celah pintu, sebelum akhirnya seluruh badan nya ikut masuk kedalam ruangan itu.
Ara tengah tertidur membelakanginya.
Mengetahui hal itu membuat Zayn sedikit lega, karena ada sedikit ruang untuknya bisa melihat keadaan Ara tanpa diusir oleh sang empu.
Zayn kini berada tepat di belakang Ara, tangannya terulur menempelkan punggung tangannya di kening guna memeriksa suhu tubuh gadis itu.
Lagi lagi ia bernafas lega karena mendapatkan suhu tubuh Ara tidak lagi sepanas tadi pagi.
Mengedarkan pandangannya, tatapan Zayn lalu berfokus pada beberapa sampah makanan yang berada di meja kecil, yang ia yakini itu bekas Ara dan teman-temannya yang belum sempat dibuang.
Zayn berniat ingin membersihkan sampah yang berserakan di meja itu dan membuangnya, namun belum sempat Zayn melangkah, dari arah belakang ia merasakan seseorang tengah mencekal lengannya dengan erat, Zayn pun segera berbalik, lalu ia mendapati Ara yang tengah menatapnya dengan wajah khas bangun tidurnya.
"Udah bangun?" Tanya Zayn pada Ara. Pertanyaan bodoh memang, namun ia yakin pasti semua orang sering refleks mengucapkan pertanyaan bodoh seperti itu.
Ara hanya mengangguk, lalu melepaskan cekalannya pada Zayn. Membuat Zayn merasa kalau Ara masih marah padanya.
"Perlu sesuatu? Haus? Minum?" Tanya Zayn lagi, berusaha menghilangkan kecanggungan yang tiba-tiba saja terasa di antara mereka.
Ah Zayn sangat menyayangkan hal itu.
Ara menggeleng, ia mendekat ke arah Zayn, memeluk perut Zayn dan menenggelamkan kepalanya disana.
Kalau tidak karena pelukan Ara yang erat, Zayn hampir saja mundur ke belakang karena terkejut mendapatkan perilaku Ara yang tiba-tiba. Detak jantung yang tadi nya normal kini perlahan mulai abnormal, meskipun sudah berganti status menjadi pacar tetap saja, rasa malu dan belum terbiasa itu masih ada.
Perlahan tangan Zayn terulur, mempuk-puk pundak Ara dengan pelan. Meskipun awalnya sempat ragu dengan apa yang dia lakukan, namun kini mulai terbiasa, sampai menjadi teratur.
Ara melepaskan pelukannya, ia kembali berbaring dengan benar, merapihkan rambutnya karena salting telah bertindak tiba-tiba seperti itu.
Malu bangettt!!
Sementara Zayn, ia merapihkan poninya meskipun tidak berantakan. Ara melihat itu, diam-diam merasakan gemas, entah sadar atau tidak Zayn dengan tindakannya itu, tapi Ara menyadari kalau tindakan itu adalah bentuk gerakan refleks Zayn ketika cowok itu tengah menahan salting.
Seolah tak ingin pikirannya teralihkan terlalu lama, kenyataan yang diberitahukan sahabatnya kembali memenuhi pikirannya.
Apakah Zayn tahu soal ini? Ara pusing memikirkan hal hal yang bahkan tidak terbesit di otaknya, ingin rasanya membeturkan kepala."Kok diem?" Tanya Zayn, melihat Ara yang hanya berdiam sambil sesekali keningnya mengerut.
Ara melirik Zayn, "kamu tahu aku lagi sakit, gak mungkin aku kayang kan?" Sinisnya pada Zayn. Entah kenapa rasa kesal itu masih ada di hati Ara, apalagi ketika melihat wajah Zayn. Meskipun tadi sempat goyah oleh godaan dunia.
"Nggak harus kayang juga." Balas Zayn dengan polos. Ara bahkan sampai memijit pelipisnya, kenapa harus dibales sihh??
Ingin rasanya Ara berteriak didepan wajah Zayn dengan kalimat seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu Tampan Pemikat Hati
Fiksi Remaja"Maksud kamu apa?" "Iya, aku suka sama Bang Cupu Ganteng, Bang Cupu Ganteng mau gak jadi pacar Ara?" "..." "Stop panggil saya Bang Cupu Ganteng!" "Emangnya nama Bang Cupu Ganteng itu siapa? "_Joko? Dayat? Sapri? Udin? atau Rojali?" "Saya tidak puny...