PART-48

1.2K 36 5
                                    

Typo Bertebaran
.
.
.
.
.

___________________________________

"Pak, jalan." Setelah mengucapkan itu, mobil taksi tersebut melesat dengan cepat melewati Zayn yang sempat berlari namun kini terdiam kaku melihat kepergian mobil itu.

Zayn terlambat, dan Zayn melanggar janjinya pada Joy. Ia menyugar rambutnya dengan kasar, lalu pergi menuju mobilnya guna mengejar taksi yang di tumpangi oleh pacarnya.

Zayn mengemudi layaknya seperti orang kesetanan, dengan kondisi mata memerah Zayn tak pernah lengah memperhatikan mobil taksi yang jauh berada di depannya itu.

Tangan kirinya merogoh saku baju, mengambil sebuah kotak beludru berwarna merah, lalu sedetik kemudian ia merematnya.

Rencana nya yang akan membawa Ara ke suatu tempat, lalu memakaikan sebuah cincin yang sengaja ia pesan jauh-jauh hari hancur begitu saja.

Setelah hampir setengah jam Zayn mengemudi, akhirnya sampai juga di depan rumah kedua orang tua Ara, namun lagi-lagi ia terlambat, ternyata taksi itu sudah pergi sebelum ia sampai kesini.

Zayn mematikan mobilnya terlebih dahulu, lalu keluar dan berdiri di depan kap mobil. Mungkin sekarang Ara sudah berada di kamarnya_batinnya. Pas sekali setelah membatin, ia bisa melihat kalau lampu kamar Ara baru saja dinyalakan, baru lah setelah ini Zayn bisa bernafas lega.

Untuk saat ini biarlah Ara meredakan emosinya, lalu setelah esok tiba ia akan berusaha menjelaskan nya kembali.

"Maaf." Gumam Zayn, matanya tetap fokus melihat kearah jendela kamar Ara.

Setelah itu, Zayn kembali menaiki mobilnya dan melesat pergi meninggalkan rumah orang tua Ara.

Mungkin dia juga butuh untuk menenangkan dirinya sendiri untuk saat ini.

_

Ara menyalakan lampu kamar, melepas tasnya lalu melemparnya ke atas kasur. Setelah itu ikut mendudukkan dirinya di atas kasur.

"Gua bingung, gua bingung harus percaya sama siapa sekarang." Gumam Ara dengan suara lirih, tatapannya masih sama, dingin dan datar.

Beberapa menit lalu, tepatnya ketika sampai di depan pintu rumah, dengan penuh tekad Ara mulai memasuki rumah, begitu kakinya berjalan melewati ruang TV betapa terkejutnya ia melihat kedua orang tuanya sedang makan malam.

Mereka juga terkejut, tentu Ara sudah menduga hal itu. Jadi sebisa mungkin Ara harus bersikap seperti biasa agar mereka tidak curiga.

"Kok kamu udah pulang, cepet banget ngedate nya." Kata mami dengan tatapan bingungnya.

"Si mami, udah bagus anak gadisnya pulang cepet, dari pada pulang malam, yang ada di omongin tetangga lagi." Sahut Ara kesal.

Ranti mendelik, "Hush kamu ini."

"Yaudah sana gih ke kamar, jangan ganggu mami sama papi, nanti kamu jadi setan nya." Ujar Ranti sambil mengibas-ngibaskam tangannya.

Ara tidak membantah, dia langsung saja melongos menaiki tangga menuju kamarnya. Dalam hati Ara tidak henti-henti mengucapkan kata syukur karena orang tuanya tidak banyak bertanya lebih jau lagi.

Cupu Tampan Pemikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang