PART-51

492 24 0
                                    

Typo Bertebaran...
.
.
.
.
.

_________________________

Seperti hari hari biasanya, semenjak Ara dan Zayn resmi berpacaran, Zayn selalu mengantar jemput Ara. Sudah seperti ojek memang, tapi namanya juga lagi kasmaran, pasti fine fine aja, justru itu kesempatan emas untuk bisa berduaan dengan sang pacar.

Zayn itu udah bucin akut!

"Jangan lupa, nanti malam kalau ada apa-apa kabarin." ujar Zayn memperingati Ara untuk kesekian kalinya. Ara sampai jengah mendengar nya.

"Perlu Ara kasih tahu, bang Zayn ganteng udah bilang itu berapa kali?" Ara tersenyum geli menatap wajah Zayn.

Zayn berdehem, ia tersipu malu, mempertanyakan emang seberapa banyak dia mengatakan itu?

"Gak perlu, yaudah sana gih masuk." titah Zayn, sembari mendorong pintu gerbang rumah Ara yang kebetulan berada di dekatnya.

Sekalian aja Zayn dorong, supaya Ara gak perlu lagi dorong gerbang itu susah payah.

"Kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin saya." ujar Zayn lagi, tanpa menyadari Ara yang kini sudah melotot ke arahnya.

"TUH KANNN... NGOMONG ITU LAGI" Ara tidak bisa menahan teriakannya lagi, Ia melototi Zayn sembari menunjuk wajah cowok itu. Terlalu shock sekaligus gemas secara bersamaan.

"Gak usah dibahas, udah sana kamu masuk." Buru-buru Zayn mendorong pelan tubuh Ara agar segera masuk ke dalam rumahnya. Zayn sudah tidak peduli dengan leher dan telinganya yang sudah memerah, menahan malu.

Setelah memastikan Ara sudah masuk, Zayn kembali mendorong gerbang itu agar tertutup seperti semula.

"Bang Zayn ganteng." Panggil Ara, membuat Zayn yang baru saja hendak melangkahkan kakinya menuju motor jadi mengurungkan niatnya. Zayn lantas membalikkan badannya, dan menatap Ara yang kini tersenyum manis.

Sayang, pagar menjulang tinggi itu menghalangi mereka.

"Makasih." ucap Ara sambil tersenyum manis. Ia melambaikan tangannya kearah Zayn sembari mulutnya bergerak berkata 'hati-hati' walaupun tidak ada sama sekali suara yang keluar dari mulutnya. Hanya ada gerakan samar, dan Zayn mampu menangkap maksudnya.

Zayn membalas lambaian tangan itu sembari tersenyum pula, lalu menganggukan kepalanya. Ahh rasanya ia benar-benar merasakan apa itu namanya jatuh cinta, butterfly effect itu Zayn merasakannya, dan rasanya tidak dapat Zayn jabarkan.

***

Zayn melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang padat setiap saatnya.

Tujuan Zayn sekarang adalah pergi ke kantor sang papa, yang pastinya nanti akan turun kepadanya.

Sudah lama Zayn tidak mengecek perusahaan itu setelah cukup lama di titipkan sementara pada Faisal.

Zayn belum sepenuhnya memegang alih perusahaan, masih ada nama papanya di baliknya. Gerald tahu Zayn masih di sibukkan dengan tugasnya sebagai pelajar.

Namun, Zayn tetap akan menggantikan posisinya kelak, Zayn adalah anak satu-satunya, sudah seharusnya dia yang akan menggantikannya bukan?

Cupu Tampan Pemikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang