Akhirnya mereka sampai tempat tujuan setelah beberpa menit perjalanan, rizal memarkirkan motornya dan mereka pun masuk.
"Kita mau kemana?"
"Kan mau beli pakaian."
Mereka berjalan menuju tempat pakaian tanpa memperdulikan pandangan orang lain pada mereka yang seolah berkata dasar anak jaman sekarang, dan akhirnya mereka sampai, mungkin ini matahari yak.
"Kamu mau beli apa, kaos, celana, dress, blouse, atau apa?" Tanya rizal.
"Emang kamu bawa duit berapa sampai disuruh milih." Bukannya menjawab gustin balik tanya.
"Ada sih, kan aku sudah ikut bantu mama lumayan lama, dan kalau duitnya kurang kan bisa pakai pemberian papa."
"Naah itu, kalau bisa semua kenapa harus pilih-pilih kan, hehe."
"Nanti dipakai gak, ntar udah keluar duit banyak plah gak dipake."
"Pakai dong, boleh ya, suami."
"Iya iya istri, gini ni kalau ada maunya."
"Biarin."
................
Baca lengkapnya di karyakarsa yagesa....
https://karyakarsa.com/Genderbender/chapter-22-wemen-moment
.............
"Gustin! Tunggu. " Terdengar teriakan dari belakang.
"Ogah, aku mau pulang."
"Makanya tunggu, aku ambil motor dulu."
"Ogah, aku mau pulang sendiri." Gustin lekas berjalan dengan cepat menelusuri jalaran raya sambil mencari angkot.
Rizal yang melihat gustin mejauh pun buru-buru mengambil motornya, tentu dengan membawa belanjaan gustin yang baru saja dibayar.
Karena tidak melihat angkot gustin hanya terus berjalan sambil menjauh dari rizal, namun karena rizal naik motor akhirnya bisa terkejar.
"Ayo naik."
"Ogah, dasar mesu, aku mau pulang sendiri."
"Lah, ini mau hujan lho, buruan ntar keburu hujan."
"Biar."
Gustin terus berjalan dan rizal dengan kesal mengikutinya.
"Ayo lah naik."
'Nih anak, minta maaf aja nggak.'
Dan benar apa yang telah diprediksi, hujan pun turun.
"Hey, hujan ini."
"Tau."
Rizal berjalan pelan sambil menuntun motornya karena gustin masih kekeh tidak mau naik.
"Aduh ni anak, kaya anak kecil aja."
Karena hujan semakin deras dan rizal sudah habis kesabaran, rizal pun turun dari motornya kemudian menangkap gustin dan mengangkatnya ke motor.
"Turunkan aku." Berontak gustin.
"Udah diam."
Karena gustin kalah tenaga, akhirnya rizal berhasil membawa gustin ke motornya, dan setelah itu rizal naik ke motor.
"Pegangan, kita pulang." Ucapnya.
"Hih." Gustin mencubit pundak rizal dengan kesalnya.
Momen itu berhasil membuat orang disekitar tertawa, karena di sekitar memang sedang ada orang yang sedang berteduh dari hujan.
"Ada apa mas, kok ceweknya marah, hahaha."
"Ini pak, katanya kecewa karena calon pilihanya tidak terpilih jadi presiden."
"Haha, emang dia pilih manis atau janggar. "
"Hahaha." Tiba-tiba gustin tertawa mendengar bercandaan mereka.
"Lah malah ketawa."
"Apa? gak suka aku ketawa, cepetan jalan, aku keburu dingin ini."
"Siapa juga yang suruh hujan-hujanan."
..
.
Bersambung....
Kadang lihat vidio lucu bisa jadi bahan novel, hehe.
Jangan lupa vote ya.. Suka gak suka harus vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Agus tapi Agustina
Romance"Ma, aku gak mau jadi cewek." itulah masa depanku. Sebelumnya namaku Agus, ketika SD aku dibuat mainan sma mamaku, aku didandani seperti anak cewek, dipakein rok dsb. ketika smp aku tau apa yang dilakukan mamaku adalah buruk, jadi aku sering marah-m...